" Xia apa ada yang terasa sakit? Dimana ." sedari tadi pria yang mengaku kakaknya ini tak henti-hentinya menanyakan hal tersebut, bahkan alixia sendiri sudah bosan mendengarnya.
Alixia memutar bola matanya malas " Kakak, harus berapa kali aku bilang bahwa aku baik-baik saja, kaka jangan khawatir ."
(Sekarang kita panggil fatmah menjadi alixia aja ya)
" Aku hanya mencemaskanmu saja adik bagaimana kamu bisa berada di rumah sakit ."
" Mana aku tau aku sendiri tidak ingat ." entah ke berapa kali ia menjawab pertanyaan itu.
Alixia sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan alixia asli, orang dia baru membuka matanya ia sudah berada disini dan menjadi orang lain.
Teringat dengan sesuatu ia bertanya kepada kakaknya ini " Kakak ."
" Ya ada apa, apakah ada yang terasa sakit? Tunjukkan padaku bagian mana yang sakit ." dengan nada cemas dan tangannya yang menangkup wajah adik kesayangannya dengan lembut.
" Kakaaaakk aku tidak apa-apa oke aku hanya ingin bertanya ."
Tanpa melepas tangannya " Ya, kamu mau tanya apa hm ."
" Sekarang tanggal berapa dan tahun berapa ."
" Kamu tidak ingat? Sekarang tanggal 23 tahun 1907 ."
" Begitu ya...lalu aku lahir tahun berapa ." tanya nya lagi ingin memastikan posisinya sebagai anak dari tuan marqeez.
Dirinya kembali cemas dengan kondisi adiknya yang tidak mengingat apapun " Apa kamu baik-baik saja? Apa kepalamu terbentur sesuatu ."
Alixia hanya mengangguk lalu menggeleng dan tersenyum " Aku lupa kak ."
" Apa kamu hilang ingatan ."
" Tidak...t-tau ." bisiknya.
" Yaampun apa kamu benar-benar amnesia, tunggu! aku akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu ." ia berbalik hendak pergi namun tangannya ditahan.
" Kak..tidak usah, aku baik-baik saja, beritahu saja kapan aku lahir ." dengan sorot mata jengkel dengan sikap posesif orang yang menyebut dirinya sebagai kakanya ini.
Dengan ragu Zendo menggenggam tangan mungil adiknya kembali. " Apa kamu yakin ."
Alixia mengangguk dan membalas genggaman tangan kakaknya mengulas senyuman manis.
" Kamu lahir tahun 1875 ."
" Hah?..... Mungkin di zamanku aku sudah sangat tua atau mungkin sudah mati ." pikirnya.
" Apa aku benar-benar anak ayah dan adik kandungmu kak ."
Merasa bingung dengan pertanyaan alixia ia mengangguk membenarkan " Tentu saja kamu anak ayah dan adik kandungku bahkan sejak kamu bayi aku selalu menemanimu ."
" Begitu...."
" Sebaiknya kamu istirahat jangan terlalu banyak di fikiran nanti kepalamu sakit ."
" Hmm iya kak ." ia kembali membaringkan tubuhnya dengan di bantu zendo.
Zendo mengelus rambut alixia dengan lembut lalu mengecup keningnya singkat " Istirahatlah, sebentar lagi ayah akan datang ."
Alixia terkejut kemudian mengangguk dan memejamkan matanya. Memang benar yang dikatakan zendo jika terlalu memikirkannya kepalanya terasa sangat pusing.
•••🍁•••
" Apa dia baik " Tanya pria paruh baya itu melirik ke ranjang yang di tempati alixia.
" Iya pi dia baik-baik saja tapi... ."
" Tapi apa zendo ."
" Tapi dia tidak mengingat apapun pi, apa kita harus meminta dokter memeriksanya ."
" Jika dia bangun nanti cepat panggilkan dokter untuk memeriksanya ." perintahnya.
" Baik pi ."
" Kalau begitu papi pergi, ada hal penting yang harus papi urus, kamu jaga dia disini! biar papi urus pekerjaanmu ." menepuk pundak anaknya lalu pergi.
" Xia apa kau lihat? papi sebenarnya menyayangimu meskipun jadwalnya padat tapi dia menyempatkan diri untuk melihat kondisimu ." dengan tatapan lembut melihat alixia-nya yang sedang terlelap.
Kini sorot matanya berubah sendu " Aku harap kamu tidak membenci papi lagi ."
Sore hari menjelang, senja yang sudah menampakkan dirinya menandakan hari akan mulai gelap, tapi gadis itu belum bangun dari tidurnya.
Zendo menepuk pipi alixia pelan dan setengah berbisik " Xia bangun waktunya kamu makan ."
Mata yang tertutup itu perlahan mengerjap-ngerjap membuka matanya dan pertama yang ia lihat adalah sosok pria tampan berkulit putih sedang mengusap pipi mulusnya.
Ah sepertinya dia memang mengalami time travel saat ini. Tapi tunggu....
Terkejut dengan apa yang ada di hadapannya dan keadaannya sekarang, ia langsung terduduk dan menyelimuti tubuhnya dari ujung kepala.
Zendo yang dibuat terkejut dengan gerakan alixia terdiam dengan tangan yang melayang di udara.
Kini tangannya beralih mengusap kepala alixia yang tertutupi selimut tebal " A-ada apa xia, apa kamu kedinginan ."
" Kak apa kau bisa mencarikan kerudung untukku ."
Raut bingung terlihat jelas di wajah tampan zendo " Kerudung? seperti apa itu kerudung xia apa itu jenis makanan, barang, atau pakaian, aku baru pertama kali mendengarnya ."
" Memangnya disini tidak ada kerudung? Padahal kerudung sudah ada sejak abad 17 ."
" Hah ." zendo terdiam mencerna apa yang di katakan adiknya.
" Padahal pemakaian jilbab sudah ada disini sebelum aku lahir apa kakaknya ini tidak tahu apa-apa ." pikirnya.
" Ah sudah lupakan! Kakak, tolong bawakan kain halus persegi ataupun persegi panjang kepadaku. Terserah kau mau ambil warna apa saja tapi jangan yang terlalu tipis dan menerawang ya kak yang lebarnya mampu menutup kepalaku ." jelasnya.
" Ah i-iya akan kakak carikan tapi kau harus makan dulu." dengan raut wajah yang masih kebingungan ia mengambil mangkuk berisi bubur dan menyodarkannya.
" Kakak suapi yah ."
" Biar aku saja, lebih baik kakak segera mencari apa yang aku minta ini darurat ." tangannya meraih mangkok yang ada di genggaman zendo.
" Ah iya kalau begitu kaka pergi dulu untuk mencarinya, habiskan makananmu lalu minum obatnya ." tangannya mengelus lembut kepala alixia yang tertutup selimut dan ia segera melangkahkan kakinya untuk mencari apa yang alixia minta.
Pikiran zendo sedang berpusat pada alixia sekarang. Di sepanjang perjalanannya mencari kain yang di minta adiknya itu, dia selalu berfikir ada apa dengan adiknya.
" Mengapa dia menyuruhku mencari kain untuk menutup kepalanya ."
" Apa dia ingin menutup tubuhnya hingga kepala dan menjadi mumi ."
" Apa kepalanya sempat terbentur hingga dia menjadi aneh seperti itu ."
Pikirannya di penuhi dengan keanehan alixia, mungkin jika di deskripsikan di dalam otaknya sekarang sedang berantakan karna memikirkan hal itu.
" Haaahhh ini membuatku pusing dan khawatir saja ."
" Sebaiknya aku harus cepat menemukan kain yang di maksud alixia ."
FYI : Sejarah mencatat bahwa budaya pemakaian hijab sebenarnya ada sejak abad ke-17 ( tahun 1601 )
Kehadiran orang Islam di Amerika diperkirakan makin banyak di antara tahun 1875 hingga 1912, sebagai gelombang pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIXIA MASSAGE
FantasyCERITA INI MURNI IMAJINASI SAYA !!! TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT [ Orang yang suka plagiat cerita orang lain mending pergi jauh-jauh dari sini! ] 15 April 2050 Tahun lalu, di umurnya yang ke dua puluh tahun. Fatmah Andriani Tesya mendapatkan beasiswa di...