0.7 - The Plan

63 6 3
                                    

Permainan yg ketiga pun selesai, dengan kepastian hilangnya satu peserta untuk kesekian kalinya, semua kembali ke ruangan masing masing untuk beristirahat dan menjadi orang orang yg terkena paranoid mendadak

Quackity atau yang biasa disebut Alex bukan kembali keruangan nya sendiri, justru ia pergi menuju keruangan salah satu teman dekatnya...

Clik!...

Sang penghuni ruangan pun memperhatikan siapapun yg baru saja membuka pintu ruangannya, mereka pun mulai saling bertatapan selama beberapa waktu sebelum sadar satu sama lain

"Lu mau apa?, nyari ribut?," ucap Wilbur yg duduk di pinggir ranjang tidur dengan buku yg ia baca, ia tidak menoleh kan matanya sedikit pun setelah melihat siapa yg membuka pintu ruangan nya.

"Gua gak nyari rusuh, cuman mau bilang sesuatu aja!," jawab Alex dingin, mereka berdua memang tidak terlihat akrab kalau sedang dalam keadaan seperti ini.

"Yaudah, awas lu kalo nyari rusuh ya, ku lempar keluar lu!,". Wilbur menutup buku nya dan menaruh benda itu dengan melemparkannya ke meja lalu menatap sinis lawan bicara nya tanpa alasan yg jelas.

"Iya iya, pemarahan...,". Quackity duduk tepat di samping pria tinggi bersurai coklat gelap itu.

Mereka memulai topik pembicaraan dengan suasana yg tidak memungkinkan untuk berbicara dalam waktu yg lama, jadi Quackity langsung masuk ke inti topik ini tanpa berlama lama, dia sudah memperhitungkan waktu yg harus dia gunakan sebelum pemilik ruangan mengusirnya lebih dulu

Quackity pun menghela nafas, menjedanya sebentar sambil memikirkan kata kata untuk membuka suara di depan temannya yg sedang dalam perasaan yg tidak baik, sebenarnya dia sudah ingin mengatakan hal ini dari 2 hari yg lalu namun tidak kunjung menemukan waktu yg tepat untuk mereka berbicara secara 4 mata

"Gua mau kabur dan lu juga ikut," singkat Quackity.

Wilbur yg menjadi lawan bicara Quackity sontak terkejut, bagaimana bisa si menyebalkan ini bisa berfikir untuk melakukan hal yg hampir bisa jadi tidak mungkin, dari hari 2 disini setelah tewasnya orang pertama yaitu Nevin tidak ada jalan yg bisa digunakan untuk keluar. Jangankan jalan keluar, harapan saja tidak ada

"Lu masih berharap kabur dari sini!?, lu bisa liatkan penjagaan disini ketatnya bukan main dan ini jauh banget dari kota!?," ucap Wilbur dengan nada yg sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

"Gua udah memperhitungkan semuanya, gak mungkin gua main ngomong gini aja secara mentah²," balas Quackity dengan wajah datar tanpa ekspresi, dia tidak ingin menanggapi ekspresi temannya yg sepertinya kaget bercampur rasa kesal. "Tapi gua gak bawa semua orang disini," tambah Quackity lalu memalingkan pandangannya ke dinding putih ruangan itu.

"Tega lu ya?, teman macam apa lu ini!!?," ucap Wilbur dengan sedikit kekesalan yg tergambar di wajahnya.

"Gua juga gak tega, tapi risiko kalo kita kabur semua sangat besar, apa lagi kita gak sedikit, " jelas Quackity.

"Ya juga sih..., emang lu mau bawah siapa aja?,". Wilbur langsung bisa mengerti maksud perkataan temannya itu tadi dan melontarkan pertanyaan lain.

"Lu, gua, Fundy, Nihachu, Y/N, Drista!, maaf kalo saudara lu gk gua bawah!," jawab singkat Quackity.

"Okelah, lagian sisanya juga udah putus asa dan cuman berharap buat mati,". Wilbur menerima jawaban Quackity walau sebenarnya juga tidak tega meninggalkan 2 saudaranya.

"Oke, rencana bakal kita bicaran di ruangan nya si Fundy, sekalian aja biar gak 2 kali,"

"Paling tuh anak dah tidur, soalnya asal kepalanya nempel dibantal langsung molor," - Wilbur

Wheel Of Death || MCYT Indo x Dsmp || [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang