Jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Gadis yang masih menggunakan rok abu-abu SMA dan bajunya ia lapisi dengan kardigan merah marun itu masih bergulat dengan soal-soal peluang yang ia kerjakan.
24 soal sudah terlewatkan dan Keyra sedang mengerjakan 1 soal terakhir. Setelah 1 soal itu selesai, Keyra menegakan tubuhnya dan merasa punggungnya amat pegal karena sudah hampir 3 jam ia duduk.
"Finally yey!" Keyra bertepuk tangan pelan atas pencapaiannya hari ini. Niko yang melihat hal itu pun ikut tertawa dan mengacak puncak kepala Keyra.
"Gimana? Nggak susah kan matematika tu. Asal paham konsep dasarnya pasti gampang jadinya Key. Jangan gampang nyerah ya" Niko membantu Keyra membereskan pensil dan kertas coret-coretan yang berserakan di atas meja.
"Hehehe, iya kak. Sekarang jadi paham, semoga besok soalnya ga jauh beda ya sama yang kayak gini. Ngga kayak yang diajarin sama guru, contohnya 1 tambah 1, latihannya 1 ditambah 6 dikurang 3, ulangannya 1 ditambah setengah dikurang 2" Keyra berceloteh mengandaikan pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah.
"Jangan lupa dikerjain juga ya yang lain. Biar makin paham lagi. Kalau ada yang bingung, tanya aja di WA" Niko menjawab seraya memperhatikan Keyra yang sedang mengikat rambutnya asal.
"Cantik" Niko mengucapkan itu ketika Keyra sudah menyelesaikan kegiatan mengikat rambutnya dan membuat gadis itu tersedak karena Ia sedang menghabiskan sisa minumannya.
"Hah? Apa kak?" Keyra bertanya pada Niko yang malah dijawab dengan tawa.
"Keyra cantik" Seketika pipi gadis itu bersemu merah akibat pujian yang Niko berikan.
"Iyalah cantik, kan perempuan. Kak Niko juga ganteng, soalnya laki-laki" Keyra berusaha meredam salah tingkahnya dengan membalas pujian Niko.
"Bener juga sih hahaha. Oiya, mau jadi liat ke luar nggak? Mumpung lagi sepi tuh" Niko menunjuk balkon kedai kopi yang nampak sepi dihiasi temaram lampu yang digantung di plafon.
"Mauuu" Keyra berjalan mendahului Niko menuju balkon.
Keyra terpana melihat ramainya kawasan sekitar kedai. Trotoar yang banyak dilalui oleh pejalan kaki dan jalanan satu arah yang sekarang tidak menampakan kendaraan bermotor dikarenakan adanya pemberlakuan car free night atau pelarangan kendaraan bermotor melintas ketika malam hari.Keyra menangkup pipinya dan meletakan sikunya di atas meja yang berada di pinggir balkon. Matanya berbinar melihat lampu kota yang menerangi kawasan itu. Sedangkan Niko mengamati lamat-lamat wajah Keyra dari samping.
"Bagus banget kak ternyata kalo malem gini. Waaaa" Keyra masih terkesima dengan pemandangan malam di hadapannya.
"Key, pacaran yuk?" Perkataan tiba-tiba Niko membuat Keyra menoleh seketika dan mengalihkan perhatiannya pada kakak kelasnya itu.
"Hah? Apa sih kak, dari tadi bikin sport jantung terus" Keyra bingung harus bersikap bagaimana, salah tingkah? Sudah sangat jelas, tapi Ia tidak ingin terlalu percaya diri pada ucapan Niko barusan. Siapa tahu dia salah dengar.
"Lo jomblo kan? Apa udah pacaran sama Radhit kayak kata orang-orang" Niko bertanya memastikan mengenai hal tersebut.
"Radhit? Kok sama Radhit. Temenan doang kali kalo sama tu makhluk"
"Syukur deh kalo gitu. Be my girl, Keyra. Can you?" Niko mengulang permintaannya pada Keyra tadi.
Wajahnya yang semula menghadap Niko, kini ia hadapkan ke depan dan kembali menghadap Niko kemudian menghadap depan dan menghadap Niko lagi seperti orang linglung.
"Kak?" Keyra melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Niko.
"Lo ngga habis minum kan?" Akibat tidak percaya, Keyra sampai melantur bertanya pada Niko.
"Nggak Key. Muka aku keliatan iseng?" Niko menggenggam tangan Keyra yang tadi ia gunakan untuk melambai-lambaikan di depan wajahnya.
Buset, aku banget gak tuh. Keyra berkata dalam hati berusaha menormalkan detak jantungnya.
"Nggak keliatan sih. Tapi beneran kak?" Keyra masih tetap ingin memastikan jika ia tidak sedang berhalusinasi.
"Beneran apanya?" Niko malah menggoda Keyra yang membuat gadis itu semakin salah tingkah.
"Itu kak"
"Itu apa sih, ga ngerti" Melihat Keyra salah tingkah adalah hal paling menyenangkan bagi Niko.
"Yaudah deh kalo ga ngerti, padahal udah mau bilang iya" Keyra mengalihkan pandangannya ke jalanan di bawah.
"Key? Yang bener. Beneran mau?" Sekarang giliran Niko yang tidak dibuat tidak percaya.
"Iya kak. Mau" Keyra menjawab sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
Sedetik kemudian, Niko membawa Keyra ke dalam pelukannya di bawah temaram sinar bohlam kedai kopi malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADANA
Teen FictionTentang takdir terkasih yang hadir dari kegembiraan. Thank you!