Pijar - EugeNagi

81 10 0
                                    

Eugene Ladvega menghela napas, pasrah melihat tingkah teman sebangkunya, Hiroi, yang sedang memoles kukunya dengan kutek kuku saat masih jam pelajaran, meskipun kelas tengah jam kosong.

“Gi, kemarin tim Nagi menang loh, waktu sparing sama kelas sebelah,” kata Hiroi, memulai sebuah pergibahan antar kaum hawa. 

Eugene, Gadis yang kerap disapa ‘Eugi’ oleh teman-teman sekelasnya tersebut menunduk. Padahal diajak bicara, tapi ia justru melipat kedua tangan di bangku; tidak peduli dengan perkataan Hiroi. 

“Eugene, please, gue lagi cerita ya, Bangsat,” umpat Hiroi.

“Lo literally udah cerita itu dua kali lebih,” sahut Eugene. 

Hiroi tersenyum. “Abis Nagi Seishirou ganteng banget, idola satu sekolahan. Beruntung banget ya, soulmate-nya Nagi.” 

Eugene terdiam.

“Meskipun gue udah denger suara Nagi berkali-kali, dunia gue belum berwarna. Nasib banget gue bukan soulmate-nya Nagi,” kata Hiroi dengan nada santai.

By the way, soulmate lo siapa, Gi?” sambung Hiroi yang bertanya kepada Eugene.

Soulmate? Gue … belum nemu ….” Sedikit ragu mengatakannya, tapi ia memang belum menemukan sang so. Ketika teman-teman lain berusaha mencari tahu siapa soulmate mereka, Eugene tidak. Eugene tidak peduli.

Entahlah, permainan pancarona ini terlihat sangat rumit di matanya. 

ー ·𖥸· ー

Berjalan dengan langkah pelan menuju kantin, kericuhan di dekat lapangan sedikit membuat Eugene kesal. Sebenarnya ada apa ini? kenapa di sekitar lapangan begitu ramai?

Ia melangkahkan kaki menuju lapangan, berniat mencari tahu keributan apa yang terjadi. Eugene sampai di tepi lapangan. Klub Sepak Bola, mereka sedang bertanding.

“NAGI! NAGI! NAGI!”

Nagi, lelaki berambut putih yang sedang menggiring bola tersebut menarik perhatian Eugene. Ia mengamati Nagi diam-diam, rasa hangat merayap kala menatap sang anak adam.

Nagi menggiring bola, berniat mengoper bola tersebut ke Isagi, jika bola tersebut tidak keluar lapangan dan mendarat cantik di jidat Eugene.

ー ·𖥸· ー

Membuka mata perlahan, kepalanya pusing. Menatap sekitarnya, Eugene sadar, dia berada di UKS.

“Udah bangun lo?”

Eugene mengamati dengan baik, ada lelaki yang duduk di kursi sebelah ranjangnya. Itu Nagi. Perlahan, dunia sang gadis mulai berwarna.

“Lo ... siapa?” tanyanya.

Nagi menatap Eugene. “Kenapa dunia gue jadi berwarna setelah lo ngomong?”

Hening beberapa saat.

“Gue Eugene Ladvegia, gue ga berekspektasi bakalan ketemu sama soulmate gue dengan cara kaya gini,” kata Eugene.

Nagi bangun dari duduknya, berjalan mendekat ke arah ranjang Eugene. Ia bangun dari posisi berbaring, kemudian duduk di ranjang. 

“Nagi Seishirou. Gue Nagi,” katanya. 

Entah keberanian darimana, Eugene memeluknya. Kepala ia sandarkan ke perut Nagi, dengan kedua tangan di pinggang sang remaja pencuri hati. 

“Lo hangat. Aura lo yang bilang gitu,” kata Eugene.

Nagi terdiam, tangan kaku untuk digerakkan. 

“Nagi, gue suka lo," ujarnya.

Dan Nagi membalas pelukan Eugene.

· · ─────── fin ─────── · ·

· · ─────── fin ─────── · ·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Àme Sœur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang