10

15 3 0
                                    

Sabrina duduk didepan kelas sambil memasang earphone motif doraemon.Rasa penasaran sejak tadi malam  membuat ia memutuskan berangkat lebih awal.Sampai-sampai ia tak memperdulikan sarapan pagi.

Kedua matanya kini terus memicing menunggu kedatangan sahabatnya.Hingga sudut bibirnya melengkung keatas saat seseorang yang dinantikannya telah datang.

"Sarmilah!".dari pandangan matanya Mila sudah tau kalau sabrina ingin meminta jawaban soal tadi malam.Hal itu membuat Mila mengajaknya kedalam kelas untuk menjelaskan semua.

"Jadi gini na,gue sebenarnya udah lama jadian sama Iqbal bahkan udah 3 bulan lebih.Dan gue kaget banget saat tau kalo Iqbal itu sepupu lo sumpah.Itulah sebabnya gue nyembuiin ini semua.Maafin gue iya?".

"Oh jadi gitu.Terus kenapa lo ngga bilang  dari awal sih?lo malu iya atau takut kalo gue bakal bilang yang tidak-tidak sama iqbal".

"Santai aja kali mil sama gue,gue justru seneng dengarnya.Lo ngga tau iya betapa perjuangan Iqbal disaat lo tiba-tiba bilang putus.Dia mati-matian malam-malam buat kerumah gue buat minta bantuan.Andai gue tau yang dimaksud Iqbal itu lo udah gue bantu dengan gercep".

Mila tertawa saat mendengarkan semua cerita dari sabrina.Ia kira sabrina akan marah besar kedirinya dan tak akan mendukung hubungannya.Tapi ternyata  dugaannya salah semua.Sabrina justru senang bukan main."Karna gue baru tau kalo lo jadian sama sepupu gue, jadi traktirannya mana nih?".Sabrina tersenyum jail.

"Iye-iye tenang aja nanti istirahat gue traktir deh sepuasnya".sabrina membekap mulutnya tak percaya.Padahal tadi ia cuma iseng-iseng aja.Eh taunya dianggap serius sama Sarmilah.

"Cucunya maemunah diam-diam menghanyutkan iya?jadi harus cerdik nih gue".

.
.

Sabrina berjalan menuju toilet.Rasa kantuknya tiba-tiba menyerangnya membuat ia meminta izin ke gurunya.Tujuannya sekarang yaitu mencuci muka tapi semua itu tertunda saat berpapasan dan melihat muka beni yang lebam.

"Beni muka lo kenapa?".Reflek tangan sabrina  menyentuh pipi kanan beni yang luka.Namun dengan cepat ia menurunkannya."Sorry".

"Gue ngga papa ko,biasalah masalah anak muda.Lo sendiri mau kemana?".

"Awalnya gue mau ketoilet tapi liat lo kegini jadi ngga jadi deh.Gue obatin dulu iya?".beni mengangguk.

Mereka berdua akhirnya menuju ke UKS.Hingga tanpa sepengetahuan sabrina kalo sedari tadi ada sepasang mata yang sudah terbakar api cemburu.Siapa lagi kalo bukan Fatah.

Beni meringis kesakitan saat cairan alkohol mengenai lukanya.Tapi dalam hati ia senang karena orang yang ia cintai mau mengobatinya.Beni sekarang malah menatap intens wajah sabrina dengan jarak yang dekat itu.

Cantik.

"Udah selesai".sabrina menaruh  kembali peralatannya dan memasukan kelemari P3K.

"Yaudah gue pergi kekelas dulu iya ben,takut ketinggalan materi nih lo ngga papakan gue tinggal?".

"Ngga papa ko,oh iya makasih na udah mau ngobatin".Sabrina tersenyum mengangguk.

"Lain kali kalo ada apa-apa jangan sungkan-sungkan buat minta tolong sama gue,gue siap bantu ko selagi gue bisa".

Sabrina pergi keluar dari ruangan  tersebut.Namun ditengah perjalanannya tangannya tiba-tiba dicekal seseorang.
"Abis ngapain lo sama beni?bukannya gue udah bilang buat jauhin dia.Apa susahnya sih".Sabrina tersentak kaget saat mendengar suara itu.Tak asing lagi baginya.Membuat ia membalikkan badannya menghadap seseorang  itu.Dengan hati-hati ia menatapnya."Maaf fat gue tadi abis...".

"Ngobatin beni iya?lain kali jangan sok berlagak baik pada orang sudah jelas kaga baik sikapnya na".Fatah melenggang pergi meninggalkan sabrina.Membuat sabrina jadi merasa bersalah.Kalo sudah begini Fatah akan mendiami dirinya.

Lagian apa salahnya sih gue bantu orang.Lagian gue tau banget kalo beni itu anak yang baik.

.
.

Sesuai permintaan sabrina,Mila menepati janjinya buat mentraktir sahabatnya itu.Tapi bukannya sabrina paling heboh dan semangat kalo berurusan dengan hal gratisan.Ia malah hanya mengaduk-aduk baksonya tak memakannya.
"Lo kenapa na?".

"Lagi ngga minat makan nih".Milla bersorak gembira.Ia bersyukur uangnya nanti tak berkurang banyak.Apalagi hari ini ia harus pergi kemall buat beli skincarenya yang sudah habis.
"Mil...Fatah marah sama gue".mila mengernyitkan keningnya tak paham.

"Tadi tuh pas gue mau ketoilet papasan sama beni.Karna gue liat mukanya yang lebam akhirnya gue bantuin ngobatin.Dan gue kaga tahu kalo Fatah tuh lihat.Alhasil dia tadi ngomeli gue dan bilang buat jauhin beni".

Milla mengangguk paham.Menurutnya juga sabrina tak sepenuhnya salah.Karna ia hanya ingin mengobatinya bukan ingin caper atau apa kaya perempuan-perempuan lain.Seharusnya Fatah memakluminya dong.
"Mungkin Fatah cemburu kali na liat lo sama cowok lain".

"Bisa jadi sih mil.Terus sekarang gue harus gimana dong?".

"Coba lo datangi Fatahnya tuh liat dia lagi makan sama teman-temannya".

Sabrina memutuskan untuk kemeja yang berada dipojok.Yang mana disitu tempat berkumpulnya Fatah dan teman-temannya.Baru saja ia menyapa teman-temannya seperti biasanya. Fatah berdiri dan bilang cabut tanpa alasan yang jelas.
"Mau kemana bro,pacarnya baru datang lo malah pergi.Gue selingkuhin nih".Fatah tak menggubrisnya.Ia malah melangkahkan kakinya keluar dari area kantin entah akan pergi kemana anak itu.

"Kalian berdua  lagi berantem iya?".tanya Bima dengan hati-hati.

"Biasalah bim,yaudah gue cabut dulu iya".sabrina ingin mengejar Fatah tanpa memperdulikan makan.Ia terus berfikir gimana caranya biar Fatah tak mengacanginya lagi.
"Kalo lagi berantem lucu iya mereka ke'kartun kesukaan adek gue aja,apa itu namanya so?".

"Mana gue tai gue kan ikan".

.
.

"Fat...tungguin aku dong aku capek nih".Fatah menghentikan langkahnya

"Lagian siapa suruh buat ngejar aku?kenapa ngga lo urus aja tuh cowok baru kamu?".

Sabrina menghela nafasnya pelan.
"Aku kan udah bilang kalo aku cuman bantuin dia doang fat selebihnya ngga ada suerrr".

"Kamu cemburu iya?".seketika Fatah menatap wajahnya dan tanpa aba-aba ia memeluk sabrina.Kalo boleh jujur Fatah tak bisa kuat kalo dirinya harus berjauhan dengan sabrina."Aku takut kalo kamu bakal ninggalin aku demi cowok lain na,apalagi itu beni".

Sabrina menangkup wajah fatah.
"Aku kan udah bilang ngga akan berpaling dari kamu.Tenang aja hati ini cuma milik kamu ngga pernah aku bagi".

Kamu ngga tau na betapa takutnya aku saat kemarin dengar kalo beni suka sama kamu na.Aku takut kalo beni benar-benar sampai bisa menggantikan posisi aku.aku belum siap na.Aku ngga mau kehilangan seseorang yang aku sayang kedua kalinya cukup belli aja yang pergi ninggalin aku.

Sabrina menyodorkan jari kelingkingnya dihadapan Fatah."Aku janji bakal setia sama kamu fat dan ngga akan ninggalin kamu".

"Aku juga ra".Fatah menautkan jari kelingkingnya tanda bahwa ia telah mengikatkan janji tersebut untuk tidak mengingkarinya.

"CIE...YANG UDAH BAIKAN SEKARANG TRAKTIRANNYA DONG...".

Happy Reading 🌞


Minggu,12 Desember 2021.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Ada Dan Tiada(ON GOING)Where stories live. Discover now