Tatapan yang diberikan Mave berbeda dan membuat Ailee merasa salah tingkah, ia bahkan kaget saat tiba-tiba Mave merengkuh pinggangnya dan mendekatkan tubuh mereka sampai bertubrukan, pipi Ailee sudah bersemu merah. Mave seperti mengisyaratkan Ailee untuk tetap menari mengikuti irama, menghentakkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri, meliukkan badan bersama.
Setidaknya mereka sudah menari dengan posisi yang intim selama sejam dan kaki Ailee mulai lelah, ia ingin berhenti namun ia merasakan Mave masih sangat bersemangat, pria itu terlihat sangat lepas tidak seperti tadi sore.
"Aku lelah." ujar Ailee sambil berteriak karna musik yang berputar sudah semakin keras.
"Mau pulang?" tanya Mave yang ikut berteriak di telinga Ailee.
Ailee mendongkak dan menatap wajah Mave sambil menganggukan kepala. Mereka berdua pun menoleh pada pasangan kekasih yang terlihat sudah kacau dan semakin intim. Dengan terpaksa mereka berdua melepaskan keintiman pasangan itu.
Pasangan yang sudah mabuk itu pun mampu berdecak.
"Sudah saatnya pulang, ayo." Ailee berbicara sedikit keras di telinga Gina sambil memapah sepupunya itu dengan agak kesulitan keluar dari kerumunan, begitu juga dengan Mave yang memapah Ian tanpa kesulitan karna tubuh Ian yang lebih pendek dari Mave.
Mereka berhasil keluar dari club dan menyandarkan pasangan mabuk itu di tembok agar tidak terjatuh sedangkan Mave sudah mengeluarkan ponsel dan memesan uber, hanya tinggal menunggu uber pesanan mereka datang, butuh waktu 15 menit.
Mave melepaskan leather jacket yang ia pakai dan menyampirkannya pada Ailee yang memakai kaos hitam dan celana jeans pendek, bolehkah Ailee baper sekarang meskipun hal ini sudah biasa dilakukan baik Mave maupun Ian pada dirinya tapi tetap saja malam ini terasa berbeda, entah karna status Mave yang sudah single atau karna skinship yang mereka lakukan hari ini.
Gian couple bahkan masih bisa menari karna dentuman musik masih terdengar sampai luar club sedangkan Mave sudah menarik pinggang Ailee untuk tetap berada di dekatnya lalu pria itu merebahkan kepalanya pada puncak kepala Ailee sambil memantau posisi mobil uber dari ponselnya, tentu saja hal itu membuat tubuh Ailee membeku, jantungnya semakin tidak normal sekarang.
"Ayo, itu mobilnya." ucap Mave yang melepaskan tangannya dari pinggang Ailee dan membuat gadis itu merasa kosong sesaat lalu bergegas memapah Gina untuk masuk ke dalam mobil. Mave menempatkan Ian di samping supir sedangkan Gina, Ailee dan ia di kursi penumpang, agar memudahkan mereka untuk mengeluarkan kedua orang mabuk itu nanti.
Mave menarik jaket yang tersampir di pundak Ailee dan langsung menaruhnya diatas paha gadis itu untuk menutupi paha mulusnya.
"Thanks." ucap Ailee pelan yang di balas Mave hanya dengan menaikan kedua alisnya.
Perjalanan dari Why Not Club ke apartment mereka hanya membutuhkan waktu paling lama 10 menit dan setelah sampai mereka berdua pun harus memapah kedua orang mabuk tersebut masuk ke apartment.
Memang jika mereka sedang mabuk seperti ini akan menginap di apartment Gina dan Ailee, lebih masuk akal saja ketimbang mereka yang harus menginap di apartment para pria. Lagi pula hanya apartment Gina dan Ailee yang memiliki 3 kamar.
Ailee pun langsung memapah Gina menuju kamarnya, tak lupa ia menghapus polesan make up tipis dengan micellar water lalu melepaskan sepatu yang di pakai sepupunya, setelah itu ia menyelimuti gadis itu.
Saat Ailee keluar ia melihat Mave yang sedang berdiri di balcony ruang tamu. Ailee pun berinisiatif untuk membawakan air untuk Mave, ia membawa 2 gelas air menuju balcony.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Reasons to Stay (VRENE) - END
Fiksi PenggemarAilee yang selalu mempunyai banyak alasan untuk tetap bertahan.