-' ── trois ᭡࿔

1.3K 172 10
                                    

ꪶ┊Do You Feel Happy?  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

"Bagaimana dengan yang ini?"

Pertanyaan itu pun dilontarkan bersamaan dengan jari telunjuk milik (Y/n) yang tertuju ke arah seekor kucing di hadapannya. Kucing itu berbulu putih. Tatapannya terlihat mendambakan sesuatu. Namun, tidak tahu apa itu.

"Kau menyukai yang ini?" Shinichiro balik bertanya. Ia melirik ke arah (Y/n) di sebelahnya yang masih sibuk memperhatikan kucing tersebut dan mengabaikannya.

Melihat (Y/n) yang sudah sangat menyukai kucing berbulu putih itu, Shinichiro pun memutuskan untuk berkata langsung kepada si penjaga pet shop. Ia mengatakan jika dirinya dan (Y/n) akan membeli kucing yang kini tengah diusap oleh (Y/n).

Permintaan itu pun diangguki oleh si penjaga pet shop. (Y/n) yang melihat kucing itu dibawa pergi, raut wajahnya pun sontak berubah sedih. Namun, kala ia mendapati kucing itu dimasukkan ke dalam sebuah kandang khusus untuk hewan peliharaan, wanita itu pun sontak menganga.

Lirikannya tertuju ke arah Shinichiro. Tanpa berkata apa-apa, (Y/n) segera menghambur ke pelukan pria itu.

"Terima kasih banyak, Anata!"

***

Sejak tadi, (Y/n) hanya fokus kepada kucing berbulu putih yang kini sudah berada di rumahnya. Kucing itu tampak senang bermain dengan (Y/n) di ruang tengah. Sementara Shinichiro hanya memperhatikan keduanya dari atas sofa yang tengah ia duduki.

"Apa kau tidak akan memberi nama pada kucing itu?" tanya Shinichiro yang membuat (Y/n) menoleh padanya.

"Ah, benar juga. Aku akan memikirkannya. Sebentar," jawab (Y/n) seraya menepuk tangannya sekali. Menciptakan bunyi yang cukup membuat kucing di pangkuannya itu terlonjak kaget.

"Um, pikirkanlah."

Melihat istrinya yang sedang memasang gestur berpikir membuat Shinichiro mengulum senyumnya. Ia merasa bahwa (Y/n) tampak sangat bahagia hari ini. Terlebih ketika kucing berbulu putih itu baru saja dibeli dan kini sudah berada di dalam rumah mereka. Namun, karena hal itu juga Shinichiro kembali diabaikan oleh (Y/n). Entah pria itu harus merasa sedih atau senang karenanya.

"Aku sudah menemukan nama yang paling tepat," ujar (Y/n) membuyarkan lamunan Shinichiro. Pria itu pun sontak menatapnke arahnya.

"Apa itu?"

(Y/n) menatap Shinichiro lurus. "Missy. Aku akan menamainya dengan itu."

"Kau yakin?" balasnya.

Tanpa ragu, (Y/n) pun menyahut, "Ya, aku sangat yakin."

"Bukankah nama itu terdengar aneh?"

Pertanyaan Shinichiro itu dihadiahi oleh tatapan heran dari (Y/n). Perempatan imajiner pun muncul pada kening wanita itu.

"Aneh...? Di mana letak keanehan itu?"

"Tentu saja karena nama itu sendiri. Pelafalannya sulit diucapkan. Tidakkah kau berpikir demikian, (Y/n)?" jawab Shinichiro seraya menatap (Y/n) serius.

"Namun, aku tidak merasa demikian. Lalu, apakah kau memiliki usul nama yang lain?" tanyanya.

Dengan nada yang pelan bak angin di musim gugur, (Y/n) pun meminta usul nama lain dari Shinichiro. Yang dimintai usul sudah tak dapat menahan tawanya lagi. Ia mengusap-usap pucuk kepala (Y/n) secara lembut.

"Aku hanya bercanda, Sayang. Nama yang kau pilih memang merupakan nama yang paling bagus," ujarnya masih sambil mengusap kepala istrinya.

Diperlakukan demikian membuat (Y/n) tertegun. Wanita itu pun meletakkan kucing yang kini telah resmi bernama Missy ke atas permukaan lantai. Kemudian, ia berpindah ke sebelah Shinichiro dan duduk di sebelah pria itu.

"Apa kau merasa senang?"

Tanpa menjawab, (Y/n) pun mengangguk. Membuat sebuah senyum terpatri pada wajah Shinichiro. Ia mengusap kepala (Y/n) yang saat ini tengah bersandar pada bahunya.

Sangat tidak mungkin bagi Shinichiro untuk menolak permintaan (Y/n). Baginya, wanita yang telah menjadi istrinya itu merupakan segalanya.

***

END ━━ # . 'Anata ✧ Sano ShinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang