09# Tears

1.5K 194 31
                                    

Musim dingin mulai memudar, perlahan-lahan matahari hangat mulai sering menyapa bumi daripada rintikan salju beku.

Semakin jauh jarum jam berputar, semakin banyak siswa yang mulai memenuhi ruangan kelas.
Terutama kelas tahun akhir, dimana anak-anak mulai menggila.

Haruto terdiam, sembari menatap kearah luar jendela. Menatap pohon tak berdaun yang dipenuhi sisa salju tersebut.
Ia menghela napasnya sesekali, dan melirik ke arah bangku yang ada dihadapannya.

Kim Junkyu.

Mengingat nama itu, hati Haruto serasa seperti ditusuk.

Bangku tersebut sudah kosong selama tiga hari penuh, dan ini adalah hari keempat.
Junkyu masih tidak datang dengan ijin sakit yang terus sampai ke wali kelas mereka.

Tentu saja.

Bocah bermanik hazel itu pasti tersiksa karnanya. Air suci yang ia simpan dalam mulut, membara di seluruh tubuh Junkyu dan bahkan menyebabkannya muntah darah.

Jujur saja, Haruto ingin menjenguknya dan meminta maaf tapi terasa tidak mungkin. Apalagi dengan saat masih ada Jeongwoo yang menjaganya.

Sebuah tepukan dibahunya menyadarkan Haruto, ia segera menoleh.

"Hey, Haruto, kau terlihat murung. Ada apa?" tanya Jihoon.

"A-Ah, aku hanya sedang melamun." elaknya.

"Benarkah? Tidak terlihat seperti itu."

Jihoon hanya terkekeh, ia lalu beralih duduk di bangkunya sembari sekilas melirik bangku kosong milik sahabatnya, Junkyu.
Semenjak Junkyu dianggap sakit, Haruto lebih banyak menyendiri dan sesedikit bergaul dengan Jihoon.

Namun tetap saja, rasanya kosong.

"Aku merindukan mu, Junkyu-ya." ujar Jihoon.

"Aku juga." balas Bocah jangkung itu dengan pelan, seperti membisik.

"Kau mau ikut aku menjenguknya hari ini?"

Telinga Haruto bagaikan telinga anjing Husky yang mecuat tinggi saat mendengar ucapan Jihoon.
Ia mengalihkan pandangannya ke Jihoon dengan cepat.

"Kau akan kerumahnya hari ini?"

"Tentu saja, aku harus menjenguknya. Kau mau ikut?" ajak Jihoon.

"Apa boleh..?"

"Apa maksudmu bertanya seperti itu? Tentu saja boleh." balasnya seraya terkekeh.

Sudah pasti, Haruto ingin ikut. Ia ingin menjenguk Junkyu dan mengucapkan kata maaf sampai mulutnya berbuih jika bisa.
Bocah jepang itu merasa sangat bersalah.

Tapi, jika ia kesana, apa Jeongwoo akan mengijinkannya bertemu Junkyu?

Haruto rasa tidak, biarpun ia bersama Jihoon.
Ia menyakiti Junkyu dengan parah, wajar saja jika Jeongwoo marah besar.
Dipikir-pikir lagi, pada akhirnya, Haruto mengurungkan niatnya untuk ikut.

"Uh, sepertinya aku tidak bisa ikut." jawab Haruto dgn senyuman kecil.

"Kenapa? Kau ada janji dengan seseorang?"

"Ada sesuatu yang membuatku tak bisa ikut."

"Kau benar-benar tak ingin bertemu Junkyu? Tak bisakah sesuatu itu ditunda?" tanya Jihoon.

Jihoon semacam berusaha membujuknya agar bertemu Junkyu. Well, biar sebenarnya dia memang ingin.

"Tidak bisa ditunda. Maafkan aku."

(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang