Bagian 10

859 104 1
                                    

Wen Ning tampak duduk di sebuah kursi. Memperhatikan murid murid sekte yang sedang berlatih di lapangan. Saat ini Jiang Cheng sedang ada rapat nungguan dengan para tetua sekte.

Sejak malam itu, para tetua tidak ada yang berani bersikap lancang kepada Wen Ning. Murid murid sekte pun tak setakut yang Wen Ning kira. Terlebih saat Wen Ning selalu memberi mereka ramuan obat kepada mereka saat akan melakukan perburuan malam. Juga mengajari para murid sekte untuk membuat ramuan obat.
Terutama murid murid sekte yang tertarik dengan hal medis.

"Kau masih disini?"

Wen Nin tersenyum saat Jiang Cheng berjalan mendekatinya lalu duduk di sebelahnya.

"Melihat mereka berlatih menyenangkan juga." Wen Ning

"Ingin mencoba berlatih pedang? Tubuh mu bukan tubuh sakit sekarang pasti bisa membentuk inti emas." Jiang Cheng

Wen Ning tersenyum tipis.

"Aku sudah puas dengan apa yang aku miliki saat ini. Dari pada membentuk inti emas aku lebih tertarik dengan hal medis."

"Baiklah kalo kau bilang seperti itu." Jiang Cheng

"Pamaannn!"

Jiang Cheng dan Wen Ning menoleh, Jin Ling tampak berlari kecil kearah mereka.

"Hoi! Bocah apa yang kau lakukan di sini!" Jiang Cheng

"Paman! Aku datang berkunjung kau malah marah marah." Jin Ling

Jin Ling melihat kearah Wen Ning, Wen Ning agak menunduk. Wen Ning merasa ia tak bisa menatap Jin Ling karna, apa yang telah dia lakukan di masalalu.
Menyadari itu Jiang Cheng menarik Jin Ling mendekat.

"Kau dengan siapa, jangan bilang sendiri." Jiang Cheng

"Memang sendiri, aku kabur." Jin Ling

"Dasar bocah!" Jiang Cheng menjitak kepala Jin Ling. Sang empu mengaduh.

"Kau itu calon pemimpin sekte Jin Ling kurangi sikap keras kepala mu!" Jiang Cheng

"Paman juga sama keras kepalanya." Jin Ling tak mau kalah.

Wen Ning tampak bingung Jin Ling dan Jiang Cheng tak ada yang mau mengalah.

"J-jiang cheng sudahlah." Wen Ning mencoba melerai

"Wen Ning kau membelanya?" Jiang Cheng

"Aku tidak salah tentu di bela. Aku datang kan untuk mengunjungi paman." Jin Ling

Wen Ning menghelang nafas,

"Lanjutkan pertengkaran kalian. Aku pergi saja." Wen Ning melangkah pergi.

"Kau! Lihat gara gara kau Wen Ning marah." Jiang Cheng

"Tidak! Itu gara gara paman!" Jin Ling tak mau kalah

"Paman, paman sungguh ingin terus dengan nya?" Jiang Cheng tang awalnya akan marah lagi, ia menatap Jin Ling cukup lama.

"Begitulah, beberapa hari lalu juga ada insiden di sini." Jiang Cheng kembali duduk dengan tenang.

"Kejadian apa?" Jin Ling

"Para tetua sekte menjodohkan aku paman dengan seorang wanita yang katanya wanita terhormat. Ternyata dia menggunakan cara licik untuk memfitnah Wen Ning." Jiang Cheng menceritakan apa yang terjadi Jin Ling.

"Cih! Perempuan seperti itu laki laki mana yang mau menikahi nya!" Jin Ling

"Masalah nya sudah selesai, Wen Ning juga sudah kembali meras lebih baik. Jin Ling, paman harap kau juga bersikap baik dengan nya. Mungkin sulit bagimu tapi.."

"Aku tau paman, aku tau.. Dan aku tidak keberatan." Jin Ling menyela ucapan Jiang Cheng.

"Eh bau apa ini?" Hidung Jin Ling dan Jiang Cheng tampak mencium aroma wangi. Dari arah belakang mereka tampak Wen Ning membawa nampak di ikuti beberapa pelayan.

"Tuan muda Jin, saya pikir anda lapar saat di perjalanan. Semoga masakan saya cocok dengan selera anda." Jin Ling meletakan nampak yang ia bawa.

Dua mangkuk sup ayam, aroma sup itu sangat wangi membuat Jin Ling tiba tiba merasa lapar.

"Wah terlihat enak dan wangi sekali." Jin Ling segera meraih sumpit makan nya. Menikmati sup itu.

"Wah paman ini enak." Jin Ling tampak sangat menikmati sup nya.

Wen Ning menata hidangan lainnya yang dibawa oleh para pelayan. Setelahnya para pelayan pergi dan Wen Ning duduk di dekat Jiang Cheng.

"Tidak makan?" Wen Ning

"Kau hanya membawa dua mangkuk?" Jiang Cheng

"Aku tidak terlalu lapar." Wen Ning

Jiang Cheng mengambil piring saji yang masih kosong lalu membagi dua. Dan meletakan nya di dekat Wen Ning.

"Kau juga makan, ayo makan bersama." Jiang Cheng

Wen Ning tersenyum lalu ikut makan bersama. Jin Ling yang diam diam memperhatikan mereka di sela sela makan nya. Menyadari, jika paman Jiang nya sungguh menyayangi Wen Ning.

                       +++++++++++++

Setelah makan selesai, Jin Ling merengek ingin bermain di sekitar danau teratai. Akhirnya di sinilah mereka Wen Ning duduk di paman kayu yang di jadikan jalanan diatas danau.

Dengan menggulung bagian bawah celananya sebatas lutut. Di depan nya tampak Jiang Cheng dan Jin Ling sedang mencari polong teratai.

"Untuk mu." Pipi Wen Ning merona saat Jiang Cheng memberikan nya bunga teratai yang telah mekar. Dua tangkai teratai itu berbeda warna soft pink dan putih.

"Terimakasih." Wen Ning tersenyum dan memperhatikan bunga itu. Sedangkan Jiang Cheng kembali mendekati Jin Ling. Menjaga agar bocah itu tetap di jalur aman tidak bergerak terlalu jauh menuju bagian dalam danau.

Angin berhrmtys lembut, menerbangkan anak ajak rambut Wen Ning. Ia tersenyum kecil saat melihat Jin Ling mengerjai Jiang Cheng. Bocah itu tampak asik bermain air tak perduli dengan tubuh nya yang mulai basah.

Tbc !!

ChengNing ( Jiang Cheng Wen Ning ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang