Suara - SaeAzu

92 13 0
                                    

Hangat.

Itulah kata yang muncul di benaknya saat ia pertama kali mendengar suara sang hawa.

Itoshi Sae bukanlah tipe yang biasanya menaruh perhatian ke orang lain—terutama orang asing. Namun, beda cerita kalau ini menyangkut tentang si gadis.

Masae Azumi.

Perempuan pemilik netra sewarna senja serta surai sewarna kulit buah manggis. Kepribadiannya yang menyenangkan, membuatnya disukai oleh banyak orang tanpa terkecuali. Sangat berkebalikan dengan Sae, yang cenderung menyendiri—tidak menyukai hal berisik, contohnya si gadis itu sendiri. 

Maka dari itu, Sae lebih memilih untuk tidak melibatkan dirinya dengan Azumi. Pemuda kecil itu berusaha sebisa mungkin untuk menjauhi si gadis.

"Hei, siapa namamu?" 

Ia tidak percaya bahwa belahan jiwa memang benar-benar ada. 

· ─────── ·♪· ─────── ·

"Barang bawaanmu banyak sekali," si lelaki berkomentar; netranya memperhatikan berapa banyaknya koper yang dimasukkan ke dalam bagasi mobil di depannya.

Tangan Azumi berhenti untuk menutup pintu bagasi. Kepala ia tolehkan ke belakang, dengan senyum yang mengembang ia berujar, "Hehe, 'kan aku akan tinggal di sana sedikit lebih lama dari biasanya."

Sae berdengung sebagai jawaban, sembari mengikuti figur sang gadis yang kembali masuk ke dalam rumahnya—mungkin melupakan sesuatu. 

Hari ini, Azumi akan pergi ke Amerika untuk syuting film yang akan ia bintangi. Sedari dulu ia memang sering pergi ke luar negeri untuk pekerjaannya, jadi Sae tidak terlalu terkejut ketika sang gadis memberitahunya tentang hal tersebut. 

"Hati-hati di jalan," Sae berujar, menatap Azumi yang telah duduk di dalam mobilnya.

"Um! Jangan sampai rindu padaku, lho!" seru si gadis, tersenyum lebar; memperlihatkan rentetan gigi putihnya kepada si adam yang langsung keluarkan dengusan.

Suka bercanda seperti biasa. Namun, itulah yang Sae suka dari sang hawa. Setiap si hawa berbicara kepadanya, ia dapat merasakan kehangatan yang tiada tara. Salahkan si hawa selaku pemilik warna suara.

"Berisik, sudah pergi sana. Nanti ketinggalan pesawat." 

"Baiklah, baik," Azumi mengerucutkan bibirnya; berlagak kesal. "aku berangkat," lanjutnya kemudian. Tangan ia angkat; melambai pelan kepada si pemuda. 

Sae mengangguk, dan setelahnya, mobil berbadan hitam itu melaju membelah jalanan; meninggalkannya sendirian yang hanya diam sambil tetap menjaga pandangannya ke arah mobil itu melesat.

· ─────── ·♪· ─────── ·

"Onii-chan!" 

Suara sang adik memasuki gendang telinganya; membuat Sae langsung terbangun dari tidurnya dengan perasaan sedikit kesal. Ini hari libur, mengapa ia harus bangun seawal ini?

"Jangan ribut di pagi hari, Rin. Ada ap–"

Eh?

Sae mengucek matanya menggunakan lengannya, kemudian berkedip beberapa kali untuk memastikan. 

Bohong.

Semua yang berada dalam lingkup pandangannya, berwarna hitam dan putih. Yang mana itu hanya berarti satu hal. Kepala ia gelengkan; masih tak mau mengakuinya. Kendati wajah Rin yang berada di sampingnya telah menjelaskan semuanya.

"Pesawat yang dinaiki oleh Azumi-onee-san … mengalami kecelakaan …."

Dan saat itu pula, dunia Itoshi Sae runtuh seketika. 

· · ─────── fin ─────── · ·

· · ─────── fin ─────── · ·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Àme Sœur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang