"Ya! Choi Soobin kau kejam sekali huh? Aku ini Kai, temanm-- akhh!"
Soobin mendapati Kai yang muncul dari pagar sekolah. Ia terlambat akibat bergadang bermain game. Memanjat pagar adalah jalan ninjanya, namun sayangnya tak berjalan mulus. Dengan tanpa ampun, Soobin menjitak kepala si pirang itu lalu menuliskan namanya di daftar hitam.
"Aishhh, kau ini..."
"Aku harus profesional," balasnya dengan wajah datar.
"Sekarang kau temui Pak Kim. Jika tidak, jangan salahkan aku kalau saat istrahat nanti ayahmu menjemput." Ancam Soobin telak.
"Ahh, iya-iya dasar iblis." Kai beringsut pergi dengan langkah pasrah.
Ia masih menunggu mangsa selanjutnya. Soobin hafal betul lokasi yang biasa di jadikan jalur pintas para murid badung. Ia bersembunyi agar tak ketahuan.
SRRAK
Suara kaki yang bergesekan dengan tembok pagar. Sepertinya dia agak kesusahan. Bukan seorang pro player. Soobin dengan sabar menunggu.
HUP
"Ugh! Sakit sekali... hmm tak ada orang, ama--"
"Siapa bilang?" sosok itu tercekat. Suara Soobin terdengar tak bersahabat.
"Hmm, kau bisa nakal juga ya? Choi Yeonjun..." sebuah seringai menghiasi wajah Soobin.
"Errr... anu... ahh, maafkan aku... aku tak sengaja bangun kesiangan Binnie-ah. Tulis saja namaku, Pak Kim kan?" Tanya Yeonjun pasrah dengan keadaan. Ia menunduk takut. Wajah Soobin begitu tak sedap dipandang.
"Menyerah begitu saja? Tak berniat bernegosiasi?" Tanya Soobin ambigu.
"Eh?" Yeonjun mendongak.
Soobin mendekatkan tubuhnya ke Yeonjun hingga pemuda itu menabrak dinding pagar. Ia terkunci rapat oleh dua lengan besar Soobin.
"S-soobin?" Tiang listrik itu tak bergeming, ia sibuk menatap lekat manik rubah Yeonjun yang sedari tadi bergerak gelisah.
"Biasanya, demi menyelamatkan diri seseorang akan memohon dengan mengatakan kalau dia akan melakukan apa saja agar selamat. Kenapa kau tidak?" Tanyanya lagi dengan nada sedikit mengejek.
Yeonjun tak mengerti arah pembicaraan pemuda ini. Aneh saja, kenapa dia bisa berpikir seperti itu. Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Yeonjun, Soobin semakin memperpendek jaraknya. Si rubah kian tak karuan. Wajah Soobin terlihat menakutkan. Oh tidak, Yeonjun masih ingin hidup. Ia tak ingin berakhir mati tercekik karena bangun kesiangan.
"Bin... anu, kau terlalu dekat nanti ada yang lihat..." ujar Yeonjun gelagapan.
"Kau tak mau terlihat?" Yeonjun mengangguk cepat.
"Masuk ke kelas," titahnya.
"Bai- huh?"
"Cepat, atau aku berubah pikiran!"
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Yeonjun langsung berlari lurus menuju kelas. Sesekali ia menatap Soobin yang masih setia dengan wajah tanpa ekspresinya itu.
***
"Ish, kena poin. Bangsat kau!" Kesal Kai.
"Kau ini, teman sendiri dijebloskan. Parah." tambah Beomgyu sok prihatin.
"Apa peduliku." balasnya tanpa dosa.
"Ck, sial." decak Kai lalu menyesap jus anggur kemasan favoritnya.
Manik Beomgyu menangkap sosok yang menurutnya adalah saingan terberatnya. Yeonjun. Pemuda itu tampak tengah berjalan dengan beberapa teman sekelasnya dulu. Ia tampak antusias sekali saat berbicara. Tak lama mereka berpisah, karena akan ada ulangan dadakan. Sementara Yeonjun berjalan untuk ikut mengatri mengambil makanan. Setelah selesai, ia mencoba mencari bangku kosong untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuck! I Love You... (SooJun/ END)
Fiksi PenggemarIni kisah Choi Soobin, terkenal sebagai murid yang keras dan berhati dingin. Hingga suatu hari tepatnya saat memasuki tahun ajaran baru di mana adanya penukaran anggota kelas, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuatnya frustrasi setengah m...