7

0 0 0
                                    

Maven POV

Hari ini untuk pertama kalinya aku mengenalkan perempuan pada ibuku,sedikit ragu tapi aku yakin ibu bakal menyukai Lecya.bukan hanya karena ayahnya yang merupakan atasanku.

Saya tetap menjalankan mobilnya,Lecya dari awal perjalanan sampai sekarang masih saja memainkan benda pipih di tangannya,tidak memperhatikan jalan.
Sampailah kita di tempat tujuan,Rumahku.

"Ko kita ke sini sih". Ibu dan Anakku sudah menunggu kedatangan kami dengan gembira, Geo dan Ibu terlihat tersenyum senang.

"Turun jika mau". Saya meninggalkan Lecya di dalam mobil.mendekati ibu dan Geo,menggendong Geo.

"Yeyy papa". Geo memelukku erat,sampai suara pintu mobil tertutup. Lecya turun dan menghampiri kami,ia tersenyum pada ibuku.sungguh dia sangat cantik dan manis saat tersenyum.
"Papa ,Tante itu siapa?",Tanya Geo padaku

"Momy". Lecya melebarkan Matanya ketika mendengar itu,Geo langsung meminta gendong pada Lecya,Lecya sontak menerima dengan terpaksa,ku lihat dia sangat kaku menggendong anak kecil.

Melihat ekspresi Lecya aku langsung merebut Geo kembali.
"Geo udah gede nanti Momy keberatan". Ucapku halus.

Lecya POV

Gua kaget banget tiba tiba Mobil berhenti di depan rumah yang asing buat gua,di depan ada ibu ibu dan anak kecil.gua ngga kenal mereka siapa,tiba tiba Maven suruh gua keluar.tadinya gua komplen tapi karena di dalam mobil panas dengan berat hati gua keluar samperin Maven.

Sebagai perempuan yang berusaha ramah gua senyum ke ibu ibu itu,udah gua tebak pasti ini rumahnya Maven dan keluarganya.sampai tiba tiba anak kecil itu tanya ke Maven gua siapa,dan kagetnya Maven bilang gua Momynya,matamu.berati dia anak Maven? Maven duda atau gua mau di jadiin istri ke 2? Anjing emang,di  depan bokap gua sok baik ternyata di belakang kelakuannya haduh.

Anak gendut itu minta gua gendong, sebenarnya gua ogah banget tapi gua ngrasa kasihan sih,anak itu mukanya melas banget.gua gendong anak itu dan berat banget anjir gua ga kuat,untung maven peka.kalo kga bisa di bayangkan tulang gua retak.

POV end

Mereka masuk ke dalam rumah,Ibu Maven sudah menyiapkan banyak makanan untuk menyambut kedatangan Maven dan Lecya.mereka duduk di meja makan.

"Ayo dimakan Vendra non Lecya". Lecya mengangguk lalu berdiri hendak mengambil piring,namun sudah didahului oleh Maven

"Biar saya ambilkan". Lecya tersenyum canggung

Mereka makan dengan lahap masakan yang di buat Ani, tidak ada percakapan.maven gemas melihat Lecya makan dengan lahap,Ani melihat mata Maven.terlihat dengan jelas bahwa lelaki berusia 26 tahun itu mengagumi bahkan mencintai gadis 22 tahun itu.

"Enak banget Bu,sumpah ini masakan terenak setelah masakan mamah". Ucap Lecya sumringah, perutnya kini terisi penuh dengan makanan lezat itu.

"Momy Geo penen di cuapinnn". Ucap manja Geo pada Lecya

"Sini sayang". Lecya tersenyum lalu mengangkat tubuh gempal Geo ke pangkuannya,Lecya menyuapi suap demi suap makanan ke mulut Geo.Maven senang melihat keduanya,tidak biasanya Lecya tersenyum senang seperti itu.

"Racanya tambah enak di cuapin Momy,Geo sayang Momy, Momy jangan pergi lagi yaa". Lecya terharu mendengar ucapan Geo, Lecya berfikir ibu Geo atau istri Maven pergi meninggalkan mereka.

"Iya sayang,udah kan turun yuk kaki Momy pegel hehe". Maven terkejut dengan perkataan Lecya "Momy?" ,Itu berati Lecya sudah menganggap Geo sebagai anaknya.

"Non Lecya sudah pantas jadi seorang ibu, kelihatannya Geo benar benar menyukai non". Ucap Ani

"Ah tidak Bu,saya memang sudah biasa main dengan anak anak di panti,jadi mungkin karena terbiasa memperlakukan anak anak dengan baik,jadi anak itu merasa nyaman".

"Baik apanya,tadi Geo minta gendong aja ga ikhlas". Lecya melirik Maven,lalu membuang mukanya.

"He Vendra ngga boleh gitu,kamu tahu sendiri Geo gendut". Bela Ani

"Noh dengerin". Sahut Lecya

"Ibu denger non sama ibu ngga tinggal sama tuan Richard ya?. Lecya mengangguk lalu menceritakan tentangnua kepada Bu Ani
"Non masing beruntung pak Richard masih mau bertanggung jawab,dari bayi sampai sekarang Vendra belum pernah bertemu dengan ayahny,ibu sendiri tidak tahu ayahnya Vendra masih hidup atau sudah tiada". Lecya mengangguk lalu menyadari dia masih beruntung ayahnya masih ada dan masih mau menerimanya walaupun Lecya masih belum tau apa alasan orang tuanya berpisah.

"Ayo ikut Vendra ke kota Bu". Ajak Maven pada ibunya.

"Iya Bu ikut kami ke kota, Geo pasti senang". Timpa Lecya

"Tunggu kalian menikah saja". Gurau Ani
"Non Lecya sudah yakin menikah dengan Maven?".

"In syaallah". Maven senang mendengar langsung dari bibir manis Lecya demi uang batin Lecya (tidak ikhlas si Lecya ya ges/)

Belum usaha,udh klepek-klepek ucap Maven dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang