PROLOG

9 1 0
                                    

                    

Happy Reading



Hembusan angin dingin dan kesunyian dengan bulan yang menerangi di malam hari.
Seorang gadis duduk di tepi balkon bangunan tua yang sudah lama tidak di tempati sambil memandang cahaya rembulan di malam hari. Pikiran nya yang kacau akibat masalah demi masalah silih berganti. Semua nya terasa tiba tiba untuknya. Ia memejamkan matanya memikirkan apa yang ia harus lakukan. Sampai sesuatu yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, tiba tiba terlintas di otaknya. Ia lalu mengeluarkan kartu indentitas di kantong celananya dan memandang sebentar lalu ia pergi dari area bangunan tua tersebut.

Ia mulai memesan ojek online untuk di antar ke tempat yang ia tujui. Saat ia sudah sampai, hanya ada jalan yang sepi di kelilingi pepohonan yang sangat lebat. Tidak ada pengendara yang lewat ataupun pejalan kaki yang melewati jalan ini. Bahkan ia tak yakin bahwa ada orang yang mau melewati jalan ini dikarenakan jalan yang sepi yang di kelilingi pepohonan di sekitarnya. Tidak ada kehidupan ataupun rumah-rumah penduduk di sekitar sini.

Langkahnya mulai memasuki jalanan berbelok belok di jalan sepi menyelusuri pepohonan yang lebat lebih mirip hutan. Langkah kakinya terhenti melihat pagar dinding menjulang tinggi mirip seperti benteng yang di jaga oleh beberapa pria berbadan kekar.

"Saya mencari Pak Arya"ucapnya  pada salah satu penjaga gerbang tersebut.

Mereka memandang kearahnya sambil menekan earphone  berlabel spiral berbicara kepada orang yang terhubung dengan earphone tersebut sembari sesekali melirik kearahnya, seakan ia melaporkan kepada orang yang ia hubungi bahwa ada yang mencari Bosnya. Setelah sambungannya terputus, ia menatap kearahnya.

"Silahkan masuk. Anda sudah di tunggu Pak Arya di dalam." ucapnya sambil menunduk hormat kearahnya, tak lama gerbang itu terbuka. Ia mulai melewati gerbang menampilkan halaman yang luas dengan air mancur di tak jauh dari nya.

Saat ia mulai memasuki halaman tersebut, ia bisa melihat bangunan kokoh dan mewah berdiri. Rumah dua lantai berwarna emas dengan arsitektur Eropa dengan patung-patung Yunani di sekitar rumah tersebut menambah kesan mewah pada rumah ini. Mungkin orang lain tak akan menyangka ada bangunan mewah di sekitar area hutan ini. Di keliling rumah mewah tersebut banyak sekali pria berbadan kekar berpakaian formal dengan headphone di telinganya berjaga rumah tersebut. Ia menatap sebentar bangunan tersebut sebelum akhirnya ia melanjutkan langkahnya mendekati rumah tersebut.
Ia membulatkan tekad nya sebelum memasuki bangunan mewah tersebut. Saat ia memasuki rumah mewah tersebut para penjaga yang sedang berjaga di depan rumah tersebut menunduk hormat seakan ia adalah tamu penting yg sedang di tunggu tunggu.

"Mari saya antar" ucap salah satu pengawal berbadan tinggi dan kekar itu dengan sopan.

Akhirnya ia mengikuti pengawal tersebut ke dalam rumah. Di lihat banyak sekali benda benda antik dan mewah di dalam rumah tersebut tak heran penjagaan di rumah ini sangat ketat. Tanpa disadari ia sudah sampai di depan ruangan yang dijaga oleh dua pria berperawakan besar. Salah satu dari mereka mempersilahkannya masuk. Hawa dingin dan sunyi menyambut dirinya memasuki ruangan tersebut. Mata nya tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di depan jendela membelakangi dirinya. Sepertinya ia menyadari kehadiran nya yang membuat ia membalikan badannya dan melihat ke arahnya. Seorang laki laki yang kelihatannya sudah tua, namun tubuhnya masih besar dan tegap,gurat-gurat wajahnya keras dan tatapan yang tajam menatap kearahnya.

"Saya terima tawarannya" Ucap nya dengan penuh keyakinan. Laki laki itu menyeringai setelah mendengar ucapannya. Seakan puas mendengarnya.

Malam itu, dimana ia memutuskan untuk masuk ke dunia yang sama sekali belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Takdir yang mengubah hidupnya. Dan saat itu juga semua telah berubah.


NASYA~Prolog

NASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang