Chapter 5 - Sebal Karenanya?

206 22 5
                                    

"kita mau kesini?" Tanya Hermione menunjuk restoran yang ramainya minta ampun, apalagi didepannya juga ada mall yang membuat jalanan semakin ramai dan macet total. Ditambah hari ini adalah malam Minggu!

Restoran itu memang sudah lama dibuka dan tidak pernah sepi 1 hari saja. Resto itu selalu dipenuhi oleh rombongan bis-bis dan mobil berplat merah. Karena ramai ia tak pernah makan disitu, hanya sekedar melewatinya berkali kali. Merasa heran seberapa enak makanannya sih?

"Mama kemarin habis reunian sama temen temen mama. Enak loh!" Heboh Ibu itu pada anak dan suaminya.

"Ini ramai banget Ma. Apalagi sekarang malam Minggu" ujar anaknya. ia tidak suka harus ditempat yang penuh kerumunan, berdesakan, yang membuat dirinya tak bisa fokus apa-apa.

Mobil mereka berjalan ke lorongan sedikit melingkar yang turun ke bawah yang membuat Hermione terkesima melihat tempat parkir yang sangat luas

"Tempatnya itu luas, walaupun dari luar cuma kelihatan kecil-sumpek, ayo turun!" Ucap ibunya saat mereka berhenti untuk memparkirkan mobil.

Tetapi saat masuk ke dalam-

"Mama dibilangin ngeyel. Kita mau duduk dimana? Nggak ada tempat kosong" rengek Hermione yang berkeringat dari tadi. Padahal diruang tempat mereka berdiri sudah ada AC.

"Nah situ itu" tunjuk ibunya melihat meja panjang yang hanya diisi 1 orang pemuda.

"Mana si Mah?" Tanya ayahnya-Robert Granger mengerlingi tempat yang tunjuk istrinya.

"Itu! Laki-laki yang make baju kotak-kotak putih!" ujar ibunya, menunjuk seorang lelaki yang memunggunginya-sehingga tak nampak parasnya. "Ayo!"

Hermione merasa tak asing dengan orang yang ditunjuk ibunya. Rambutnya-pun juga tak kalah asing, Hermione merasa dia orangnya yang-

"Tidak mungkin!" Bisik Hermione, raut wajahnya menunjukkan rasa takut dan risau.

"Kenapa Mione?" Tanya ayahnya sembari berjalan. Hanya orang tuanya lah yang selalu memanggilnya dengan panggilan 'Mione' atau 'Sayang' tidak ada orang lain. dan tidak ada pacar.

"Saya numpang ya" ujar ibunya kepada lelaki itu saat Hermione belum melihat wajahnya, dan masih membelakanginya.

"Hmm? silahkan silahkan" ucap lelaki tersebut. Hermione merasa detak jantungnya kencang hingga tak bisa dikontrol. Ia ingin lari dan pergi secepatnya dari situ. Mendengar suara itu-

"Hermione. Sini!" Hermione pasrah saat ibunya memanggil namanya sembari melambaikan tangannya agar kemari. Hermione merasa sebal saat lelaki itu menengok kebelakang--ke arah dirinya

OMG!

Mata mereka bertemu sontak keduanya pun terdiam. Hermione melihat mata itu merasa-

"Hermione?" Tanya Harry. Hermione langsung menuju kursi dan duduk ditengah-tengah orang tuanya. Ia tak menghiraukan ucapan Harry

"Eh ini temennya Hermione yang tadi kan ya? Yang nemenin waktu hujan disekolah tadi" Heboh ibunya. Hermione merasa malu sendiri entah kenapa. "Ganteng lagii"

"astaga! MAMAA" raung Hermione dalam hati. Mulutnya mengonyak-mengonyak bibirnya karena hati dan pikirannya sedang tak tenang

"I-iya Tante" gugup Harry sakaligus takut merasa malu makan didepan orang tua Hermione.

Bagaimana jika ia merasakan hal yang sama saat ia meminta restu untuk melamar anaknya menjadikan pasangan hidupnya?

Tak mungkinlah! itukan masih lama, toh, dia juga masih SMP.

Hermione yang di seberangnya tak mau menatap Harry dari saat ia duduk di resto itu. Hermione tak bisa menyangkal bahwa Harry hari ini sangatlah tampan dan memesona. Wajahnya yang mulus tanpa sedikit geronjalan aspal alias jerawat, arloji keren bermerek yang ia pakai di pergelangan tangannya. ditambah ia memakai kemeja pendek bermotif kotak kotak putih yang semua kancingnya dibuka dan didalamnya ia juga masih memakai kaos hitam polos.

When My Heart Choose You [Harmione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang