8.

1.3K 148 7
                                    

"Ga, lo.. tinggal sendiri?"

Yang dipanggil mengangkat wajahnya kemudian diam tanpa menjawab.

"Ga?" Heksa melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah Jarga, dia melamun.. padahal sedang ditanya tapi dia malah melamun, dasar.

Jarga menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyadarkan diri, kemudian menatap Heksa dengan tatapan aneh yang bahkan belum pernah Heksa lihat sebelumnya dari seorang Jarga.

Tatapannya sendu dan dingin, membuat Heksa merasa kalau dia baru saja menanyakan 'hal' yang 'tidak' seharusnya dia tanyakan.

"Ga?.." Hkesa berusaha memanggil Jarga yang tak kunjung berkedip ataupun berekspresi.

"Sendiri, gua di sini sendiri.. kenapa emang?" Jarga melebarkan senyumnya, sialan.. indah sekali dipandang senyum si 'bajingan' ini.

Heksa menggeleng, "nanya doang".

"Lucu" Jarga mengusap kepala Heksa gemas membuat beberapa anak rambut Heksa jadi berdiri berantakan.

"Megang pala gue sekali lagi gue pulang" ancam Heksa yang hanya dibalas tawa ringan dari Jarga.

"Yaudah.. yok lanjutin, udah jam 5 sore gue harus pulang sebentar lagi.." lanjut Heksa kembali mengalihkan atensinya kepada buku pr tebal di tangannya.

Satu hal, ini bukan berarti Haechan menyukai Jarga atau semacamnya dia hanya terbawa suasana oleh senyuman manis Jarga dalam beberapa detik.

.

.

.

.

"Ma, Eksa ke luar dulu ya.."

"Tumben rajin anak mama.." ledek sang mama yang masih sibuk dengan kue yang sedang dia hias.

"Eksa mah emang rajin mama aja yang gatau wleee.." geram Heksa meledek balik sang mama yang menertawainya dari dapur.

"Iyadeh anak mama yang rajinya kebangetan, ampe tiap hari klo bangun tidur slalu jam 10 siang"

"Mau kemana sih pagi-pagi gini? tumbenan biasanya juga nonton TV ampe siang" mama melanjutkan bertanya.

"Joging aja ma, mumpung masih pagi jalanan juga belom rame"

"Tumben gayaan joging ke luar, biasanya juga nge-gym di rumah"

Ruang gym di rumah Heksa memang besar, alat olahraga kecil sampai besar pun tersedia di dalamnya.

Bahkan bisa di katakan untuk satu ruang gym sebesar ini membutuhkan hampir satu lantai sendiri di rumah, untungnya rumah Heksa ini memiliki 4 lantai.

Jadi tidak ada masalah bagi penghuni rumah yang satu keluarga kecil yang hanya berisi papa, mama, dan Heksa.

Ya, walaupun sekitar 200 pelayang selalu mondar-mandir di rumah ini, tapi 200 pelayan ini memiliki asrama sendiri di sebrang mansion Heksa yang megah, ini ide dari sang papa, CEO perusahaan terbesar di Korea Selatan, tuan 'Alkil Jorathan'.

"Hehe.. gatau ini juga.Lagi pengen keluar aja ma, yaudah Eksa jalan dulu ya ma.." pamit Heksa yang di sauti dadah balik oleh sang mama.

.

.

.

.

"Haah.. capek.. udahan kali ya, balik rumah dulu" keluh Heksa yang sudah lelah berlari sejak satu setengah jam yang lalu.

"Eh!" Sontak Heksa kaget.Dia melihat sosok yang sepertinya dia kenal sedang berjalan masuk ke sebuah komplek pemakaman.

"Jarga?!" pekik Heksa, apa yang Jarga lakukan di tempat seperti ini? Batinnya penasaran.

.

.

.

.

"Bun, Javier dateng.. bunda kangen Javier ga? soalnya Javier kangen banget sama bunda.."

"Bunda yang tenang ya disana.. soal 'pria tak tau diri' itu gausah bunda pikirin lagi ya.. biar Javier aja yang urus buat bunda"

"Bunda.. Javier sayang banget sama bunda, jangan lupain Javier ya bun.. walo kita cuma pernah ketemu sampe umur Javier 2 tahun.."

Jarga tersenyum manis manatap kuburan orang yang sedari tadi ia panggil 'bunda' ini, kemudian meneteskan beberapa butir air bening dari matanya.. Heksa yang mengintip saja bisa melihat jelas air mata Jarga menetes satu-persatu dari matanya.

"Oiya bun, Javier lagi deket sama orang.. orangnya manissss banget bun.Kapan-kapan Nana bawa ke sini deh biar bunda liat, walo.. bunda gabisa liat beneran.."

"Javier pulang dulu ya bun.. bunda yang baik-baik di sana, dadah.." Ujar Jargasambil mengusap matanya yang berair kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempat ini.

Heksa yang sudah melihat Jarga pergi kemudian menghampiri kuburan tadi tempat dimana Jaemin menangis.

I-ini..bundanya Jarga?!, bunda Jarga.. sudah tidak ada?! Apa barusan Heksa hanya bermimpi?!

"Heksara anak manis, aku tiitipkan anak tersayangku padamu ya sayang, terimakasih.."

Demi apapun, suara dari mana itu?!.Di tempat ini bisa Heksa pastikan hanya tinggal dirinya saja seorang diri.

Badan Heksa merinding begitu angin dingin menyentuh badannya, anehnya.. angin dingin itu seperti berlaga memeluknya walau tak terlihat.Dan dalam hitungan detik badan Heksa yang tadinya menggigil serasa hangat bagai berada dalam pelukan seorang ibu.

..

..

..

TBC GAIS

Hi guys i'm comeback !! ada yang kangen ??

Life Is Still Going On  [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang