-' ── cinq ᭡࿔

1.1K 139 11
                                    

ꪶ┊I'll be Home Soon, Just For You  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Suara petir yang menggelegar di luar sana disertai hujan yang tampak deras, membuat (Y/n) memilih untuk mengurung dirinya di dalam selimut tebal. Ia takut. Benar-benar takut. Pasalnya saat ini dirinya hanya seorang diri di dalam rumah. Shinichiro belum kembali dari kantornya. Wanita itu hanya ditemani oleh Missy, si kucing berbulu putih yang kini tengah mengeong di sebelahnya.

Petir kembali menyambar. Bersamaan dengan napas yang tercekat. Juga rasa takut yang datang secepat kilat di balik jendela. Sebelum kemudian disusul oleh suara milik sang petir.

(Y/n) hanya bisa memeluk kedua kakinya sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa selain meredam telinganya dan membuat dirinya sendiri lupa tentang hujan disertai petir di luar sana.

"(Y/n)?"

Suara itu menarik kelegaan di dalam diri (Y/n). Beserta dengan hembusan napas yang terasa berat untuk dikeluarkan.

"Maaf, aku pulang terlambat hari ini." Shinichiro kembali berujar. Ia pun mendekati (Y/n) yang tengah duduk meringkuk di atas tempat tidur kamar mereka.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh (Y/n) dengan perlahan. Kala ia sudah terekspos oleh Shinichiro, (Y/n) sontak menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan hangat pria itu. Dapat dirasakan oleh Shinichiro bahwa tubuh wanita itu bergemetar hebat.

"Tidak apa-apa, (Y/n). Kau sudah baik-baik saja sekarang," ujar Shinichiro dengan tujuan menenangkan (Y/n). Ia mengusap-usap kepala bagian belakangnya. Memberikan rasa tenang meski di luar sana hujan semakin deras.

"Kau basah kuyup, Anata."

(Y/n) melepas pelukannya. Ia baru saja menyadari jika Shinichiro kembali dalam keadaan yang basah kuyup. Sepertinya hujan di luar membuat dirinya menjadi demikian.

Kekehan keluar dari bibir pria itu. "Ya, aku melupakan payungku. Namun, aku tidak apa-apa. Keadaanmu lebih penting, (Y/n)," ujarnya disertai senyum simpul.

"Anata..."

Shinichiro memeluk tubuh (Y/n) sekali lagi. Kemudian, ia memisahkan dirinya dan memilih untuk mandi dan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Selesai mandi, pria itu pun bergerak mendekati lemari pakaian. (Y/n) yang menyadari jika Shinichiro hendak memakai pakaiannya, wanita itu pun bangkit dan memilih untuk keluar dari sana.

"Kau ingin pergi ke mana?"

Pertanyaan itu menghentikan gerakan (Y/n). Ia menoleh ke belakang di mana Shinichiro masih mencari pakaian yang hendak ia kenakan.

"Keluar. Kau ingin memakai pakaianmu, bukan?" (Y/n) pun bertanya untuk memastikan.

"Jangan pergi ke luar. Tunggu saja di sini," ujar Shinichiro yang sempat membuat (Y/n) bertanya-tanya. Namun, wanita itu tetap menurutinya.

Selama Shinichiro memakai pakaiannya, sebisa mungkin (Y/n) tidak menatap ke arahnya. Ia menghindarinya dan memilih untuk menatap ke arah kakinya sendiri. Karena tidak mungkin juga bagi dirinya untuk menatap ke luar jendela. Tepat di mana petir saling bersahutan serta kilat yang menunjukkan dirinya lebih dahulu.

"Apakah kau sudah merasa lebih baik?"

Shinichiro pun duduk di sebelah (Y/n). Ia merangkul bahu istrinya itu. Menyalurkan kehangatan di sana.

"Um, aku sudah merasa lebih baik." (Y/n) pun mengangguk. Meyakinkan Shinichiro.

"Telepon aku jika sedang hujan. Aku akan segera pulang, hanya untukmu."

Perkataan Shinichiro itu membuat (Y/n) terdiam. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Namun, karena hal itulah ia mencintai pria itu. Begitu pula sebaliknya.

***

Yo minna!

Lanjut ges ke series Imaushi Wakasa. Jangan lupa mampir sksksksk

Juga, terima kasih sudah meninggalkan jejak di cerita ini (ू•ᴗ•ू❁)

I luv ya!
Wina🌻

🎉 Kamu telah selesai membaca END ━━ # . 'Anata ✧ Sano Shinichiro 🎉
END ━━ # . 'Anata ✧ Sano ShinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang