Lecya menuruni anak tangga,kepalanya sedikit pusing mungkin efek dari semalam.ia berniat meminta tolong mang suep untuk mengurus mobil yang ditinggalnya kemarin malam
"Mang,mang suep". Suep yang mendengar itu berlari kecil ke asal suara tersebut
"Iya non lecya".
"Mang kemarin mobil saya saya tinggal di jalan Patimuan no 28, jaraknya 100 m dari warung kopi.tolong di bawa bengkel ya mang". Lecya mengulurkan uang untuk biaya bengkel dan transportasi pada suep.
"Siap non". Suep pergi menjalankan perintah Lecya
"Lecya". Lecya membalikan badannya ke arah sumber suara
"A-a-ayah". Lecya takut percakapannya dengan mang suep terdengar oleh Richard ayahnya
"Ada yang ingin ayah bicarakan". Lecya menelan ludahnya ia berharap ayahnya tidak mendengar percakapannya tadi.
Lecya mengikuti ayahnya,duduk di sofa.keringat dingin mengalir dari dahinya,hembusan nafas yang tak teratur.selama ini Lecya selalu menyembunyikan kebiasaam buruk yang di lakukan,Richard selalu mengetahui apa yang purinya lakukan melalui anak buah yang menyamar untuk mengawasi putrinya.namun ia bersikap seolah olah tidak ada sesuatu,ia sadar tidak ada waktu untuk putrinya.semenjak berpisah dengan istrinya sampai sekarang pun,Richard masih saja sibuk dengan pekerjaannya.
"Bagaimana dengan pria yang ayah kenalkan ke kamu nak?".Richard membuka percakapannya,Lecya menghela nafas tenang.ternyata apa yang dipikirkannya tidak terjadi
"Mmm beri Lecya waktu buat berfikir yah,ini sangat tiba tiba dan lecya belum siap menerimanya". Lecya berkata apa adanya,sebenarnya ia bisa saja mengatakan tidak pada ayahnya.tetapi ia takut akan ada ancaman yang ayahnya berikan kepadanya,misal kehilangan uang jajan dan barang barang berharga lainnya.
"Ayah sangat senang jika kamu setuju dan menerima pria yang ayah pilihkan buat kamu". Lecya hanya bisa diam dan tersenyum 'ogah amat gua ih ,amit amit.gua kan udah ada Bram'
"Dan ayah akan memberikan fasilitas lebih untukmu jika kamu bersedia menikah dengan Mavendra". Lecya membulatkam matanya tidak percaya 'hidup mewah' itulah yang ia dambakan selama ini,mengingat semasa tinggal sederhana dengan ibunya di desa."Ayah beneran?" Tanya Lecya tidak percaya
"Benar,bahkan setelah kamu lulus kuliah,ayah akan menyerahkan perusahaan kepadamu,dengan syarat menikah dengan Mavendra". Lecya mengangguk paham,masalah maven menjadi urusan belakangan.yang jelas Richard sudah menjanjikan hidup mewah untuk Lecya.
"Baiklah Lecya setuju,atur saja kapan aku akan menikah.terimakasih ayah". Lecya senang di usia muda masa depannya sudah terlihat cerah.
Ia meraih ponselnya,menekan pada sebuah nomor yang terteta di layar.
"Hallo mah".
"Hallo sayang,gimana kabar kamu?".
"Lecya baik mah,lecya ada kabar bagus.kata ayah seletah lecya lulus kuliah nanti.perusahaan milik ayah akan dialihkan atas nama lecya,tapi"
"Benarkah? Tapi apa? "
"Tapi Lecya harus menikah dengan lelaki pilihan ayah,dan Lecya menyetujuinya".
"Lecya apapun keputusan yang kamu buat harus dipikirkan matang2,jangan karena harta kamu jadi begini nak.ingat hubungan pernikahan bukan untuk di jadikan permainan."
"Iya mah. Minggu besok sudah libur akhir semester,Lecya bakal kesana.bye". Lecya mematikan sambungan telepon Linda- ibunya
"Apapun masalahnya Uang nomer 1". Umpat Lecya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendam
RandomSikap Lecya berubah 360° saat ia tinggal bersama Ayahnya,menjadi gadis nakal,pembangkang,keras,egois. Berbeda dengan saat tinggal dengan ibunya. bukan tanpa alasan,Lecya sebenarnya membenci ayahnya karena dari kecil ia ditinggal oleh ayahnya.dan bar...