Chapter 2

35 20 8
                                    

Tentang sebuah akara yang saling mengejar namun tak bisa tergapai, menyisakan renjana yang begitu dalam dan amerta di dalam kisahnya

_________________________

Satu minggu telah berlalu. Hari-hari Thea berjalan seperti biasa. Sekarang cewek berambut panjang tersebut sedang menatap dirinya di depan cermin. Hari ini adalah hari dimana Bintang kembali bersekolah setelah di rawat dirumah sakit hampir seminggu lamanya. Jangan tanya Thea senang atau tidak, gadis tersebut amat sangat senang mendengar kabar tunangannya sudah bisa kembali bersekolah seperti biasanya, jadi dirinya bisa menatap wajah tampan Bintang setiap harinya tanpa harus ke rumah sakit terlebih dahulu.

Thea dengan riang berjalan menuju lantai bawah, ia bisa melihat disana sudah ada keberadaan kedua orang tuanya yang sedang mengobrol di meja makan.

Thea menghampiri keduanya dengan senyuman yang semringah. Kedua orang tua Thea hanya tersenyum menatap putri kesayangannya tersebut lebar. "Morning pah," Thea mengecup pipi papanya dan memeluknya. Riski - papa Thea, mengecup kembali pipi putrinya lalu mengelus lembut rambut Thea. Sudah jadi kebiasaannya setiap pagi ia mengecup kedua pipi orang tuanya.

"Mama ngga dicium nih?," Tanya Ima- mama Thea dengan wajah sedihnya yang dibuat-buat.

Thea terkekeh sekilas lalu mendekat ke arah mama nya dan mengecup kedua pipi mamanya. "Thea sayang kalian berdua." Thea lalu berjalan ke arah kursi agar bisa sarapan dengan enak.

"Nak, nanti malam kita bakal adain makan malem bareng keluarganya tunangan kamu, soalnya papa denger dia baru keluar dari rumah sakit kan?" Ujar Riski. Thea yang sedang mengoleskan selai coklat kerotinya menatap ke arah papa nya dengan antusias.

"Serius pah? nanti malam berangkat jam berapa? Kita harus bawa apa? Thea harus minta tolong siapa ya buat make up in Thea biar cantik?" Deretan pertanyaan keluar dari mulut gadis cantik tersebut. Ia sudah membayangkan akan seperti apa dirinya nanti malam. Pokonya harus terlihat secantik mungkin di depan Bintang dan keluarganya.

Papa dan mama nya hanya tersenyum menatap gadisnya.

Tak lama Thea berpamitan untuk berangkat ke sekolah, ia mencari angkutan umum yang sering lalu lalang di jalan raya luar area perumahan rumahnya.

Ia menatap jam di tangannya sudah menunjukan pukul 06.50 wib. Apa ia kepagian? Pikirnya. Thea mendengus kesal tumben sekali angkutan umum jarang lewat, jika ada yang lewat itupun enggak searah dengan sekolahannya.

Deruman motor mengagetkan Thea. Ia menolehkan kepalanya. Senyuman Thea mengembang melihat siapa yang sedang berada di sampingnya.

"Seneng deh kamu udah sembuh," Kata pertama yang Thea lontarkan.

"Naik, cepet."

Walaupun sifatnya seperti es di kutub Utara Thea tetep seneng bisa bersama dengan tunangannya. Ya itu Bintang.

Dengan cepat Thea naik ke motor besar milik Bintang. "Kamu enggak bawa helm buat aku ya?" Tanya Thea

"Ga," Jawab Bintang singkat, padat, dan jelas wkwk.

Thea memanyunkan bibirnya tetapi tak lama ia tersenyum kembali. Di sepanjang jalan gadis tersebut terus saja mengoceh, menanyakan hal yang tidak penting dan acara nanti malam seraya merapihkan rambutnya yang terus saja beterbangan terkena angin.

Tak terasa mereka sudah memasuki gerbang sekolah. Rasanya Thea ingin berlama-lama di perjalan menuju sekolah, gapapa telat asal sama Bintang.

Thea turun dari motor besar milik tunangannya, ia merapihkan rambutnya yang berantakan. "Duh kusut," Ujar gadis tersebut membuat Bintang menoleh ke arahnya. Bintang mengangkat tangannya ingin membantu Thea tetapi niatnya ia urungkan setelah mendengar suara Vanessa.

GRADUATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang