Note : Bab 2 reupload karna ada tambahan. Selamat membaca
.
Keyra dan seluruh siswa lainnya menjalani kegiatan keseharian sama seperti biasanya, yaitu menuntut ilmu.
Seminggu sudah berlalu sejak Keyra bertemu Rindu atas ajakan Niko. Setelah pertemuan itu, Keyra dan Niko saling bertukar kabar cukup intens setiap harinya. Hari ini, Niko kembali mengajaknya bertemu, katanya ingin mengajari Keyra mengerjakan latihan soal-soal UTBK.
Radhit yang mendengar hal tersebut merasa Niko telah mengibarkan bendera perang terhadapnya. Ketidaksukaan lelaki itu terhadap Niko selalu Ia minimalisir ketika ada di hadapan Keyra. Radhit selalu mendengarkan segala ocehan Keyra ketika gadis itu berceloteh mengenai percakapan via ponsel yang ia lakukan bersama Niko. Gadis itu selalu berbunga-bunga ketika mendapati balasan pesan dari Niko dan memberengut kemudian Radhit menjadi "tempat sampah" curahan hati seorang Keyra.
Beberapa hari lalu Radhit kembali mendapat tepukan maut Keyra saat Ia tengah serius bermain PUBG di ponselnya. Siang itu, ketika Radhit mengetahui jika kelasnya dan Yoga sedang jam kosong, Ia segera melesat menuju kelas Yoga yang juga kelas Keyra untuk mabar game online tersebut. Ketika ia dan Yoga sedang kompak menyerang musuh, tiba-tiba bahu kanannya ditepuk kencang oleh Keyra. Radhit yang terkejut pun memaki pada orang yang menepuknya tadi.
"Anjir. Apaan sih ganggu banget, udah mau menang nih" ucapnya tanpa menoleh.
"Oh, ya maaf deh" Keyra berucap sambil berlalu meninggalkan Radhit yang langsung menoleh mendapati Keyra merajuk.
Keyra dan Radhit sangat dekat jika berada di dalam lingkup kelas Keyra, karena teman-teman Keyra sudah tahu bahwa mereka memang bersahabt sejak kelas 10 dan tidak akan ada yang mencibir mereka, tidak seperti jika mereka berinteraksi di luar kelas.
"Buset ngambek" Radhit segera menghentikan permainannya yang langsung diprotes oleh Yoga.
"Dhit, kok lo afk sih " Yoga berseru setelah sosok Radhitya yang sudah pergi entah kemana.
Radhit segera menyusul Keyra yang sudah duduk di bangkunya sambil memainkan ponselnya. Keyra tidak menghiraukan kehadiran Radhit yang sudah duduk di kursi depan mejanya sambil memamerkan deretan gigi rapih serta kedua tangan yang menyangga wajahnya berusaha meruntuhkan pertahanan Keyra yang tengah merajuk padanya.
"Key, jangan ngambek dong. Tadi beneran gatau gue kalo lo yang nepuk gue. Maaf deh" Radhit masih berusaha membujuk Keyra yang masih tidak mau menatapnya.
"Pentol kantin lima ribu deh"
"Takoyaki alun-alun nanti malem gue anter ke kos lo"
"Apa lagi? Boba? Seblak? Dimsum?" Radhit mengeluarkan jurus andalannya yaitu menggoda Keyra dengan sogokan berbagai makanan kesukaan gadis itu.
"Cih, murah banget cuma segitu" Keyra membalas ucapan Radhit. Sebetulnya Keyra tidak benar-benar merajuk pada Radhit. Ia hanya iseng ingin menjahili sahabatnya itu.
"Dih yaudah kalo gamau. Dasar ngambekan, you think you flower? " Radhit berlalu dari hadapan Keyra dan melanjutkan permainannya dengan Yoga yang sempat terhenti dan Keyra tidak peduli akan kepergian Radhit dari hadapannya.
///
Pulang sekolah sore itu, Keyra kembali dijemput oleh Niko. Sesuai janjinya, Niko akan mengajari Keyra mengerjakan latihan soal-soal UTBK.
Pukul 5 sore, keduanya sampai di tempat tujuan mereka, sebuah kedai kopi yang cukup ternama yang berada di pusat kota atas permintaan Niko. Suasana jalanan depan kedai cukup ramai. Aroma khas kopi langsung menguar ketika memasuki tempat itu. Sambutan ramah dari barista perempuan bercelemek hijau berlambang putri duyung itu menyambut kedatangan keduanya dan bertanya minuman apa yang hendak mereka pesan. Seperti biasa, Keyra yang tidak terbiasa mengonsumsi kopi memesan green tea latte dan Niko memesan americano.
Keduanya menaiki tangga menuju lantai dua ketika dua minuman tadi sudah berada di genggaman masing-masing. Niko memilih kursi di dalam ruangan, khawatir jika di area luar ruangan, Keyra akan terganggu jika ada pengunjung lain yang merokok.
"Padahal di luar bagus tau kak, bisa liat jalanan di bawah, ada andong, ada becak" ucap Keyra seraya mengeluarkan buku tebal dari tas ranselnya.
"Sini aja ya Key, banyak yang ngerokok di luar. Nanti kalo udah selesai ngerjain sama di luar ga ada yang ngerokok, boleh deh" Niko memberikan opsi agar fokus Keyra tidak terganggu.
"Beneran ya kak?" Keyra memberikan jari kelingkingnya pada Niko.
"Iya, tapi kalau masih ada yang ngerokok ya tetep gajadi" Niko menautkan kelingkingnya pada milik Keyra.
Keyra menyerah pada Niko dan akhirnya keduanya memulai sesi mengerjakan soal matematika. Keyra yang awalnya membenci matematika kini perlahan mulai "sedikit" bersahabat dengan ilmu yang berhubungan dengan Angka itu. Penjelasan dari gurunya di kelas tidak pernah masuk pada pemahamannya, namun ketika Niko mengajarinya dengan rumus cepat, ajaibnya Keyra langsung paham pada materi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADANA
Teen FictionTentang takdir terkasih yang hadir dari kegembiraan. Thank you!