9.🌷

348 35 51
                                    

-++-

Sesampainya di perusahaan Manoban internasional Jungkook dan asisten Kim berjalan masuk, lalu bertemu dengan asisten Scott. Asisten Scott yang melihat mereka pun menyapa "Presdir Jeon, asisten Kim. Ada perlu apa kemari? Bukannya semuanya sudah selesai?" Tanya nya.

"Kami ingin bertemu dengan Presdir Manoban. Apakah Presdir sibuk?" Tanya Jungkook

"Presdir berada di ruangannya. Beliau sedang tidak ada jadwal pertemuan hari ini. Presdir Jeon dan asisten Kim silahkan ikuti saya, saya akan antar kalian ke ruang meeting dulu setelah itu saya akan memberitahu kedatangan kalian di sini" ujar asisten Scott sembari membawa mereka ke ruang meeting di lantai 21.

Sesampainya di ruang meeting asisten Scott mempersilahkan mereka masuk dan menunggu sebentar, ia akan memberitahu Presdir Manoban untuk menemui mereka.

Sembari menunggu wanitanya, Jungkook merasa gelisah dan takut akan bagaimana reaksi wanitanya saat melihatnya nanti. Ada rasa tidak pantas yang ia rasakan saat mengingat betapa buruk nya dia. Akankah wanitanya menamparnya atau mencaci maki nya?. Namun ada rasa kelegaan dan kebahagiaan, akan tahu bahwa wanitanya hidup dan sehat, bahkan sekarang menjadi wanita karir yang hebat dan luar biasa. Ia tak menyangka wanitanya adalah orang yang sering dibicarakan oleh orang-orang betapa hebatnya pengusaha legenda Eropa dan ternyata itu adalah wanitanya.

Asisten Kim yang melihat kegelisahan di wajah Boss nya, juga merasakan nya. Ia melihat Boss nya yang sudah banyak menghadiri pertemuan bisnis dengan tender proyek yang sulit sekalipun, selalu tenang. Namun baru kali ini, keraguan dan kegelisahan terpancar di mata hitam Boss nya. Ia bertanya-tanya, ada hal apa yang membuat Boss nya bisa seperti ini. Juga mengapa ia diperintahkan mencari wanitanya dan akan sangat marah jika ia belum juga menemukan nya. Dan sekarang ketika mereka akan melihat wanitanya, Boss nya terasa berbeda.

Jungkook tampak menatap lurus permukaan meja dengan kegusaran di wajah nya. Detik demi detik, menit demi menit ia dengan rasa tidak sabar dan takut menunggu kehadirannya. Kadang sesekali saat ada suara langkah kaki mendekat ke arah ruangan, ia melirik pintu ruangan dengan sedikit rasa cemas. Ia memikirkan kata apa yang akan diucapkan saat bertemu nanti.

Sudah lama sekali mereka tidak pernah bertemu lagi. Harus kah ia menyapa dulu? Bertanya bagaimana kabarnya?. Dan ia juga memikirkan untuk menunjukkan senyum terbaik dan termanis yang ia miliki. Tersenyum sambil menampilkan Gigi kelincinya atau tidak.

Di luar ruangan wanita cantik yang sedang ditunggu-tunggu, ia berjalan anggun dengan pikiran yang berkecamuk memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan orang itu. Haruskah ia langsung mengusir nya? Atau menyapa nya seolah-olah mereka tidak pernah bertemu. Memikirkan apa tujuan mereka? Dan bagaimana jika pria itu mengetahui nya? Jika pria itu mengetahui nya bukan kah pelarian dan persembunyian nya menjadi sia-sia? Bagaimana jika setelah pria itu tahu keberadaan nya, itu juga akan berdampak pada anaknya?.

Memikirkan itu, ia akan semakin waspada dan memperketat pengawasan dan pengamanan untuk nya dan anaknya. Mungkin ia akan mengurangi berpergian keluar rumah dengan anaknya. Ia juga akan memberitahu anak nya untuk tidak keluar rumah tanpa dampingan nya dan bodyguard yang akan ia pekerjaan mulai dari sekarang. Pokoknya ia harus biasa saja, tidak boleh menunjukkan emosi sedikitpun. Tidak boleh lemah lagi, harus kuat dan menunjukkan siapa dia sekarang.

Langkah kaki nya semakin mengikis untuk ia semakin dekat dengan ruangan itu dan detak jantung yang kian berdetak kencang. Ada rasa kesal dan marah ketika ia mengingat bahwa orang yang akan ia jumpai adalah pria itu. Rasanya ia ingin melarikan diri dan tidak ingin bertemu dengannya, namun jika ia melarikan diri, ia akan terlihat pecundang, bodoh dan lemah, ia tidak mau itu. Jadi ia akan menghadapi nya!.

Entah berapa lama mereka berdua terhanyut dalam pikiran masing-masing. Yang jelas ketika pintu terbuka dan memperlihatkan sosok wanita cantik, mereka tidak tahu. Dengan deheman dari pria yang masuk dengan wanita itu, barulah kesadaran mereka kembali ke posisi nya.

Mereka mengalihkan pandangan ke arah sang wanita, memperhatikan betapa cantik dan luar biasa pesona nya. Terdiam melamun memandanginya dengan pikiran masing-masing. Asisten Kim memandangi dengan jeli bagaimana pahatan wajah cantiknya, mata yang menghipnotis bagi siapapun yang melihatnya, hidung mancung, bibir plum yang memikat, wajah bulat dengan dahi yang tertutupi poni rapi sebagai ciri khas nya. Tubuh ideal dengan tinggi yang semampai. Aura anggun dan cantik nya keluar menguasainya. Ia tertegun akan sosok yang selama ini ia cari dan sekarang ia dapat melihatnya secara langsung.

Jungkook terdiam dan memperhatikan nya begitu lekat. Ia masih berpikir apakah ini mimpi? Jika memang mimpi, biar kan ia terus nyenyak dalam mimpi indahnya, ia tak ingin bangun dalam tidur lelapnya. Memandang wajahnya yang masih sama dengan yang dulu, mata nya yang begitu indah, seolah-olah ia terbawa arus dari tatapan matanya, hidung yang mancung, bibir merah merona nya, dan poni manis nya yang menambah kesan ciri khas nya. Tubuh nya yang semakin tinggi dari terakhir kali ia ingat.

Jika ini adalah kenyataan, ia ingin menghentikan waktu. Takut ia akan hilang lagi, pergi melarikan diri dan bersembunyi dari nya. Sudah cukup berapa tahun ia kehilangan nya, dan menyesali semua nya.

Lisa yang memperhatikan tampilan pria masa lalunya, cukup terkesiap. Dimana wajah tampan nya menunjukkan mata yang tajam, hidung yang mancung dan bibir tipisnya. Aura dingin, datar dan tajam terpancar ditubuh nya. Tinggi tubuh yang menjulang, dengan otot lengan dan dada yang agak terlihat. Melihat penampilan nya yang terlihat dewasa.

Melihat sang Boss Dan asisten nya yang sama-sama terisam asisten Scott memecah keheningan "Presdir Jeon, asisten Kim. Presdir Manoban sudah di sini".

"Oh maaf, halo Presdir Manoban. Saya asisten Presdir Jeon, Kim Hyun Bin" ucap asisten Kim setelah tersadar, berdiri dan menjabat tangan Presdir Manoban. Melirik ke arah Boss nya yang masih termenung, ia berusaha mengembalikan kesadarannya dengan memanggil dan menyenggol nya "Presdir Jeon, Presdir Manoban sudah datang".

"Uh-huh, halo Presdir Manoban. Saya Presdir Jeon dari Jeon company" kata Jungkook berdiri dan mengulurkan tangannya meminta disambut dengan tangan sang pujaan hati. Menunggu beberapa saat lalu uluran tangannya diterima. Dengan sang wanita yang berat hati menerima uluran tangannya.

"Silahkan duduk"

"Bukan kah pertemuan dan perjanjian bisnis kita sudah selesai? Apa yang membawa kalian kesini?" Tambah Lisa setelah mereka duduk.

"Iya pertemuan dan perjanjian kesepakatan bisnis kita sudah selesai. Namun saya ingin berbicara dengan anda Presdir Manoban. Bisakah kita bicara berdua saja?" Kata Jungkook, asisten Kim dan asisten Scott yang mendengarnya, menujukan pandangan mereka ke arah Boss Manoban internasional mengharapkan keputusannya.

"Kenapa hanya berdua? Bukan kah jika ada saksi lebih bagus? Hal apa yang ingin dibicarakan?"

"Hal yang sangat penting yang ingin saya bicarakan dan itu hanya perlu anda dan saya. Hanya berdua"

"Bagaimana jika saya menolak?" Kata Lisa dengan nada yang berubah dingin.

"Saya mohon, izinkan saya berbicara berdua dengan anda. Ini penting sekali" ucap Jungkook dengan wajah dan nada yang sedih.

"Baiklah saya beri waktu 5 menit"

Mendengar itu asisten Kim dan asisten Scott keluar ruangan dan menyisakan mereka berdua di dalam. Entah hal penting apa yang mereka bicarakan sampai menyuruh mereka untuk memberi ruang.

-++-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not The Same | LiskookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang