Ailee menatap dari kaca pintu VIP kamar Hanna sambil mencengkram knop pintu kuat, bagaimana tidak, ia jelas melihat bagaimana Mave berusaha menenangkan Hanna yang sepertinya menangis dengan menepuk-nepuk punggung wanita itu pelan.
Ailee tak tau apa yang terjadi sampai wanita itu menangis tapi tetap saja melihat Mave mencoba menenangkannya tetap membuat Ailee cemburu, wajarkan?
Ailee menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu itu pelan takut membuat keduanya sadar, ia hanya ingin mendengar apa yang mereka bahas karna jika dari luar ruangan tidak terdengar apapun sama sekali.
"Mave, tetap bersamaku eoh. Aku, aku menyesal telah meninggalkanmu dulu tanpa kabar."
"Mave kau harus tau, dulu aku meninggalkanmu karna appa sempet menjualku kepada rekan bisnisnya karna perusahaan appa hampir bangkrut." Ucap Hanna sambil terisak tentu saja membuat Mave sedikit kaget, bagaimana tidak seingatnya dulu saat mereka berpisah Hanna masih berusia 7 tahun, menjualnya pada rekan bisnis? Yang benar saja, masih ada orangtua yang seperti itu pada anaknya.
"Aku berusaha kabur namun selalu ketahuan, sampai akhirnya ketika JinYoung oppa menebusku kembali 5 tahun yang lalu. Mave kau taukan aku sudah sejak awal menyukaimu, bahkan ketika baru pertama kali bertemu denganmu, aku sudah menyukaimu."
Mave tetap diam tanpa mengatakan apapun, ia berusaha menenangkan Hanna tapi pikirannya bukan pada Hanna namun pada Luna, adiknya, ya ia tidak bisa membayangkan jika itu terjadi pada adiknya, ia beruntung ayahnya tak pernah melibatkan keluarga dalam urusan bisnis, baru kali ini saat akan menjodohkannya dengan Ailee, kekasihnya sendiri. Ah memikirkan soal Ailee, kemana calon istrinya itu? Kenapa pergi lama sekali? Mave hanya berharap jika Ailee melihat ini ia tidak salah paham.
"Mave kau menyukaiku juga kan dulu?" Tanya Hanna dengan air mata yang masih keluar karna tak kunjung mendapatkan respon dari Mave.
"Sebagai teman, iya, lebih dari itu tidak, aku hanya menganggapmu teman Hanna, dari dulu." Tegas Mave tanpa mengetahui jika calon istrinya berdiri didekat pintu bernapas lega mendengar perkataannya.
"Ne?" Hanna tak percaya dengan perkataan Mave.
"Sedari dulu aku hanya menganggapmu teman, tidak lebih. Terlebih sekarang aku sudah mau menikah, aku menemanimu selama ini hanya sebatas teman dan aku harap kau tidak mengharap lebih." Mave langsung melepaskan pelukannya.
"Apa karna Ailee? Mave, aku.. aku mengenalmu lebih dulu darinya."
"Tidak peduli siapa yang mengenal aku lebih dulu, tapi memang hanya dia yang aku cinta, ia yang aku mau. I'm hers, and always gonna be hers." Tegas Mave lagi.
"Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini Mave, aku wanita, aku bahkan menurunkan harga diriku untuk menyatakan perasaan ini, kenapa kau malah membelanya?" Hanna semakin tidak terima.
Disaat itulah Ailee melangkah mendekati mereka.
"Aku yang mendekati Mave terlebih dahulu, aku yang mengajaknya pacaran pertama kali, aku juga yang mengajaknya menikah duluan. Jika kau sebut itu menurunkan harga diri, maka harha diriku yang paling murah." Ucap Ailee dengan tenang dan langsung berdiri di samping Mave. Mave sendiri sedikit kaget dengan keberadaan Ailee namun ia juga bersyukur.
"Kauu... kau wanita tak punya hati, kau tidak mengerti menjadi diriku yang hanya hidup tinggal beberapa bulan lagi. Kau tidak mengerti! Kau tidak diposisiku!" Hanna berkata dengan suara yang keras dan jari telunjuknya menunjuk-nunjuk Ailee dengan emosi dan air mata.
"Aku memang tidak di posisimu, aku juga tak mengerti tentang hal itu. Tapi satu hal yang pasti, jika aku dalam posisimu aku tak mungkin masuk ke hubungan orang lain dan berniat merusaknya ketika hidupku tinggal beberapa bulan. Aku akan melakukan hal yang membuat orang lain dan diriku bahagia, bukan menjadi beban untuk orang lain. I will create the moments of my life with happiness. Ingatlah Hanna selalu ada pepatah yang mengatakan hiduplah seperti tidak ada hari esok, itu berarti kita harus hidup dengan bahagia dan menikmati hidup, bukan merusak kehidupan orang lain demi kebahagiaan diri sendiri." Jelas Ailee panjang lebar namun malah membuat Hanna semakin dongkol, dengan cepat ia melepaskan infus di tangannya dan langsung turun untuk menyerang Ailee.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Reasons to Stay (VRENE) - END
FanficAilee yang selalu mempunyai banyak alasan untuk tetap bertahan.