"Apa? Seoul? Tidak ada yang bisa menjagamu di sana. Tidak ada keluarga di sana. Eomma tidak tenang, Yeol," ucap Nyonya Park. Ia tahu anak laki-lakinya sudah berusia delapan belas tahun, tapi tetap saja ia tidak tenang.
"Eomma, ada Baekhyun Hyung di sana. Chanyeol yakin Hyung bisa menjagaku!" pinta Chanyeol, membujuk rayu sang ibu agar ia diizinkan melanjutkan pendidikannya di Seoul.
Nyonya Park menghela nafas berat. "Baiklah, tetapi dengan syarat ia bersedia membiarkanmu tinggal dengannya. Oke?"
Chanyeol tersenyum kecil mengingat masa-masa ia meminta izin ibunya untuk datang ke Seoul. Berkat ibunya lah ia akan menghabiskan banyak waktu bersama Baekhyun, yang pada notabenenya ia merasa senang alih-alih risih.
Well, siapa yang tidak akan senang menghabiskan waktu bersama pujaan hatinya?
Stasiun kereta api penuh dengan orang-orang yang menunggu kedatangan tamu-tamu mereka, termasuk Baekhyun. Dari jauh-jauh sekali Chanyeol sudah menemukan keberadaan Baekhyun yang terjepit di khalayak ramai, namun pemuda itu sepertinya tidak menyadari ketibaannya.
Meski delapan tahun sudah berlalu, Chanyeol dapat mengenali Baekhyun dengan mudah. Semua ini berkat teknologi yang sudah canggih, mempermudah Chanyeol untuk stalking media sosial Baekhyun setiap hari. Ia tahu update-update apa saja yang terjadi pada sang pujaan hati.
Namun, postingan yang diunggah Baekhyun hari ini merupakan yang paling spesial. Si yang lebih tua mengunggah sebuah foto tangannya dengan jari jempol dan telunjuk yang saling bersilangan—membentuk lambang hati ala negeri ginseng—disertai langit biru cerah sebagai latarnya. Tidak ada caption yang menuliskan keterangan, hanya berupa sebuah simbol hati berwarna merah di sana.
Mungkinkah artinya Baekhyun menyiratkan kedatangan Chanyeol? Memikirkannya saja sudah berhasil membuat Chanyeol tersenyum sendiri.
Saat ia melewati Baekhyun, ia turut menarik Baekhyun berjalan bersamanya, membuat yang ditarik sempat kebingungan sebelum menghentakkan tangannya. "Siapa kamu?"
Chanyeol berbalik, menampilkan senyum lebarnya. Baekhyun menatapnya dengan dahi menyerngit, sebelum matanya membulat ketika menyadari telinga besar pemuda tinggi di hadapannya.
"Chanyeol? Park Chanyeol?"
Chanyeol tertawa. "Benar. That's me, Hyung!"
Baekhyun memandang takjub Chanyeol yang sudah jauh lebih tinggi darinya. "Wow ... kamu menjadi sangat tinggi sekarang."
"Dan Hyung menjadi sangat pendek sekarang."
"Heh!"
Chanyeol tertawa. Ia senang diberi kesempatan untuk menjahili Baekhyun lagi setelah sekian lama.
"Ayo, aku antar kamu pulang."
***
"Hyung, Byun Ahjumma menitipkan kimchi untukmu," ujar Chanyeol yang baru saja selesai mandi. Pemuda itu mengenakan baju tanpa lengan, menampilkan otot-ototnya yang sudah terlatih.
"Terima kasih," ucap Baekhyun sambil menoleh. Matanya terfokus pada rintikan air yang terus menetes dari rambut basah Chanyeol, sebelum kepalanya menggeleng pelan. Ia mengambil salah satu handuk kering dari lemari, menyuruh Chanyeol untuk duduk di lantai depan sofa. Setelahnya, Baekhyun mendudukkan dirinya sendiri di atas sofa.
"Rambutmu belum dikeringkan dengan benar," ucap Baekhyun seraya mengelap rambut Chanyeol, membuat si pemilik rambut tertawa. "Itulah gunanya keberadaan Hyung di sini. Dulu setelah kita mandi bersama, Hyung yang selalu mengeringkan rambutku yang basah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] My Little Dongsaeng (ChanBaek) [COMPLETED]
Conto[COMPLETED] [Soft and Short EXO BL fiction] Chanyeol selalu hanya memandang Baekhyun sebagai pujaan hati, dari ia yang merupakan bocah sepuluh tahun hingga usianya yang ke delapan belas. Ia memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di Seoul...