Aroma sup hangat itu tercium dari dapur, bercampur dengan khasnya teh susu yang disajikan saat keluarga Watanabe sarapan.
Burung-burung sudah bernyanyi, disekitar pohon membeku yang dipenuhi salju.
Bergantian membangunkan warga dengan nyanyian kecil yang merdu.
Haruto memijit pelipisnya sesaat, sembari mengaduk sup hangat itu, agar bumbunya tercampur.
Ia sudah memakai seragam sekolahnya dan siap untuk berangkat, tapi Bibi Fei belum sarapan.
Di rumah itu, yang bisa diharapkan hanya dia. Kyoujirou entah pergi kemana dan mengurus apa, dia jarang di rumah.
Akhirnya Haruto memasang apron dan memasak sebisanya. Well, ini pertama kalinya, ia memasak sendiri ditambah lagi untuk Bibi bukan untuknya sendiri.
Bocah itu tidak bisa menjamin rasa masakannya tapi ia berharap tidak buruk.
"Baiklah, pelan-pelan, Haruto. Pelan-pelan."
Ia memotong wortel itu dalam ukuran kecil dengan sangat pelan, Haruto takut jarinya teriris karna kelalaiannya.
Setelah berhasil memotongnya, ia memasukkan beberapa potongan wortel itu ke dalam panci berisi sup.
Matanya melirik kearah jam dinding sekilas, masih banyak waktu sebelum berangkat.
Untung saja ia bisa bangun pagi, tidak seperti biasa yang harus dibangunkan Bibi.
Sekitar 10 menit kemudian, sup itu akhirnya matang. Bocah Jangkung tersebut mematikan apinya, lalu menuangkan sesedikit kuah ke dalam mangkuk.
Ia juga menyiapkan onion bread yang disajikan bersama sup dan teh susunya.
Nampan berisi sarapan buatannya itu perlahan-lahan ia bawa, seraya menaikki tangga dengan langkah panjang.
Sesampainya di lantai dua, ia melesat ke depan kamar Fei lalu berusaha masuk tanpa suara.
Ia memutar kenop pintu tersebut, lalu mengintip dari celahnya.
Fei masih tertidur di ranjangnya, dengan sangat tenang.
Haruto masuk membawa nampan berisi makanan, dan ia langsung meletakannya di meja yang ada didekat Fei.
Wanita itu masih nyenyak dalam lelapnya, begitu damai tanpa mengingat rasa sakit yang akan tiba saat ia bangun.
Bocah Jangkung tersebut mendekat, lalu mengecup sekilas dahi Bibinya.
"Aku berangkat, Bibi."
Kakinya melangkah keluar dari kamar, dan melesat ke lantai satu. Ia melihat Kyoujirou di dapur, entah melakukan apa, Haruto tidak ingin ambil pusing dengannya.
Tujuannya hari ini hanyalah, sekolah dengan tenang, kembali ke rumah untuk merawat Bibi Fei lalu tidur. Ia tidak ingin banyak hal memusingkan lainnya menimpanya.
Perjalanannya menuju sekolah tidak begitu lama karna jarak yang dekat, 15 menit setidaknya sudah sampai.
Siswa-siswa lain sudah berjalan memenuhi gerbang dengan penuh keributan.
Dan hanya Haruto yang berjalan sendiri.
Sejak kecil, Haruto memang tidak pandai bergaul. Ia sangat dingin walaupun sebenarnya itu karna dia malu terhadap orang lain, pada akhirnya, dia tidak ingin memiliki teman.
Masa sekolah dasar dan remajanya, ia habiskan sendiri. Tidak begitu tertarik, sampai ketika ia bertemu Kim Junkyu.
"Ah, itu dia." ujar Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜
Fanfiction𝑇𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑏𝑙𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑚 𝐽𝑢𝑛𝑘𝑦𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑛 𝑎𝑏𝑎𝑑𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖 𝑛𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎. 𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑗𝑎...