1. Fansign

24 5 0
                                    

"Aaaaakh!"

Seorang gadis berteriak keras dan melompat di atas kasur kerasnya. Memeluk erat ponsel yang menjadi alasan kenapa ia terlihat sangat senang hari ini.

"Apa? Apa? Kenapa?!"

Sang ibu yang sedang memasak di dapur tentu saja terkejut mendengar teriakan putri tunggalnya itu. Tapi rasa khawatirnya malah dibalas cengengesan tak bersalah dari Nayna, putrinya.

"Hehe.. aku mengganggu ibu ya?"

Ratih, sang ibu menatap datar putrinya itu. Bisa-bisanya dia lupa kalau sang anak memang senantiasa menjerit untuk hal yang menurutnya tidak berguna.

Tidak berguna? Tentu saja! Semua orang pasti akan setuju dengan Ratih jika ia menyebutkan alasan anaknya itu menjerit tiap saat. Baiklah, biar wanita paruh baya itu beritahu. Anaknya selalu menjerit saat muncul notif bahwa member grup yang ia idolakan sedang live, atau saat perusahaan mereka mengumumkan bahwa mereka akan merilis album baru, atau bahkan anaknya itu akan menjerit histeris hanya karna sebuah foto yang di posting di sosial media idola yang putrinya ikuti itu. Yah.. Pasti salah satu dari itu alasan putrinya menjerit saat ini, sama seperti sebelum-sebelumnya, bisa-bisanya ia terkecoh.

"Apa lagi kali ini? Juna live?"

Nayna menggeleng dengan senyum lebar di wajahnya.

"Album baru akan keluar?"

Lagi, gadis berusia 21 tahun itu menggeleng.

"Juna post foto di twitter?"

Lagi-lagi, gadis yang berprofesi sebagai penulis itu menggelengkan kepalanya.
Ratih mengernyit. Lalu kalau bukan itu, apa lagi alasan putrinya menjerit histeris?

"Coba ibu tebak kenapa aku teriak? Ibu bisa? Bisa tidak? Ayo tebak bu!"

Ratih mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya pelan, tanda berfikir. Namun setelah beberapa saat ia menyerah. Tidak tahu apalagi alasannya.

"Nayna menang undian fansign! Aaaaa!" Teriak Nayna. Lagi-lagi ia melompat di atas kasur kerasnya. Tidak peduli apakah kasur itu akan patah atau bagaimana, ia hanya meluapkan kesenangannya.

Ratih tersenyum dan menggeleng pelan. Menyandarkan tubuh dan kepalanya di pintu kamar Nayna, ia menatap sendu putri satu-satunya itu. Sejak sang suami, ayah Nayna meninggal lima tahun lalu, tepat saat Nayna baru masuk sekolah menengah, gadis itu selalu murung. Bahkan untuk berbicara pun, hanya seadanya saja. Tapi ia bersyukur, entah sejak kapan putri satu-satunya itu kembali ceria setelah mengenal YourBoys, nama boy group yang Ratih ketahui sebagai idola anaknya itu.
YourBoys adalah boy group asal Indonesia yang dua tahun belakangan selalu terdengar namanya. Beranggotakan 7 orang dengan kemampuan vokal, rap, dan dance yang luar biasa, mereka berhasil memikat wanita-wanita muda menjadi fans mereka, dan Nayna adalah salah satunya.

Ratih tidak pernah marah pada Nayna. Walaupun orang-orang selalu bilang bahwa fangirl seperti Nayna adalah orang yang fanatik atau bahkan dibilang gila sekalipun, Ratih tetap tidak pernah melarang anaknya itu untuk berhenti melakukan apa yang ia sukai. Sebab Ratih tahu, Ratih juga melihat, bagaimana terpuruknya sang anak saat orang yang ia cintai pergi meninggalkannya. Dan satu-satunya hal yang mampu membangkitkan anaknya dari keterpurukan hanya idolanya itu. Orang-orang mungkin akan berpikir bahwa itu berlebihan, tapi Ratih lah yang paling tahu semuanya. Nayna membutuhkan tempat dimana ia merasa nyaman, dan Nayna menemukan itu pada aktivitasnya sekarang, jadi orang-orang tidak berhak menghina anaknya itu.

Lagipula, Nayna anak yang pintar. Ia tidak mungkin sampai menghabiskan seluruh hasil jerih payahnya hanya untuk membeli barang-barang tidak penting yang berhubungan dengan YourBoys, grup yang ia idolakan, tidak pernah. Ia hanya membeli beberapa saja, itu pun saat uang yang ia hasilkan dari pekerjaannya sebagai penulis di salah satu platform bacaan berbayar cukup untuk itu. Sebab Nayna sadar, ia bukanlah orang yang kaya, ibunya hanya seorang office girl di salah satu bandara di kotanya, dan ayahnya sudah meninggal 5 tahun lalu. Jadi, sedikit banyaknya Nayna membutuhkan banyak uang untuk hidup di kota besar ini bersama ibunya.
Nayna beranjak dari kasurnya setelah puas berteriak. Ia melangkah ke arah Ratih, memeluk ibunya erat.

Bukan Halu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang