21. VOTE [2]

352 70 5
                                    

Yeonjun membawa Beomgyu untuk berkeliling di sekitar rumah sakit seperti yang direncanakan. Karena di belakang rumah sakit ini terdapat danau, jadi keduanya berjalan kesana.

Banyak orang berlalu lalang, kebanyakan dari mereka adalah pasien dan orang yang menemani. Disana sangat tenang dan adem, jadi mereka bisa merasakan hembusan angin memasuki tubuhnya.

Yeonjun mengajak Beomgyu untuk duduk di pinggir danau dengan sandal sebagai alasnya. Sejak tadi Beomgyu masih tetap diam, tidak seperti Beomgyu pada biasanya. Sekarang anak itu banyak diam dan menunduk.

Yeonjun menatap Beomgyu yang sedang menatap ke danau, rambut panjang dan hitamnya dibiarkan terbang oleh angin.

Lama Yeonjun menatap adiknya tersebut, ia menghela napas kemudian tertidur ke belakang, kedua tangannya ia jadikan sebagai tumpuan. Beomgyu sempat melirik tapi kembali menatap ke arah danau.

"Gyu," panggil Yeonjun menatap punggung Beomgyu yang terlihat lemah, tidak sesemangat dulu.

Beomgyu menoleh ke arah belakangnya, Yeonjun pun langsung menggerakkan tangannya menyuruh Beomgyu untuk ikut tiduran di samping.

Tanpa protes dan bertanya, Beomgyu langsung mengikutinya, ia tertidur sambil menatap langit biru yang begitu cerah dan indah.

"Gyu, aku tahu kau khawatir tapi tolong jangan jadi pendiam seperti ini. Kau bukan Beomgyu yang kami kenal," ucap Yeonjun menatap langit biru.

Terdengar disampingnya Beomgyu menghela napas, "Aku takut, hyung. PD- nim akan memberi aku hukuman yang berat."

"Jadi kau selama ini diam karena hal itu?"

Beomgyu mengangguk, "Setiap detik aku memikirkan hal itu."

Yeonjun tahu Beomgyu pasti akan memikirkan hal itu, tapi dia tidak berpikir Beomgyu akan menjadi seperti ini. Beomgyu tipe anak yang tidak peduli dengan hukuman, dia akan menjalaninya dengan senang hati tanpa memprotes. Tapi sekarang Yeonjun salah besar, justru Beomgyu menjadi lebih pendiam karena memikirkan hukuman.

Yeonjun berpikir jika Beomgyu pendiam maka dunia sedang tidak baik-baik saja, dan itu benar adanya. Dunianya yang sedang tidak baik-baik saja, hatinya terasa nyeri melihat adik dua tahun lebih muda darinya seperti ini. Seperti mayat hidup, benar-benar berantakan. Walaupun Beomgyu selalu membuatnya kesal tapi tanpa di pungkiri Yeonjun juga menyayanginya. Dia lebih menginginkan Beomgyu yang selalu jahil padanya, bukan Beomgyu yang sekarang.

Beberapa detik Yeonjun termenung, sebuah notifikasi ponsel membuyarkan lamunannya.

"Ponsel siapa?" tanyanya pada Beomgyu.

Beomgyu mengecek ponselnya lalu kembali menaruh dalam saku, "Bukan punyaku."

Setelah itu Yeonjun langsung memeriksa ponsel miliknya. Dan benar saja notifikasi itu berasal dari ponselnya. Yeonjun tersenyum setelah membaca pesan yang masuk kemudian kembali menyimpan ponselnya.

"Gyu, aku boleh bicara?" tanya Yeonjun hati-hati karena takut mood adiknya sedang tidak baik.

"Bicara saja." jawab Beomgyu tanpa menoleh sedikit pun.

Yeonjun menghela napas terlebih dahulu sebelum berbicara.

"Sebenarnya aku sengaja membawa kau kesini karena di ruangan Tae- hyung mereka sedang mengadakan vote untuk kejelasan tentang hukumanmu." jelas Yeonjun.

Beomgyu langsung melirik ke arah Yeonjun dengan kening berkerut, "Maksudnya?" tanyanya tidak paham.

"Waktu itu PD- nim mengadakan rapat bersama Namjoon- hyung dan akhir rapat itu mengatakan hukumanmu akan dibawa ke rutan—"

"Sudah kuduga," potong Beomgyu tersenyum getir.

Yeonjun menggeleng kemudian bangun dari tidurnya, "Tapi Yoongi- hyung saat itu tidak setuju sama sekali begitupun dengan kami, sampai akhirnya PD- nim memutuskan untuk memberikan vote terhadap hukuman yang pantas untukmu."

Beomgyu dengan tenang mendengarkan semua cerita Yeonjun, sungguh jika boleh jujur hatinya sangat tidak enak. Rasa takut kembali menghantuinya. Biasanya Beomgyu akan menerima apapun hukuman yang diberikan, tapi justru hukuman ini membuatnya merasa takut setengah mati.

"Jadi apa hukuman yang pantas untukku?" tanya Beomgyu tertunduk, ia tidak berani menatap Yeonjun. Bahkan suaranya bergetar.

Disela kegemetaran Beomgyu, Yeonjun tersenyum penuh arti, "Maaf Gyu," ucap Yeonjun membuang napasnya.

Beomgyu semakin mengeratkan pegangan tangannya pada celana, mengapa Yeonjun meminta maaf. Apakah hukumannya masih sama? Beomgyu semakin takut saat Yeonjun meminta maaf.

"Kami sudah mengusahkan sebisa kami. Tapi—"

"Aku tahu, hyung. Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja. Doakan saja semoga aku betah." potong Beomgyu seakan tahu apa yang akan diucapkan Yeonjun.

Yeonjun tersenyum jahil, sangat enak juga ternyata menjahilinya. Pantas saja Beomgyu senang sekali menjahili anggota lain, ternyata begini rasanya pikir Yeonjun.

"Kau memang sudah tahu hukumannya?" tanya Yeonjun menatap Beomgyu yang masih menunduk menatap rumput di bawah.

Beomgyu mengangguk lemah dengan tubuh yang gemetar. Yeonjun jadi kasihan melihatnya... Niatnya mau melanjuti menjahili tapi dia urungkan karena kasihan.

"Gyu, coba lihat wajahku." suruh Yeonjun.

Beomgyu kemudian bergerak lemah menatap wajah Yeonjun yang sudah tertawa puas. Hal itu membuat Beomgyu bingung, dia tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Beomgyu linglung.

"Ternyata enak juga menjahilimu haha." ucap Yeonjun setelah selesai dengan tawanya.

Beomgyu semakin tidak paham, kedua alisnya menyerngit, "Mwo?"

"Makannya aku bicara itu diam jangan selalu di potong-potong."

Sungguh Beomgyu benar-benar linglung dan tidak paham.

"Kau tidak jadi diberi hukuman, sebagai gantinya kita akan liburan dengan fasilitas yang ditanggung perusahaan." jelas Yeonjun.

Beomgyu semakin tidak percaya, "Kau sedang membohongiku'kan? Kau bohong agar aku tidak perlu takut dan khawatir? Ayolah, hyung, aku tahu sifatmu." dengus Beomgyu.

Sekarang rasa takutnya hilang digantikan rasa kesal pada Yeonjun.

"Untuk apa aku berbohong? Nih buktinya. Soobin tadi mengabariku bahwa hukumanmu di ganti menjadi liburan." ucap Yeonjun memberikan ponselnya pada Beomgyu.

Beomgyu tidak mengambil ponsel itu, wajahnya datar, "Aku tidak percaya."

Yeonjun mendengus dengan jawaban Beomgyu. Yeonjun tebak sekarang Beomgyu kembali pada dirinya yang menyebalkan.

"Yasudah jika kau tidak percaya. Yang penting aku sudah memberi—"

Beomgyu langsung merebut ponsel Yeonjun dengan cepat, dia membaca pesan yang baru saja masuk dari Soobin. Beomgyu tersenyum sedangkan Yeonjun mendengus kesal.

"Bagaimana? Sekarang sudah percaya?"

"Hyung, ayo kesana! Aku ingin mendengar langsung dari mereka." seru Beomgyu bersemangat.

Bahkan Beomgyu yang pendiam sudah hilang begitu saja. Meski begitu Yeonjun senang karena adiknya kembali menjadi seperti dulu.

Beomgyu beranjak dari duduknya kemudian berlari dengan cepat meninggalkan Yeonjun yang berjalan santai di belakang.

"Akhirnya kau kembali, Gyu. Tolong jangan seperti itu lagi." gumam Yeonjun kemudian tersenyum sambil menatap Beomgyu yang berlari dengan semangat ke arah rumah sakit.

"Aku harap kau akan terus menjadi Beomgyu yang ceria hingga seterusnya."
.

.

.
Beomgyu pendiam? Dunia sedang tidak baik. Dunia siapa? Ya dunia kita yang menyayanginya.

Gyu jangan kayak gitu lagi, ya:(

Ayo beri komentar pesan sebanyak-banyaknya untuk Beomgyu.

Kalau kalian ketemu dia, mau ngomong apa sama Beomgyu?? Ayo kasih tahu disini.

INVESTIGATION || Ft. BIGHIT FAMILY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang