3'

53 3 0
                                    

Alixia Recilisia Marqeez adalah anak dari Lexea Marqeez atau sering disebut dengan Tuan Marqeez dan Yerina Marqeez.

Alixia adalah gadis arogan nan angkuh yang mendapat julukan Mawar Iblis, itu sama persis dengan kecantikan serta kemolekan tubuhnya yang ia punya mampu memikat hati pria manapun.

Tapi sayang, sifat yang ia miliki sangat bertolak belakang dengan wajahnya yang cantik. Dia terkenal kejam dan tak berperasaan, jika ada yang mengganggunya sudah dipastikan jika orang itu akan hancur.

Berbeda dengan kakaknya Zendo Lexea Marqeez, pria tampan dengan kepribadian lembut, ramah dan baik hati bahkan semua orang memiliki perumpamaan untuk kedua adik kaka itu yakni si iblis dan si malaikat.

Zendo tak ambil pusing masalah itu toh mereka tidak tau sisi lain alixia jika sedang bersamanya. Alixia yang polos dan manja kadang juga menyebalkan walaupun perumpamaan itu berbeda dari yang lainnya, tapi dia sangat menyayangi adiknya itu. Entah apa yang membuat alixia seperti itu diluar sana, mungkin sejak kejadian dulu yang merenggut nyawa ibunya. Sampai sekarang dia mempunyai sifat tersebut.

                            •••🍁•••

Sudah lima hari semenjak alixia sadar di ruangan ini. Sekarang ia memakai kerudung hitam persegi panjang dan sweater abu-abu yang di bawakan kakaknya tadi malam dengan bawahan celana rumah sakit.

Alixia menghela nafas bosan " Huft bosen banget ni hidup tiap hari kerjaannya rebahan, terus makan abis itu di buang di toilet ."

" Niat hati mau pergi ke shanghai dari dulu gak jadi mulu, giliran jadi malah terlempar ke tempat antah berantah kayak gini ."

Ya, mimpi fatmah dari dulu sebelum menerima beasiswa di amerika adalah pergi ke China. Tapi mama papa nya tidak mengizinkan dengan alasan 'kami khawatir sama kamu apalagi sampai keluar negeri gimana kalo terjadi apa-apa sama kamu' seperti itulah alasan yang sering mereka ucapkan setiap ia meminta izin.

Ia sudah merencanakan itu semenjak tinggal di Amerika tetapi ada saja halangannya entah itu karna tugas,dosen ataupun teman-temannya. Awalnya lusa ia akan berangkat bersama teman-temannya tapi kecelakaan di kampus membuat ia harus terlempar ke zaman ini dan mengubur semua mimpi serta rencananya untuk pergi ke sana.

" Memang..... ekspetasi tidak sesuai realita ." ia menggelengkan kepalanya sambil menunduk lesu.

" Lagipula kak zendo batu banget di bilangin udah sehat wal'afiat gini malah disuruh diem di rumah sakit sampe bener-bener sembuh ."

" Gak liat apa ni muka udah cerah secerah matahari di siang hari ."

" Kan dedek bosen ."

Seolah teringat akan sesuatu ia berfikir " Oiya! berdasarkan informasi dari novel yang sering gue baca, biasanya ada ingatan dari si pemilik tubuh aslinya, tapi kok udah lima hari ini gak sekalipun gak di spill ya ."

" Tapi kan, itu tentang transmigrasi ke tubuh orang lain ataupun ke dalam novel yang orangnya udah ada dari dulu ."

" Si alixia ini setauku dia gak ada tuh di sejarah bussinessman yang gue pelajari, apalagi jadi anak dari Mr.marqeez yang hanya memiliki seorang putra. Dan itu emang kak zendo ."

" Sejak kapan mereka memiliki seorang putri bernama alixia ."

Tangannya meninju-ninju udara karna terlampau frustasi memikirkan itu semua tanpa menyadari zendo yang baru datang berdiri di ambang pintu.

" Kenapa? ada yang sakit? Kepala kamu sakit ." lamunannya terbuyar saat mendengar suara laki-laki yang tak asing di telinganya.

Dengan tatapan cemas ia memeriksa kepala sang adik takut jika ada yang terluka. Hatinya berdesir merasakan kekhawatiran saat mengingat dirinya mendapat kabar bahwa alixia mengalami kecelakaan dan di larikan ke rumah sakit.

" Kakak panggilkan dokter dulu ya, kamu tunggu disini! ." ia langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari alixia.

Alixia yang bengong karna terkejut mengerjapkan matanya beberapa kali dan bergumam " Tadi itu apa ya ."

Tak lama kemudian zendo kembali membawa seorang dokter tampan di belakangnya, kira-kira tingginya sekitar 180 cm.

" Nona alixia, saya permisi memeriksa keadaan anda ." ucap sang dokter lalu menghampiri alixia yang sedang mencerna apa yang sedang terjadi di hadapannya.

" Nona apakah anda merasakan sakit di area tertentu ." tanya sang dokter yang mendapat gelengan sebagai jawaban.

" Kalau begitu saya permisi memeriksa kembali keadaan anda nona ." dokter tampan itu mengulurkan tangannya memeriksa detak jantung alixia.

Tapi sebuah suara menghentikan pergerakannya " Stop! dokter jangan pegang-pegang ya kita bukan muhrim ." kedua tangannya menyilang di depan dada.

Kedua pria tersebut melongo menjatuhkan rahangnya tak percaya atas ucapan yang terlontar dari mulut gadis itu.

" Alixia, dokter hanya akan memeriksa keadaanmu tidak lebih ." ucap zendo.

" Ya nona, saya hanya akan memeriksa keadaan nona saja ."

" Kenapa harus di dada? kenapa tidak di tangan saja? kan sama ." elak alixia.

" Itu berbeda alixia, jika di tangan itu denyut nadi kalau di dada kan detak jantung. Darimana letak kesamaannya ."

Zendo dibuat tak habis fikir oleh tingkah adiknya ini. Semenjak ia sadar dari kecelakaan mobil yang menimpanya, kini sikapnya berubah aneh.

Dari kemarin ia tak mau di periksa oleh dokter laki-laki jika melakukan skinship, dia akan berkata 'bukan muhrim' sampai semua orang kini tau arti dari kata itu.

Awalnya zendo memanggil dokter Vransiska. tapi hari ini bukan jadwalnya, maka dari itu dokter Lonard lah yang menggantikannya.

" Tenang saja nona saya pastikan tangan saya tidak akan menyentuhnya, hanya alat ini saja yang akan menyentuhnya ." ucap dokter lonard meyakinkan.

" O-oke.. tapi dokter pastikan hanya alat itu yang menyentuh saya ." ucapnya memperingati.

" Baik nona ."

Setelah berhasil memeriksanya. dokter lonard menyuruh alixia agar tidak banyak pikiran dan harus istirahat total karna itu dapat membuat kepalanya sakit.

" Kau dengar itu alixia? jangan terlalu banyak pikiran dan jangan membuatku cemas seperti tadi, apa kau mengerti! ."

" Iya kaka aku mengerti ."

" Bagus, kalau begitu istirahatlah ."

" Huft kakak, apa kamu tau? aku jenuh istirahat terus menerus dan kepalaku pusing jika harus tidur terus menerus seperti ini ." adu alixia mengeluh.

Dengan menaikkan sebelah alisnya zendo bertanya " Apa kau tidak ingin cepat pulang huh ."

" Aku mau pulang! makanya dari kemarin aku memintamu untuk pulang. Tapi apa, kau malah menyuruhku diam disini dan ini membuatku gila ."

Zendo menatap tak percaya, alixia yang kemarin penurut dan selalu merengek mengatakan hal itu dengan nada ketus dan wajah jengkel.

" Apa kau sungguh ingin pulang ."

" Ya! aku ingin pulang ." dengan mantap menjawab pertanyaan sang kakak.

" Tunggu kau sembuh total ." tanpa melihat ekspresi dan menunggu respon alixia, zendo meninggalkan ruangan tersebut.

Mata alixia melotot tak terima " Apa-apaan dia ini, apakah dia katarak atau rabun sampai tidak bisa melihat jika aku sungguh sudah sembuh ."

" Haahhh menjengkelkan ." lanjutnya.
































Eiyo! Apa pendapat kalian tentang part ini?

Maaf ya bahasanya aku ubah hehe, soalnya cerita ini tuh udah lama ada di draftku dan waktu itu bahasanya masih baku banget.

Terus aku baca ulang tuh kayak agak gimana gitu dengan bahasanya, apalagi ceritanya kan datang dari masa depan, so selamat membaca 😊

Komen disini👉

Dan vote disini
👇

ALIXIA MASSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang