Aku beranjak dari ranjang dengan malas, masih menguap lebar-lebar saat melihat Min Ah yang memunggungiku tengah sibuk didapur, memasak sarapan. wangi sekali. wangi inilah yang membuatku terpaksa membuka mata dan mencari asal sumber yang berhasil membangunkan cacing-cacing diperutku.kriukkkk. makhluk yang diperutku benar-benar sudah berdemo minta diberi jatah.
"Se Na ya~ kamu sudah bangun, eoh?"
"Ne eonnie. wangi masakan mu tak hanya membangunkanku, tapi juga cacing-cacing diperutku" Min Ah tertawa mendengar pengakuan jujurku.
"hahahahaha... kau jangan sarapan dulu, tunggu aku, kita sarapan bersama. sebentar lagi sup ku matang." tanpa ba-bi-bu aku langsung duduk bersila dmeja kecil persegi panjang berwarna coklat tua ini. aku sudah tak sabar menyantap makanan yang ada diatasnya. wanginya, bentuknya, semuanya sangat menggugah ku.
"wahh wahh apa masakanku sebegitu menggiurkan sampai-sampai air liur mu mengeces begitu.."
"ne~ masakan mu selalu sukses membuatku ngeces. ayo cepat sarapan, aku sudah tak tahan sama jap-chae ini." kataku sambil menunjuk makanan berbahan mie yang terbuat dari ubi jalar yang dimasak dengan ditumis.
"arasso.. mari kita makan"
tanpa ragu-ragu ku ayunkan sumpit ke jap-chae yang sedari tadi sudah ku incar.
"mashita.... eonnie kau benar-benar anak Seo ahjussi," kata ku memuji.
Tukkkk. Min Ah dengan 'sopannya' memukul kepala depanku dengan sendoknya
"YAK!! appo eonnie. aku kan hanya memujimu..." kataku kesal.
"lagian kau ini, aku kan memang anak kandung ayahku." Min Ah tersenyum bangga. Aku pun ikut tersenyum akhirnya.
aku mengingat musim panas tiga tahun lalu, dimana aku diajak Min Ah ke Busan. kampung halamannya. aku pernah mendengar dari cerita-ceritanya kalau kakeknya membuka restoran kecil di Busan dan sekarang dipegang oleh Seo ahjussi -ayah Min Ah-. tak heran kalau bakat keluarga itu menurun juga pada Min Ah.
drttttttttt drttttttttt....
ada telepon masuk, tapi bukan dari ponsel ku. itu milik Min Ah.
"yeoboseyo~ ne Min Hyuk ah~ .."
"............."
"mwoo?? Min Hyuk ah kao jangan bercanda!! tidak lucu sama sekali!" ucap Min Ah tegang
"............."
"aku akan segera pulang" Min Ah segera memutuskan teleponnya. langsung bangkit berdiri, tak peduli sarapannya yang belum selesai dan aku yang duduk terbengong dihadapannya. Min Ah segera beranjak menuju kekamar nya. aku segera menyusulnya. raut wajah Min Ah berubah 180derajat. tidak seperti Min Ah beberapa menit lalu.
Aku menyusul kekamarnya. Min Ah sendiri sepertinya tidak sadar kalau aku sudah dikamarnya. Dia hanya sibuk mengemasi beberapa pakaiannya dengan tergesa-gesa.
"eonnie...." panggilku hati-hati
Tidak ada jawaban. Min Ah malah menge-pack barang-barang nya sambil melamun.
"eonnie..." panggilku lagi, kini aku berjalan menghampirinya. Menepuk pelan bahunya. Min Ah menoleh dan bisa ku artikan kalau tatapannya kosong.
"eonnie,, neo gwenchana?? Ada apa Min Hyuk menelpon mu" tanya ku khawatir.
Tak ada jawaban darinya, Min Ah hanya memelukku, dan menangis. Menangis sejadi-jadinya. Aku membiarkan Min Ah menangis sampai puas, tak memaksanya untuk menjawab pertanyaanku. Aku tahu pasti ada sesuatu yang terjadi, sesuatu di rumahnya. Di Busan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffeine
Romance“ Mungkin ini yang namanya kebetulan. Tetapi terlalu janggal juga kalau dikatakan begitu. Sudah tiga kali kami bertemu secara tidak sengaja. Apakah dia takdir yang Kau tujukan bagiku?” “Sekuat apapun aku mencoba untuk tidak memperdulikanmu, tapi hat...