Chapter[2]

23 3 0
                                        

"Mengapa kamu melakukan ini?" pertanyaan dengan nada marah itu mengisi suasana gudang yang sunyi.

Kesya bergetar di atas pijakannya. Jika bukan karena lelaki dihadapannya ini, masa smanya mungkin tidak sememuakkan ini.

"Apa maksudmu sayang?" Rafael menjawab dengan wajah berseri. Ia nampak begitu senang, karena ini pertama kalinya kesya yang terlebih dahulu mengajaknya untuk bertemu.

"Aku mohon hentikan ini"

Kesya menunduk, ia benci mengakui bahwa saat ini ia begitu takut. Takut dengan sosok laki-laki yang kini tengah tersenyum lembut padanya.

"Menghentikan apa? Sayang aku gak ngerti maksud kamu apa?" jawab Rafael masih dengan senyum lembutnya.

"Jangan berpura-pura bodoh! Kamu ngerti maksud aku"

"Sayang, aku kira kamu mengajakku bertemu untuk berdamai" senyum lembut penuh kemunafikan itu seketika berubah dingin.

"Ya, aku memang mau berdamai, jadi aku mohon berhenti menggangguku, berhenti mengusikku, berhenti muncul dalam hidupku!"

"Berhenti mengatakan kalau kau mencintaiku karena itu sangat memuakkan, aku sangat membencimu, apa kau tau itu?!" Tak tau bagaimana, Kesya yang marah tak sadar menangis setelah berhasil mengatakan hal yang selama ini ingin ia katakan kepada lelaki itu.

Tangannya yang gemetar ia sembunyikan dibelakang. Bukannya merasa lega setelah itu, Kesya malam merasa menyesal setelah melihat perubahan ekspresi wajah Rafael.

Insting Kesya menyuruhnya untuk segera pergi, jadi sebelum semuanya terlambat dengan kaki yang gemetar Kesya lari sekuat tenaga meninggalkan lelaki yang tersenyum mengerikan dibelakangnya.

Setelah keluar Kesya bisa mendengar suara Rafael yang tertawa terbahak-bahak. Kesya benar2 takut.

***

Setelah meninggalkan Rafael tadi, Kesya tidak langsung ke kelasnya, melainkan berjalan pelan memasuki UKS sekolah. Setelah itu ia menguncinya, takut jika ada orang lain yang nantinya masuk.

UKS disini jarang sekali dipakai, dan sangat cocok dijadikan sebagai tempat persembunyiannya.

"Akkkhhh!!" Saat berbalik Kesya begitu terkejut saat ada sosok lain yang berdiri di depannya, menatapnya heran.

"Ah apa aku membuatmu terkejut?" Tanya lelaki jangkung itu.

"I yaa" jawab Kesya pelan.

"Maaf aku tidak berniat seperti itu" lelaki itu menggaruk tengkuknya merasa bersalah, gadis didepannya terlihat begitu kaget.

"Ah tidak masalah" jawaban kikuk itu membuat mereka berdua berada dalam situasi canggung.

Kesya bingung harus bagaimana setelah ini. Ia ingin duduk tapi ntah kenapa di bingung harus bagaimana. Apakah ia duduk saja, tapi bukankah itu akan aneh.

Melihat Kesya yang seperti itu laki laki itu lantas tersenyum kecil. " Duduklah "

Kesya yang mendengarnya menunduk dan perlahan mendudukkan dirinya. Suasana yang canggung membuatnya berpikir apa ia kekelas saja.

"Hmm aku Devan" Devan mengulurkan tangannya untuk berkenalan, dia pikir dia harus tau nama gadis didepannya ini.

Dengan kikuk Kesya menjabat tangan itu" Kesya" jawabnya pelan.

" Ini canggung banget haha" kekehan kecil keluar dari mulut Devan.

Tak ada tanggapan dari Kesya. Hingga bel masuk kelas berdering. Diantara keduanya tidak ada yang bergerak untuk masuk kelas.

"Kau tidak masuk kelas?" Tanya Devan saat melihat gadis didepannya tetap duduk.

"Ah" Kesya menunduk, bingung harus menjawab apa. Bagaimana mungkin gadis sepertinya bolos jam pelajaran, lelaki itu pasti akan menganggapnya nakal.

Melihat raut wajah Kesya yang seperti itu, entah angin dari mana ia tiba-tiba saja menarik tangan gadis itu untuk berdiri, yang membuat Kesya bingung.

"Mau pergi keluar?" Tanya Devan.

Oke cukup sekian chapter ini:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang