Chapter 3

47 20 17
                                    

Dia yang terlalu dingin
Atau aku yang terlalu ingin?

______________________________


"Assalamualaikum bunda," Arzan memasuki rumahnya yang bisa di bilang besar. Ia menatap sekitar, sepi hanya ada suara suara kecil dari arah dapur. Arzan melangkahkan kakinya menuju dapur ia tersenyum menatap Bundanya yang tengah sibuk memasak makanan untuk makan malam.

Arzan mendekat ke arah Bunda tersayangnya. "Assalamualaikum bunda," ulangnya lembut di dekat kuping sang Bunda.

"Astaghfirullah. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," Fatimah - Bunda Arzan, tersenyum menatap anak tunggalnya.

"Baru pulang kamu?" Tanya Fatimah.

Arzan mencium telapak tangan Bundanya lalu terkekeh pelan. "Hehe, iya bun. Maaf ya bun Azan nggak ngabarin Bunda. Tadi ada hal yang harus Azan kerjain."

"Asal kamu nggak apa-apa itu nggak masalah sayang. Bentar lagi Ayah pulang, kamu mandi gih terus nanti turun ke bawah, bunda mau siapin makan dulu buat dua raja yang ada di rumah ini."

"Azan bantu ya bun?" Arzan ingin menjulurkan tangannya untuk membantu Fatimah tetapi Fatimah lebih dulu menolak dan menutup hidungnya.

"Kamu mandi aja, bau tuh," ledek Fatimah.

"Ih bunda," keduanya terkekeh lalu Arzan berpamitan untuk kekamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar cowok jangkung tersebut tak langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya melainkan mengambil gitar miliknya yang berada di sudut kamar, dan membawanya ke luar untuk duduk di balkon dan memainkan gitarnya di temani dengan langit malam yang cukup mendung.

Baru saja ingin memetik senar gitar. Pandangannya teralihkan ke sebuah mobil hitam yang berjalan menuju rumah tetangganya yang nggak lain adalah Bintang dan keluarga.

Arzan menyipitkan matanya saat melihat seorang gadis yang sedang keluar dari mobil dan merapihkan dress yang ia pakai serta rambutnya yang sudah rapih.

"Thea?," Tanyanya, entah pada siapa.

Ia ingin turun dan menanyakan untuk apa Thea malam-malam ke rumah Bintang, tetapi niatnya dia urungkan saat melihat Bintang serta kedua orang tuanya berjalan keluar untuk menyambut kedatangan Thea sekeluarga.

Arzan menatap Bintang yang terlihat sangat rapih menggunakan jas hitam. Ia sekarang tahu untuk apa Thea datang malam-malam begini ke rumah Bintang yang kenyataannya adalah tunangan Thea.

Bintang menatap ke arah rumah Arzan, tak sengaja tatapan keduanya bertemu. Arzan tersenyum ke arah Bintang, sedangkan Bintang ia malah memalingkan wajahnya.

Arzan terus menatap Thea dari balkon kamarnya. Walau jaraknya lumayan tetapi Arzan bisa melihat Thea dengan jelas. Gadis tersebut terus saja tersenyum membuat Arzan ikut tersenyum menatapnya.

Sampai ia lupa harus segera membersihkan dirinya karena pasti Ayahnya bentar lagi akan pulang. Sebelum ia masuk ke dalam kamar ia sesekali menatap ke arah Thea di bawah sana yang sedang tertawa.

"Cantik," gumamnya lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

Thea menatap rumah milik Arzan, tatapannya terfokus ke kamar milik cowok jangkung yang selalu ada mengisi hari-harinya.

🌴

Bintang terus saja menatap gadis yang berada di hadapannya. Ia terkejut saat melihat tunangannya memakai dress pemberiannya. Bintang kira Thea tidak akan pernah menggunakan dress tersebut tetapi dugaannya ternyata salah. Thea Almeira Arkananta - tunangannya, sekarang ini, malam ini, ia memakai dress pemberian Bintang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GRADUATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang