"Cuma kamu yang bisa Lee Heksara" ujar seorang ibu guru paruh baya yang sekarang duduk sopan tepat di depan Heksa.
Kalau ditanya dimana Heksa sekarang ya.. lebih tepatnya tempat ini bisa di gambarkan sebagai tempat kramat bagi seluruh isi sekolah, lebih tepatnya lagi tempat dimana seorang 'Jarga' hobi sekali memasuki ruangan ini setiap hari bahkan setiap jam hanya karena alasan sepele baginya.
"Bu?!" Heksa masih tak percaya, bagaimana bisa urusannya dengan Jarga yang seharusnya sudah berakhir dan tak akan terulang lagi kini malah bertambah 2x lipat?!.
Sialan, Heksa masih tak masalah jika hanya di suruh untuk mengerjakan tugas bersama Jarga. Tapi kali ini dia bahkan dimintai tolong oleh guru BK langsung untuk selalu datang kerumah Jarga untuk mengawasinya bahkan selalu mengerjakan tugas sekolah alias PR bersama.
Heksa benar-benar sudah gila sekarang, rencana hidupnya yang sudah dia susun agar tak berurusan lagi dengan si 'Jarga' ini hancur begitu saja terhembus angin.
"Heksara.. ibu tau ini berat, orang macam apa yang mau selalu mengawasi Jarga bukan? pasti sekarang isi pikiranmu seperti ini kan?"
"Ibu mohon Heksara, demi kebaikan sekolah.. kamu mau kan?" sambung guru BK itu memohon.
"Hm, aku usahakan, permisi" jawab Heksa singkat kemudian langsung berdiri dari kursinya dan pergi begitu saja tanpa melirik guru BK itu untuk kedua kalinya.
Heksa memutar kedua bola matanya malas.
Sekolah bajingan, selalu saja mementingkan kebaikan sekolah tanpa memerhatikan muridnya.
Andai saja bu guru tadi tak tau kalo Jarga ternyata se pintar itu, pasti sekarang hal ini tak akan terjadi menimpanya, pikir Heksa kesal.
Bertambah sudah beban hidupnya sekarang.
Dan sekarang yang dia pikirkan hanya bagaimana caranya meminta izin pada seorang Jarga agar membiarkannya selalu megunjungi rumahnya setiap hari.
Dia yakin dirinya bisa-bisa akan jadi santapan Jarga nantinya.
BRUUK!-
"A-ah, maaf.." Heksa menunduk sopan pada orang yang baru saja ditabraknya, untung saja hanya tabrakan kecil tak sampai membuat dia ataupun orang yang dia tabrak terjatuh ke lantai.. dasar Heksa ceroboh.
"Lo kenapa?" yang ditabrak malah mengelus pipi Helsa perlahan dengan lembut dengan tatapan keheranan melihat Heksa yang sangat teramat lesu.
Betapa terkejutnya Heksa saat mendapati bahwa orang yang mengelus tengkuknya barusan adalah orang yang saat ini paling ingin dia hindari.
Sial sekali hidupnya hari ini.
"Nggak.., ua gapapa, duluan ya.."
SREET-
Jarga menarik tangan Heksa sebelum Heksa benar-benar pergi meninggalkannya.
"Lo kenapa?" tanya Jarga sekali lagi.
Heksa memutar kepalanya kearah Jarga, "Ga.. pulang sekolah ntar gua ke rumahlo ya.." ujar Heksa tersenyum lesu namun terlihat tulus dan manis.
Jarga menaikkan sebelah alisnya bingung, yang barusan dia dengar itu.. sungguhan kan?
"Sa?.." Jarga masih tak percaya bahkan matanya tak sedikitpun berkedip menatap si lawan bicara.
Bukankan Heksa sangat benci kalo di suruh datang ke rumahnya? dan sekarang? dia sendiri malah yang mengatakan akan datang, Jarga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Heksa menganggukkan kepalanya melihat Jarga melebarkan matanya tak percaya.
"Duluan.." Heksa melepaskan genggaman tangan Jarga kemudian kembali berjalan lesu.
.
.
.
.
"Cantik.." sapa Jarga yang membuat Heksa terkejut bukan main, apa ini? Jarga sudah berdiri di situ berapa lama? jangan katakan kalo dia sedari tadi berdiri mematung di depan rumahnya hanya untuk menunggunya yang akan datang?!.
Kalo benar iya Jarga sudah benar-benar gila menurut Heksa.
Heksa menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya dari lamunan, "ga?! lo dari tadi berdiri di situ?" tanya Heksa begitu seorang petugas membukakan gerbang besar untuknya dan langsung menampakkan seorang Jarga Jaravier di hadapannya.
Jarga mengangguk sembari tersenyum, manis sekali senyum Jargakali ini..
"Ga?lo gila?"
"Buat apa berdiri depan rumah buat nungguin gu-"
"Shhtt, ayo masuk" Jarga menarik tangan Heksa cepat membuat Heksa tak sempat melanjutkan kata-katanya.
.
.
.
.
"Pr udah dikerjain ga?" tanya Heksa begitu Jarga mempersilahkannya duduk di ruang tamu yang besar nan sepi itu.
Jarga tersentak, dia bahkan belum sempat menawarkan minuman apapun pada Heksa.
"Belom.." Jarga menggeleng pelan.
"Kerjain, bareng gue" Heksa kembali melirik Jarga kemudian tersenyum manis.
Jarga yang mendapat senyuman manis dari Heksa berdiri mematung bahkan matanya tak berkedip sama sekali, aneh.. Jarga bisa merasakan kehangatan pada tubuh dan wajah memerahnya.
"A-ayo, gua ambil minum dulu" balas Jarga yang langsung melesat berlari ke dapur meninggalkan Heksa di ruang tamu.
Heksa menghembuskan nafasnya pasrah setelah melihat Jarga pergi dari ruang tamu, bagaimana caranya Heksa tetap tersenyum di hadapan Jarga kalo begini?Jarga pasti sedih kalau tau ini sebenarnya hanyalah paksaan bagi Heksa.
Apalagi jika Jarga tau kalo Heksa berkunjung ke rumahnya sore ini hanya karna permintaan seorang guru BK ynag paling dia benci itu.
.
.
.
.
TBC
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
🐻 𝕲𝖚𝖞𝖘 𝖒𝖆𝖆𝖕𝖎𝖓 𝖏𝖆𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖇𝖆𝖓𝖌𝖊𝖙 𝖚𝖕𝖉𝖆𝖙𝖊 𝖘𝖆𝖒𝖆 𝖇𝖔𝖔𝖐 𝖎𝖓𝖎, 𝖘𝖚𝖒𝖕𝖆𝖍 𝖆𝖐𝖎𝖗2 𝖎𝖓𝖎 𝖘𝖎𝖇𝖚𝖐 𝖇𝖆𝖓𝖌𝖊𝖙 𝖘𝖐𝖔𝖑𝖆𝖍 𝖇𝖚𝖆𝖙 𝖀𝕾 𝖓𝖆𝖓𝖙𝖎 𝖒𝖆𝖆𝖕𝖎𝖓 𝖞𝖆 𝖌𝖚𝖞𝖘.. 𝖆𝖐𝖚 𝖏𝖆𝖓𝖏𝖎 𝖘𝖊𝖒𝖔𝖌𝖆 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖜𝖆𝖐𝖙𝖚 𝖉𝖊𝖐𝖆𝖙 𝖚𝖗𝖚𝖘𝖆𝖓 𝖘𝖐𝖔𝖑𝖆𝖍 𝖌𝖚𝖆 𝖈𝖊𝖕𝖊𝖙 𝖘𝖑𝖊𝖘𝖊 𝖉𝖆𝖓 𝖌𝖚𝖆 𝖇𝖎𝖘𝖆 𝖚𝖕𝖉𝖆𝖙𝖊 𝖇𝖔𝖔𝖐 𝖎𝖓𝖎 𝖘𝖊𝖊𝖓𝖌𝖌𝖆𝖐𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖒𝖎𝖓𝖌𝖌𝖚 2 𝖐𝖆𝖑𝖎 🌞
🆃🅴🆁🆄🆂 🅳🆄🅺🆄🅽🅶 🅱🅾🅾🅺 🅸🅽🅸 🅳🅴🅽🅶🅰🅽 🅲🅰🆁🅰 🆅🅾🆃🅴 🅳🅰🅽 🅲🅾🅼🅼🅴🅽🆃 🆈🅰 🆈🅴🅾🆁🅾🅱🆄🅽 💚

KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Still Going On [NAHYUCK]
أدب الهواةKira-kira bagaimana nasib Heksa setelah secara kebetulan atau lebih tepatnya secara tidak di sengaja masuk dalam hidup seseorang yang paling tidak ingin dia dekati dalam hidupnya..? Terjebak 24 jam setiap harinya bersama seorang Jarga Jaravier, apa...