08# Dinner Time

1.7K 216 54
                                    

Junkyu menatap pantulan tubuh telanjangnya di hadapan kaca besar itu. Penuh dengan lovebites dari Jeongwoo, dan lambang pentagram.


Sialnya, luka dari Haruto juga bertahan disana.


Ia mengerutkan dahinya sembari menatap luka sayatan di pipi tersebut, masih setengah sembuh.
Kenapa luka Haruto terasa sulit sekali hilang dari tubuhnya? Hampir sama seperti lovebites dari Jeongwoo.


"Apa harus ritual lagi?" gumamnya sambil mengusap luka sayatan tersebut.


Jeongwoo menatap tubuh telanjang Junkyu dari belakang dalam diam, sampai akhirnya Junkyu menyadarinya.
Ia menoleh sembari sedikit menutupi tubuhnya yang terekspos.


"W-Woo. Sejak kapan kau ada disana?"


"Cukup lama mungkin, aku hanya suka memperhatikan tubuhmu." jawabnya seraya melangkah ke arah Junkyu.


Ia memegangi kedua bahu Junkyu dan membawanya kembali menghadap ke arah cermin. Bocah bermanik hazel itu dapat melihat bahwa sorot mata Jeongwoo berbeda.


Seperti sedang marah..?


Tangan Jeongwoo terangkat untuk mengusap pipinya dari belakang, mengusap luka sayat milik Haruto.


"Woo, ada apa? Kau terlihat marah." tanya Junkyu ragu.


"Aku tidak marah, hanya sedikit kesal, itu saja."


"Kau berbohong"


"Dear, aku tahu, nafsu adalah bagian dari godaanmu pada bocah itu tapiㅡ"


Secara tiba-tiba Jeongwoo meremas kuat bahu Junkyu, membuat tubuhnya tersentak kebelakang, ke dada Jeongwoo.
Pria berbahu lebar itu mendekat ke telinga kiri Junkyu.


"Kau juga harus tahu batasan, dear." bisiknya.


Bulu roma Junkyu terangkat seluruhnya, sedangkan Jeongwoo hanya terkekeh kecil lalu ia memeluk pinggang kurus Junkyu.
Perlahan-lahan, ia mengecupi bahu dan menjalar ke leher Junkyu.


Hanya sebuah kecupan kecil, tidak lebih, namun kecupan itu mengirimkan sengatan listrik ke tubuh Junkyu.

Jeongwoo yang tadinya memejamkan matanya itu membuka kedua matanya pelan, menatap pantulan wajah Junkyu yang tengah berekspresi nakal.

"Godaanmu sendiri ternyata bisa menarikmu ikut juga, sayang." ucap Jeongwoo.


"Maafkan aku, woo."


"Tidak apa-apa, dear. Aku memaafkanmu, tapi kita harus melakukan ritual lagi, kan?" ujarnya.


"R-Ritual lagi? Apa boleh dua kali ritual dalam satu bulan?" tanya Junkyu.


"Kalau memang harus, apalagi disaat luka menjijikkan ini menempel padamu."


Jeongwoo beralih melepas pelukannya, ia mengambil sebuah hoodie besar miliknya dan menyerahkannya kepada Junkyu.
Bocah itu dengan cepat memakainya, menutupi seluruh tubuhnya.


"Tapi, dear, sepertinya kita akan melakukan sesuatu yang berbeda saat ritual nanti." ucap Jeongwoo.


"Berbeda? Seperti apa?"

(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang