Part 3

611 73 1
                                    

Seorang gadis berjalan dengan perlahan, mengendap-ngendap menghampiri gadis lain yang berdiri sambil matanya terfokus pada sebuah buku.

Gadis itu kadang berdiam seperti patung kala ia merasa langkahnya menimbulkan suara yang cukup keras.

Sedang gadis lain yang dituju sekalipun tidak merasa curiga pada sekitarnya. Ia terlalu memfokuskan diri pada buku di genggamannya.

Perlahan sih gadis yang mengendap-ngendap itu semakin dekat. Tepat saat ia berada di belakang sang gadis, senyum jahilnya terpatri.
Dan...

"DOORRRR"

"Eh ayam ayam ayam ayam eh ayam"

"Bhaa haa haa haa,, kok lata haa haa haa haa 🤣"
Sih gadis jahil itu terbahak. Sedang gadis yang terkaget barusan mendelik padanya. Matanya nyalang menatap tajam gadis jahil di hadapannya itu.

"GRAACIIIAAAAAA.... Kamu yaah,,, ihhhh jahill bangett emang ni anak..😤"

"Aduuh duh Nin, woy woy sakit eh"

Yup. Gadis jahil itu ternyata Gracia. Ia mengadu saat gadis yang dijahilinya itu menjewer telinganya.

"Rasain.. Gak ada ampun buat kamu yaa anak nakal.."

"Duhh Anin ampun,, duhh udah Nin,, Gege gak lagi-lagi,, peace Anin suerr deh😣" Mohon Gracia pada Anin, sahabatnya.

Anin. Gadis manis dengan rambut sebahu. Mengenal Gracia sejak kelas 3 SD dan menjalin pertemanan mulai saat itu juga. Hingga kini, Anin adalah salah satu orang terpenting dalam hidup Gracia setelah keluarganya. Gadis yang selalu menjadi tameng sebagai pelindung saat Gracia dalam masalah. Tentu jika tidak bersama Shani.

"Hiss.. Selalu aja..😒" Anin melepaskan jewerannya. Ia menghela nafas lelah. Menatap buku yang tadi ia pegang kini jatuh ke lantai.

Gracia terkekeh, senang sekali anak ini menjahili teman masa kecilnya itu.
Gracia memungut buku yang di baca Anin.

"Nii,, maaf jadi kotor bukunya hehe😅 maafin Gege juga udah jahilin Anin yah🥺" Gracia memasang tampang memelasnya. Jurus yang slalu ia berikan kala ingin membujuk.

Anin mendengus. Sudah hapal dengan kelakuan sahabat nakalnya itu.

"Jahil mulu, minta maaf mulu, gitu-gitu aja terus,, hiss dasarr.."

"Hehe peace aninku sayang..✌😁"

"Udah ah yuk bayar bukunya. Aku mau ambil ini aja,, kamu dapet gak buku yang di cari?"

Gracia menggeleng sebagai jawaban.

"Abis dari sini nyari makan dulu yaa,, udah siang ini, kamu gak boleh telat makan, ntar aku di amuk ci Shani sama tante Ve🙄"

"Hehe,, yaudah yukk,, nanti ke resto sushi yang biasa aja yah,, Gege pengen makan sushi" Gracia menggandeng tangan Anin sambil mereka menuju bagian kasir toko buku itu.

"Hu um terserah Gege"

Setelahnya kedua gadis cantik itu segera menuju tempat makan yang di maksud Gracia. Membutuhkan waktu 30 menit untuk mereka sampai di tempat tujuan. Dan selama perjalanan dipenuhi obrolan-obrolan ringan seputar perkuliahan mereka dan beberapa rencana yang selalu hanya menjadi wacana.😂

-----

Shani sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Mereka baru saja selesai mengerjakan tugas kampus. Dan sekarang hanya sekedar mengobrol ringan sambil menikmati cemilan di sebuah cafe ternama milik keluarga Anin.

Desy dan Feni. Mereka adalah sahabat kecil Shani. Orang tua mereka sudah bersahabat sejak SMA bahkan hingga sekarang mereka sudah sama-sama sukses pada karir dan keluarga masing-masing, jadilah merekapun mengikuti jejak orang tua mereka yang bersahabat.

"Bete banget sumpah Shan,, itu cowok ngeselin gila, freak abis dah" Feni berucap dengan wajah ditekuk. Tangannya sibuk mengaduk asal minuman miliknya, melampiaskan kekesalan yang melanda.

"Ia Shan,, gila kali ya itu cowok,, dia brani banget gitu nantangin Vinno" Ucap Desy menimpali.

Shani menghela nafas pasrah. Memikirkan sosok lelaki yang menjadi topik perbincangan mereka saat ini mampu membuat dua sahabatnya naik pitam.

"Sumpa Shan,, kalo aja tadi gada Vinno pasti Gre udah ditarik-tarik gak jelas sama itu cowok,, gedek gua liatnya" Ujar Feni masih dengan kekesalan yang menggebu-gebu.

"Gracia..?"

Shani membulatkan matanya, terkejut, kejadian yang diutarakan Feni barusan sunggu tidak diketahui dirinya. Ia hanya mendengar kabar bahwa ada mahasiswa pindahan yang berbuat onar hingga melibatkan Vinno sih ketua dewan mahasiswa.

"Ia Shan,, sih Fredi anak pindahan itu gangguin Gre tadi.." Jelas Feni.

"Jangan bilang lu gak tau hal ini..?😒" Desy bertanya. Sedangkan Shani menjawab dengan gelengan.

"Truss truss,, gimana,, ta-tapi Gre gak papa kan? Fredi gak ngapa-ngapain Gre kan..?" Kini raut cemas Shani tampilkan.

Feni dan Desy memutar bola mata mereka dengan malas. Merasa jengah dengan sosok di depan mereka ini. Padahal adiknya masih satu kampus dengannya. Tapi hal seperti ini saja tidak ia ketahui. Hebat kau Indira🙂

Tukkk....

"Aww,, ci Desy kok sentil jidat akuu?😠"

"Bodoamat Shan,, bodo.." Desy membuang muka, acuh dengan gerutuan sahabatnya itu. Feni hanya bisa menghela nafas lelahnya.

"Bisa-bisanya lu kagak tau Shan, padahal hampir sefakultas heboh tadi🤦‍♀️" Terang Feni. Ia lebih memilih menyeruput minumannya dari pada meladeni tampang cengo ratu es di depannya.

"Gimana gak heboh,, orang princess fakultas yang digangguin,, mana rajanya turun tangan langsung pula😏" Desy menimpali.

"Gak asik lu jadi kakak Shan,, gini aja gak tau,, hadee Shanee Shanee,, makanya jangan kebanyakan nongki di ruang dewan lu Shan" Sambung Desy lagi sambil ia mencomot cake stroberi di hadapannya.

Shani mendengus kesal. Tapi fokusnya kini benar-benar teralihkan pada sang adik. Apakah ia baik-baik saja..?

"Udeh tenang aje lu elah,, kan udah di bilang tadi Vinno langsung turun tangan,, kagak usah khawatir Gre gak apa-apa" Jelas Feni yang melihat wajah Shani yang berubah gusar.

"Syukur deh.."

"Lain kali jan gitu lu Shan,, ntar kalo Gre ada apa-apa lunya yang kejer ntar, nyala-nyalahin diri sendiri lagi dah karna gak becus jadi kakak,, tau banget dah kita muslihat lu😒"

Shani menatap tajam Desy atas perkataannya. Tapi yang ditatap malah melototkan matanya kembali pada Shani, seolah tidak merasa terintimidasi karena tatapan itu.

"Apaa,,? Apaan lu natap gitu? Mang gue takut hee?" Tantang Desy yang kini menimbulkan wajah bete Shani.

"Bhaa haa haaa haa,, mantul sohib gue ini,, gada lawan emang..😂" Feni tertawa sambil menepuk bahu Desy.

"Nyebelin yaa kalian😒" Wajah bete Shani semakin terlihat.

"Apaan dah,, gue aduin tante Ve tahu rasa lu,, kagak becus jaga Gre kan lu,, awas aja lu Shan😏" Shani menegang, membuat kedua sahabatnya terbahak,, ternyata gampang sekali membuat seorang Shani Indira tidak berkutik. Nyatanya sih ratu es ini bisa ditaklukkan selain oleh Gracia. Suatu keuntungan bagi Feni dan Desy bisa membuat sang ratu tak berdaya.😂

.

.

.

.

.

_________________

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang