PART 17

9.3K 407 0
                                    

Sudah 15 menit berlalu mereka duduk di bangku taman rumah sakit tanpa ada yang berbicara, tidak ingin berlama-lama, akhirnya Alanysa membuka suara

"Kalau nggak ada hal yang mau kamu omongin, aku mau balik, anak aku sendirian"

"Kamu cerita apa saja ke mama?" ucap Rendy dengan nada dinginnya

"Seharusnya kamu nggak usah nanya sama aku perihal apa aja yang aku ceritakan ke mama, yang aku ceritakan itu kelakuan kamu" balasnya dengan santai

"Kelakuan saya? Kelakuan seperti apa yang kamu maksud? Kalau yang kamu maksud adalah saya yang bekerja di weekend kemarin, itu juga bukan keinginan saya, itu tuntutan pekerjaan"

Alanysa memandang suaminya malas kemudian tersenyum dengan kecut, berbohong lagi

"Kamu tau Drew dirawat disini dari siapa?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan"

Alanysa menghela nafas dengan lelah
"Semalaman aku gak bisa tidur karena khawatir Drew ngigau terus, aku capek mas, mataku perih, aku ngantuk banget"

"Malam ini kamu renungin apa yang salah di kamu, apa yang salah di aku, dan apa yang salah di rumah tangga kita, please..." ucapnya dengan pandangan memohon

"Saya tidak merasa ad..

"Ada mas" balasnya memotong ucapan suaminya "Besok Drew udah boleh pulang, kita bicara di rumah"

setelah mengucapkan hal tersebut, Alanysa berbalik menuju ruangan anaknya, meninggalkan sang suami yang masih setia menatap kepergiannya dengan pandangan yang sulit diartikan

***

"Kita pulang ya ma?" tanya Drew dengan antusias

"Iya dong, kan Drew udah sembuh"

"Asyikkkk.. Udah boleh makan Es Krim lagi dong yeayyyy"

"kamu ga inget kata dokter tadi?" ucap sang mama dengan nada sedikit galak

"Hehee.." ucapnya takut-takut seraya mengangkat tangannya membentuk Peace "Inget mah, becanda doang" sang mama mendengus kesal

Ceklek...
"Udah siap boy?" ucap sang papa yang baru siap mengurus biaya administrasi

"Udah pa, yeayyyy pulangg" sang papa terkekeh mendengar jawaban antusias anaknya

***

"Drew sudah tidur kan? Saya tunggu di kamar" ucapnya ketika melihat sang istri menyelimuti anaknya

Alanysa mencium kening anaknya setelah itu mengikuti suaminya menuju kamar mereka

"Apa maksudnya ini?!" ucap sang suami sembari melemparkan sebuah map

Alanysa mengernyitkan kening dengan wajah bingung kemudian membuka map tersebut, ia sontak terkejut

Surat perceraian?
Mama?

"Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran kamu, atas dasar apa kamu menggugat saya?"

Alanysa mengalihkan pandangan dari map yang dibacanya ke wajah suaminya "Atas dasar apa? kamu nanya atas dasar apa?" balasnya sinis "ini semua gara gara kamu tau nggak, kamu belum nyadar juga?"

"Katakan dengan jelas!"

"KAMU SELINGKUH!!"

Sang suami menampilkan ekspresi terkejut, kemudian dengan cepat mengubahnya menjadi datar kembali

"Kamu fikir aku gak tau mas? AKU TAU!"

"Saya tidak selingk..

"DIAM!!! Tutup mulut kamu. Aku jijik dengar semua kebohongan yang keluar dari mulut kamu"

"Perubahan sikap kamu, dari yang tadinya kita terbuka terhadap ponsel masing-masing sekarang kamu ubah sandinya tanpa sepengetahuan aku, kamu terima telfon diam-diam di belakang aku, tapi Tuhan baik sama aku, aku dengar percakapan kamu mas! dan apa kemarin? Kamu ngebentak anak kamu sendiri hanya karena kamu ada janji sama perempuan itu hah?!!" ucapnya ber api-api

Sang suami mendadak kelu dan terkejut mendengar perkataan istrinya

"Kamu sering makan siang berdua, aku tau mas. Kamu sering keluar dengan dia sampai kamu pulang terlambat, aku juga tau. Padahal aku bela-belain nunggu kamu dengan perasaan khawatir takut suamiku kenapa-napa, tapi setelah kamu pulang pun yang kudapat cuma sikap dingin dan acuh kamu, tapi besoknya aku tetep nungguin. Sejauh itu perempuan itu mempengaruhi suami aku? sejauh itu mas? hiksss..hikss.."

-0OoO0-

Terimakasih banyak telah berkenaan membaca cerita ini ya manteman🙏

Jangan lupa vote ya hihi
👉--menghargai itu indah--👈

Yang sudah vote, Terimakasih buanyakkk huhu:'(

With Love

Author💚

My (Ex) Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang