CHAPTER 1
“ Se Na ya~ maaf oennie tidak bisa menemanimu sarapan lagi, hari ini aku ada rapat penting dan aku tidak mau terlambat. Aku sudah menyiapkan omurice untukmu” teriak Min Ah nyaring sambil berlalu kepintu keluar tanpa memperdulikan jawaban ku.
“Ne~ oennie. Hati-hati dijalan” teriak ku tak kalah nyaringnya,Cuma sayang eonnie sepertinya tidak mendengarnya. Dasar eonnie, selalu saja terburu-buru apabila ada rapat pagi batinku melihat tingkah eonnie ku yang hampir tiap pagi harus lari terbirit-birit menuju kantornya. Aku pun berlalu menuju dapur dan mendapati omurice yang siap untuk disantap.
“huahhh mashita. Kau memang luar biasa oennie” ucapku pada omurice dihadapannya. Ya, walupun didunia ini aku seorang diri, tapi aku bersyukur karena memiliki Seo Min Ah. Dia memang bukan kakak kandungku tapi dia sudah mengganggapku sebagai adiknya sendiri begitu juga dengan aku. Min Ah tidak hanya kakak bagiku, dia juga bertindak sebagai eomma, teman baikku, teman curhatku, penyemangatku, pokoknya banyak gelar yang kuberikan untuk seorang Seo Min Ah. Kami sudah tinggal dirumah atap ini selama 4 tahun. Ah begitu sayangnya aku dengan eonnie ku ini.
Setelah membersihkan peralatan makan, aku pun beranjak menuju kamar mandi. “ahh segar sekali rasanya” ucapku semangat setelah aku selesai berpakaian. Drrrttt drrrttt aku pun mencari sumber getar itu, drtttt drrtttt . aku melihat nama yang terpampang di layar ponselku. Eonnie?? Ada apa menelpon pagi-pagi begini?bukannya dia sedang rapat?? Tanyaku dalam hati, langsung buru-buru aku men-touch tanda jawab di ponsel.
“Yeoboseo. Se Na ya~ kau dimana?apa kau masih dirumah?” cerca Min Ah panik
“Ne~ eonnie aku masih dirumah, ada apa eonnie?kenapa nada bicaramu panik sekali?” tanyaku tak kalah paniknya
“Se Na ya~ bisakah kau menolongku? Dokumen yang akan dipresentasikan dalam rapat tertinggal dikamarku.” Aku segera berlari ke kamar eonnie dan mengikuti semua arahannya untuk memudahkan aku menemukan dokumen yang eonnie maksud. Aku memang sedikit kebingungan mencari dokumen itu dikamar eonnie.
“Ppali Se Na ya~ rapat akan dimulai satu jam lagi” ucap Min Ah,masih dengan nada panic. Aku mengedarkan pandanganku keseluruh sudut. Tiba-tiba aku melihat map putih disamping tempat sampah. Omona!! Untung saja eonnie tidak membuangnya,kalau tidak aku harus mengonggok-onggok tong sampah batinku
“Ketemuuuuu” sahutku langsung pada Min Ah di seberang telepon
“Se Na ya~ bisakah kau mengantarkannya kekantorku? Aku tidak mungkin untuk pulang”
“Ne~ eonnie, kau kirimi saja alamat kantormu”
“Gomawo Se Na ya~ kau memang adik terbaikku. Aku akan mentraktirmu nanti” Setelah itu telepon terputus, aku pun segera mengambil tas dan menuju ke alamat yang Eonnie barusan kirim. Aku tak ingin eonnie mendapat masalah gara-gara aku terlambat membawa dokumen ini. Aku pun langsung memberhentikan sedan kuning yang lewat didepanku.
“Ahjussi, tolong antarkan aku ke Tae Yang Corporation” ucapku pada ahjussi paruh baya ini. Sedan kuning pun meluncur ketempat yang tadi ku ucapkan pada ahjussi ini.
****
Ah eonnie beruntung sekali kau bisa bekerja di perusahaan sebesar ini, runtukku. Sekilas aku terpana pada kemegahan gedung ini. Ya, Tae Yang Corporation merupakan perusahaan makanan terbesar di Korea Selatan dan sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu. Pabrik nya sendiri sudah berdiri di tiga tempat yang berbeda, dan kabarnya Tae Yang Corporation masih akan terus melakukan ekspansi. Tak heran kalau Tae Yang Corporation perusahaan yang cukup memberikan pengaruh yang signifikan bagi perekonomian di Korea. Sebenarnya tak ada keunikan dari gedung ini, pintu masuk otomatis, meja receptionist, karyawan yang berlalu lalang hanya saja interiornya yang membuat gedung ini menjadi semakin mewah. Ah Se Na tak ada waktu untuk terbengong-bengong, kau harus memberikan dokumen ini ke eonnie batinku mengingatkan ku pada tujuan awal aku kemari. Aku langsung berlari ketempat aku dan eonnie janjian bertemu. Sesekali aku melirik kearah jam tanganku. Omo!!omo!! aku pun mempercepat lariku. Yang dipikiranku cuma satu yaitu dokumen ini sampai ke eonnie tepat waktu tanpa melepas pandanganku dari jam tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffeine
Romance“ Mungkin ini yang namanya kebetulan. Tetapi terlalu janggal juga kalau dikatakan begitu. Sudah tiga kali kami bertemu secara tidak sengaja. Apakah dia takdir yang Kau tujukan bagiku?” “Sekuat apapun aku mencoba untuk tidak memperdulikanmu, tapi hat...