2. BEAUTIFUL INSIDE

777 186 25
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Di dalam kamar seluas empat kali lima meter, Yibo mengobati luka seorang gelandangan yang telah menjadi penyelamat hari ini.

Awalnya, Yibo menyuruh gelandangan itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, agar selanjutnya Yibo dapat memasangkan perban. Namun, gelandangan itu tak kunjung bergerak dari tempatnya sejak memasuki kamar, hanya berdiri diam dengan tatapan ragu.

Merasa tidak sabaran, Yibo akhirnya turun tangan, membawa gelandangan itu ke kamar mandi untuk membersihkan lengannya dari kotoran dan luka. Bagian lengan yang terluka harus dibersihkan terlebih dahulu agar bisa dirawat. Perihal mandi, gelandangan itu bisa melakukannya nanti.

Setelah membersihkan luka si gelandangan dari kotoran dan darah, obat luka dioleskan, perban dipasang dengan hati-hati. Terlihat gelandangan itu sesekali meringis kesakitan ketika Yibo melilitkan perban di lengannya. Beruntung luka itu tidak terlalu dalam, hanya luka goresan saja sehingga tidak perlu dibawa ke rumah sakit.

"Auch!" pekik si gelandangan.

"Maaf, apa sangat sakit?" Yibo menatap sekilas gelandangan itu, kemudian melanjutkan kegiatannya hingga perban selesai dipasang.

"Terima kasih," ucap si gelandangan.

"Huh, dia bisa bicara? Aku pikir dia orang gila," sahut Jun Xiang yang sedari tadi duduk di sofa dekat pintu.

"Jun Xiang!" tegur Yibo.

Teguran dari bosnya hanya dibalas dengan cengiran tanpa dosa. "Maaf, Bos."

Yibo kembali mengalihkan tatapannya kepada gelandangan itu. "Bagaimanapun juga, kami berhutang budi kepadamu. Apa yang bisa kami bantu? Apa kau lapar? Atau kau butuh uang?"

Gelandangan itu menggeleng, kemudian berucap, "Eum, mandi." Sangat lirih dan hampir tak terdengar.

"Heum, apa?" Yibo mendekatkan telinganya, kurang bisa mendengar kalimat gelandangan itu.

"Ma-mandi," ucapnya sedikit gugup. Kali ini dengan suara yang sedikit lantang, tetapi masih menundukkan wajah, merasa malu bercampur takut.

Entah di mana keberanian yang tadi sempat gelandangan ini tunjukkan di depan para perampok. Dia terlihat seperti seekor anak kucing sekarang.

"Hei, tadi kami suruh mandi kau diam saja. Sekarang kau minta mandi?!" Jun Xiang kembali menyahut.

Yibo yang kesal spontan melemparkan botol rivanol yang tadi dia gunakan untuk merawat luka si gelandangan. "Sudah, kau diam saja!"

"Aduh, Bos!" protes Jun Xiang seraya menangkis botol obat yang dilemparkan ke arahnya.

Yibo kembali mengalihkan atensinya kepada si gelandangan, kemudian menjawab, "Tentu. Mandilah. Kau bisa sekalian berganti pakaian. Kau bisa menggunakan pakaianku." Pria itu mengambil handuk, kemudian memberikan handuknya kepada si gelandangan. "Kau bisa memakai handukku. Di kamar mandi juga ada sikat gigi baru. Kau bisa memakainya."

Gelandangan itu mengangguk, terlihat sedikit takut, tetapi tetap mengambil handuk pemberian Yibo. Berdiri, perlahan berbalik, gelandangan itu menuju kamar mandi di sudut ruangan.

Pintu kamar mandi tertutup. Samar-samar terdengar suara gemericik air dari shower. Yibo dan Jun Xiang setia menunggu di dalam kamar.

"Bos, menurutmu apakah gelandang itu tidak akan mencuri di dalam sana?" tanya Jun Xiang seraya menatap curiga ke arah pintu kamar mandi.

Yibo menghela napas panjang. "Memangnya apa yang bisa dia curi? Dia berada di dalam kamar mandi. Apa dia mau mencuri pisau cukur milikku? Untuk apa, hah?"

BOBO RAMEN SHOP (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang