-' ── deux ᭡࿔

1.4K 204 6
                                    

ꪶ┊Being Ignored  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Sebuah buku novel terpampang di hadapan (Y/n). Buku novel itu tampak sedang dibaca olehnya. Tatapan matanya yang fokus tertuju ke setiap kata yang tertera di sana.

Di sisi kanannya, Shinichiro duduk sambil merangkul bahu (Y/n). Ia berusaha mengambil alih perhatian wanita itu. Namun, usahanya itu tetaplah gagal. Memang sudah menjadi kebiasaan (Y/n) apabila wanita itu tengah membaca buku, tidak ada seorang pun yang yang bisa mengganggunya.

Shinichiro mencolok pipi (Y/n) dengan jari telunjuknya. Tentu saja untuk mendapatkan perhatian darinya. Tetap saja hasilnya masih sama. (Y/n) masih fokus pada buku novel di tangannya. Tanpa menoleh atau sekedar mengatakan sesuatu pada Shinichiro.

Meskipun sudah berkali-kali diabaikan terus-menerus oleh (Y/n), Shinichiro masih belum menyerah. Kini ia pun melakukan hal yang ekstrem terhadap wanita itu.

Pria itu mendekatkan dirinya pada pipi (Y/n). Ia menciumnya dengan lembut. Kemudian, secara perlahan ia turun ke telinga (Y/n). Menggigitnya secara perlahan hingga membuatnya meringis sesaat.

Ia pun melanjutkan ke bagian lekukan leher (Y/n). Menghirup wangi yang masih tersisa di sana. Lidahnya mulai menyentuh permukaan kulit yang tampak mulus itu.

Setelah mendapatkan perlakuan seperti demikian, (Y/n) pun akhirnya menoleh pada Shinichiro. Ia telah menutup bukunya dan kini semua perhatiannya hanya tertuju kepada Shinichiro saja.

"Shin..." gumam (Y/n) pelan kala Shinichiro perlahan meraba bagian tubuhnya yang lain. Bahkan hingga ke balik kaus yang ia kenakan.

"Kau mengabaikanku sejak tadi, (Y/n). Apakah kau menyadari perbuatanmu?" ujar Shinichiro masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Ia mendorong pelan tubuh (Y/n) hingga terjatuh ke atas sofa. Kemudian barulah ia melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Um, maaf," sahut (Y/n) disertai wajah penuh rasa bersalah. Bercampur dengan rona merah pada kedua pipinya.

Shinichiro seketika menghentikan aksinya. Ia menatap ke arah (Y/n) yang juga tengah melakukan hal yang sama. Pria itu mendekat. Mengecup kening wanita itu secara perlahan. Kemudian, ia segera menarik dirinya menjauhi wajah (Y/n).

"Aku memaafkanmu. Aku akan selalu memaafkanmu, (Y/n)," ucap Shinichiro sambil tersenyum simpul.

(Y/n) pun sontak membalas senyuman pria itu. Ia sudah menebak jika Shinichiro akan memaafkannya. Pria itu memang baik hati berkaitan dengan hal memaafkan orang lain.

"Namun, aku ingin melanjutkan hal yang tertunda." Ia menyeringai.

Di saat yang bersamaan, (Y/n) pun hanya bisa menghela napas. Digandrungi oleh perasaan bersalah karena mengabaikan suaminya sendiri, pada akhirnya (Y/n) pun mengangguk. Ia tidak memiliki pilihan lain saat ini, bukan?

***

END ━━ # . 'Anata ✧ Sano ShinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang