-' ── deux ᭡࿔

1.8K 220 8
                                    

ꪶ┊I Will Definitely Provide
The Best Service  ݇-

▭▬▭▬▭▬▭▬

Fajar mengintip dari balik kumpulan kapas berwarna putih. Suara burung yang saling bersahut-sahutan membuat suasana terasa semakin damai. Bersamaan dengan embun pagi yang baru saja jatuh ke atas tanah.

Suara batuk yang tiba-tiba terdengar membuat si pelaku terbangun dari tidurnya. Ia segera mengambil air minum di dalam gelas dari atas meja nakas di sebelahnya. Diteguklah isinya hingga tersisa setengahnya.

Kembali berbaring perlahan, rupanya pergerakannya tadi tidak membuat wanita di sebelahnya terbangun. Yang ada hanyalah deru napasnya yang tampak teratur.

Sungguh di luar bayangan pria itu jika ia bisa melihat wanita di sebelahnya tepat ketika ia baru membuka mata saat bangun di pagi hari. Sejenak tatapannya tertuju ke arah leher wanita itu. Tampak bercak-bercak kemerahan tertinggal di sana. Membuat si pria kembali teringat dengan kejadian tadi malam.

Ia menyeringai, kemudian terkekeh. Katakan saja dirinya gila. Namun, (Y/n) benar-benar tampak seksi dan imut di saat yang bersamaan tadi malam. Merupakan hal yang tak dapat dipungkiri dan semakin membuatnya ingin terus-menerus melakukannya tanpa henti.

"Oh, kau sudah bangun rupanya."

Suara yang sama dengan yang tadi malam menyerukan namanya kini mengapa indra pendengaran Izana. Pria itu pun masih setia menatap (Y/n) yang tengah menguap. Rasa kantuk masih menyelimuti dirinya. Ditambah ia hanya tidur beberapa jam saja. Salahkan suaminya itu yang masih kuat bertahan hingga pagi.

"Aku akan segera membuat sarapan."

(Y/n) berusaha untuk bangkit. Namun, kala ia sedang berdiri, kakinya tak sengaja tersandung ujung meja nakas. Membuat rasa sakit yang tak tertahan dan sulit untuk dideskripsikan.

Melihat hal itu, kepanikan melanda Izana. Tanpa berpikir lebih lama, ia segera bertindak untuk mengambil kotak P3K di luar kamar mereka. Tepatnya berada di lemari dekat dapur.

"Aku tidak apa-apa, Anata."

Itulah yang (Y/n) katakan ketika Izana kembali dengan kotak P3K di tangannya. Namun, keadaan pun berubah setelah Izana menyentuh pergelangan kaki (Y/n). Ia berseru karena rasa sakit di sana.

"Sepertinya kakimu terkilir, (Y/n). Apa kita perlu ke rumah sakit?"

Bagaimana bisa kaki yang sebelumnya hanya tersandung kini berubah menjadi terkilir? Sungguh di luar pemikirannya.

"Aku rasa tidak perlu. Aku masih baik-baik saja." Dengan pelan, (Y/n) pun menolak. Merupakan hal yang tabu baginya untuk pergi ke rumah sakit. Bukan tabu secara harfiah, melainkan karena ia tidak menyukainya.

"Kau harus ke rumah sakit. Aku tidak menerima penolakan apapun," ujar Izana mutlak. Sementara yang dititahkan demikian hanya menghela napas.

"Bagaimana dengan sarapannya?" tanya (Y/n) tiba-tiba. Setelah ia cukup lama terdiam.

"Kita bisa membelinya di luar," jawab Izana sambil menggulungkan perban pada pergelangan kaki (Y/n).

"Lalu, bagaimana cara aku berjalan ke kamar mandi atau ke tempat lain?" tanyanya lagi.

Izana pun menengadahkan kepalanya. Menatap lurus ke arah manik (e/c) yang juga tengah memandang dirinya.

"Aku bisa mengangkatmu. Jika kau tidak bisa mandi seorang diri, aku juga bisa memandikanmu." Ia menyeringai.

"Hanya kakiku yang terkilir, bukan tanganku," tandas (Y/n) dengan wajah datar.

Selesai memasangkan perban pada pergelangan kaki (Y/n), Izana tiba-tiba mengangkat tubuh wanita itu. Membuat (Y/n) menjerit karena terkejut.

"Khusus untuk hari ini, aku akan melakukannya semuanya untukmu. Tenang saja, aku pasti akan memberikan pelayanan yang terbaik."

Begitulah yang dikatakan oleh Izana sebelum mereka masuk ke dalam kamar mandi secara bersamaan. Ditutupnya pintu itu sama dengan berakhirnya ketenangan (Y/n).

***

END ━━ # . 'Anata ✧ Kurokawa IzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang