Menatap tidak percaya adalah raut wajahnya saat ini. Mendapati sebuah hadiah kecil di atas mejanya. Mulai bertanya kepada pemilik rumah, ah, benar ... saat ini, mengingat musim dingin berlangsung dia kembali ke kediamannya.
Jadilah sekarang bertanya-tanya, siapa yang meletakan sebuah kotak hadiah di atas meja miliknya itu. Berpikir sejenak, sebelum akhirnya dia mulai keluar kamar.
Namun, sebelum itu kata andalan dari dia mulai terdengar. "Bersalah!" celetuknya tiba-tiba.
Hanya saja sebelum kalimat selanjutnya ia utarakan, sekilas terpikirkan, siapa yang menyukai diri namun segera ditepis pemikiran liar tersebut. Mana mungkin ada juga, 'kan?
Dengan sifatnya yang seperti itu, sepertinya tak mungkin. Lagipula untuk saat ini, dia belum tertarik tentang masalah seperti pacaran ataupun menyukai seseorang.
"Bukan jadi hadiah kalau letaknya depan mata," ujar sosok tersebut, dengan surai ungu kemerahan. Mulai melirik sekilas kotak yang telah dibalut dengan kertas, membentuk suatu kotak hadiah.
Tapi, bila disebut kotak hadiah, tak tahu juga apakah isinya benar hadiah atau bukan. Akan tetapi, dikala diri ingin membukanya, seseorang memanggil figur dia.
Pada akhirnya ia tak segera melakukan kegiatan tadi, berakhir ditunda sebentar untuk keluar kamar. Dia mulai bertanya, namun terpotong oleh seseorang gadis tiba-tiba saja datang memegang erat kedua bahu dirinya.
"Ayah apa dirimu yang meletakkan kotak hadiah di kamarku?" tanya dia kepada seseorang yang tak berada jauh dari sana.
Hanya hal tersebut yang seharusnya ia ucapkan, tapi sayang tak sesuai apa keinginan. "Ren! Tadi dirimu bilang kotak hadiah, 'kan?!" tegur seseorang gadis itu.
Terlihat kebingungan dengan kehadiran sosok yang tak asing secara tiba-tiba. "Ya? Ada di kamarku," balas dia spontan.
"Lo, sejak kapan bisa di kamarmu?"
"Maksudnya?"
Ah, sayang sekali, gadis itu mulai mengalihkan perhatiannya, dan langsung mencoba menuju kamar milik Ren.
Akan tetapi, langsung saja tangan miliknya digenggam oleh Ren saat itu. "Bersalah! Kita bukan anak kecil lagi, biar aku yang ambilkan."
Baiklah, kedatangan gadis itu yang tiba-tiba, kini menjadi tak berdaya kembali. Dia tak menduga teman masa kecilnya, bisa berbeda sekali. Bahkan, sempat-sempat diri berpikir, telah kerasukan.
"Salahkah, mengambil sesuatu di kamarnya dia?" gumam dia, menatap kepergian sosok Ren yang telah menuju kamar.
Terdengar suara tawa pelan, "[Name]-san, lupakah dirimu dirinya seorang lelaki?" celetuk seseorang tersebut.
Namun tidak secepat itu, sang gadis yang dipanggil sebagai [Name] menyadari. Hingga berlangsung melihat kedatangan Ren dari sana, pemikirannya langsung sampai.
"AH!"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER GIFT! Kitahara Ren. ✓
Fiksi Penggemar"Ini hadiah untukmu." Mengernyit bingung, menatap sang insan di hadapannya. Berpikir bahwa figurnya kesambet apaan. Tapi, tidaklah mungkin untuk bertanya juga, 'kan? Alih-alih bertanya, dia malah berkata, "Bersalah!" "...." Story © horuinzum Cover e...