Histoire 7

92 17 4
                                    

"Sekitar lima menit lagi akan ada food delivery atas nama Kim Jiho. Aku yang kirim, selamat latihan Kim Ji", pesan itu sampai berbarengan dengan munculnya seorang staff dengan banyak camilan dan kopi di tangannya. Kedatangan staff tersebut membuat Jiho tidak sempat mengecek handphonenya yang bergetar dan tentu menarik perhatian semua orang di dalam ruang latihan itu.

"Ini, katanya tadi atas nama Kim Jiho", staff itu berucap.

Seisi ruangan menjadi riuh, "Wahh ada apa ini? Tidak biasanya", ucap Yoobin melirik Jiho.

"Kim Jiho jjang", sambut yang lain.

Jiho terheran, "Tapi...aku tidak memesan apapun", ucapnya dengan pelan. Hyojung yang berada di samping Jiho langsung bertanya, "Ini bukan kau yang beli? Lalu siapa? Salah antar?". Pertanyaan itu ditanggapi dengan sebuah gelengan kepala dari Jiho, ia buru – buru mengeluarkan handphonenya. Bibirnya tersungging melihat notifikasi yang ada di layar handphone.

Kedatangan cemilan tadi membuat latihan dihentikan sebentar untuk beristirahat, ketujuh gadis itu terduduk di lantai sambil menyantap churros dan juga menyesap ice americano.

"Ini dari Jaehyun, aku tidak membelinya", ucap Jiho pelan dan tiba – tiba. Bagaimana pun ia tidak mau mengclaim apa yang tidak ia lakukan. Mimi tersedak americanonya, Seunghee berhenti mengunyah dan yang lain menatap Jiho bingung.

"Jaehyun siapa?", tanya Yooa.

Jiho melirik rekannya yang lain, mereka sama – sama menanti jawaban Jiho. "Ya! Jaehyun siapa?", ulang Mimi.

"NCT Jaehyun", ucap Jiho takut – takut. Mereka serentak terkejut sambil menganga.

"Sebentar, tapi bagaimana bisa?", tanya Seunghee.

Baiklah, Jiho harus bercerita. Ia menceritakan pertemuannya dengan Jaehyun saat di stasiun tv hingga pertemuan terakhir mereka dua minggu lalu. Sejak itu, seperti teman pada umumnya mereka saling bertukar cerita dan saling bertukar pesan secara rutin. Meskipun tidak terlalu sering karena pekerjaan ini mengharuskan mereka untuk sering latihan dan tampil di banyak acara.

"Ini tidak mungkin hanya pertemanan", ucap Seunghee setelah Jiho bercerita. Ia mencolek lengan Jiho sambil menaik turunkan alis menatap Jiho. Tapi Jiho langsung membantah, toh memang benar mereka berteman. Apa coba yang orang – orang pikirkan?. Sekuat apapun Jiho membantah, mereka tetap tidak mau kalah.

"Kau mau memberikan nomor handphonemu kepadanya saja sudah aneh", ucap Yoobin yang memang ada benarnya. Percakapan ditutup dengan mereka masih meledek Jiho namun bergegas beranjak untuk kembali latihan. Jiho menyempatkan diri untuk membalas pesan Jaehyun sebelum akhirnya kembali menari.

-

Jaehyun berkali – kali mengecek handphonenya, bertanya – tanya apakah makanan yang ia pesan sudah sampai?. Karena belum ada balasan apapun dari Jiho. Jaehyun yang juga sedang latihan untuk acara musik special akhir tahun terpaksa harus menyimpan handphonenya karena latihan harus berjalan kembali. Setelah 30 menit, napas mereka mulai tersengal karena lelah sekali harus menari berulang – ulang.

Haechan yang sedang terduduk di sofa sudut ruangan tiba – tiba berteriak, "Jaehyun hyung, ada pesan", yang tidak mendapat jawaban apapun dari sang pemilik handphone. Pemiliknya sedang berselonjor dilantai dengan kepala menengadah keatas dan mata terpejam.

Haechan berteriak sekali lagi "Jaehyun hyung, handphonemu menyala terus".

Karena tidak kunjung ditanggapi oleh Jaehyun, Haechan melirik handphone Jaehyun yang terus menampilkan notifikasi pesan. "Sebentar, OMG Kim Jiho? OH MY GIRL KIM JIHO?? HYUNGDEULLLL JAEHYUN HYUNG DAPAT PESAN DARI OH MY GIRL KIM JIHO".

Teriakan itu membuat sang pemilik handphone seketika terbangun dan berlari ke arah Haechan. Meraih handphonenya yang kini ada di tangan bocah kecil mengerikan itu. Semua pandangan tertuju pada mereka sebelum akhirnya yang lain mulai mengerubungi mereka.

"Benarkah? Tidak salah baca?"

"Jadi sudah sampai tukar pesan"

"Sungguh Jiho Oh My Girl?"

"Wow hyung wowww wkwkwk"

Dan banyak omongan lain yang bahkan tidak terdengar jelas karena semua orang mulai mengoceh. Haechan meyakinkan semuanya bahwa yang tertera di layar tadi bertuliskan 'OMG Kim Jiho'. Jaehyun hanya bisa menghela napas dalam. Selesai sudah. 'Mereka akan mengolokku sampai beberapa tahun ke depan' pikir Jaehyun dalam hati.

Jungwoo yang melihat telinga merah Jaehyun lantas menepuk pundaknya, "Kenapa hyung? Saljjak soelleso?" tanyak Jungwoo sembari meledek menggunakan lagu Oh My Girl. Jaehyun hanya bisa pasrah, percuma. Sungguh percuma berbicara dengan membernya saat ini. Menjelaskan bahwa mereka hanya berteman? Oh yang ada ejekannya akan semakin menjadi. Ia hanya ingin mensyukuri bahwa isi pesannya tidak terbaca oleh yang lain. Jaehyun menertawakan dirinya sendiri. Mengirim cemilan pada grup lain yang sedang latihan padahal grupnya sendiri juga melakukan hal yang sama.

"Jungjae aku sungguh kaget"

"Terima kasih banyak"

"Kami menyukainya"

"Aku bilang pada memberku bahwa semua itu darimu"

"Mereka berterimakasih"

"Tidak apa – apa kan?"

Jaehyun yang baru bisa membaca pesan Jiho setelah kembali ke dorm balik ingin bertanya apakah tidak apa – apa bagi Jiho saat bilang itu semua darinya?

"Tidak apa – apa. Malah aku yakin kau yang 'apa – apa'", balasnya. Secepat kilat ia mendapatkan pesan dari Jiho "Hanya diledek, bukan masalah". Jaehyun tertawa kecil membaca balasan dari Jiho.

"Ku kira kita mengalami hal yang sama hari ini", balas Jaehyun mengingat betapa riuhnya ruang latihan tadi akibat 'Pesan dari Kim Jiho'. Jaehyun bercerita mengenai kejadian selama latihan tadi kepada Jiho dan mereka saling menertawakan keadaan. Dibanding mempertanyakan mengapa orang lain tidak percaya bahwa mereka hanya berteman, mereka seharusnya bertanya pada diri sendiri benarkah mereka hanya berteman?

--

Terkadang Jaehyun mengirimkan foto kepada Jiho entah itu foto langit, foto perjalanan, foto sepada yang ia kendarai, atau foto vinyl yang baru ia beli di hari Minggu. Dan Jiho selalu menganggapnya sebagai hal yang lucu. Jiho juga sering melakukan hal yang sama, seperti saat ini. Ia memfoto daging yang sedang dipanggang dihadapannya. Jiho ingat betul Jaehyun bilang ia sangat ingin makan daging. Makan dengan nikmat dan tidak terburu – buru lebih tepatnya.

"Oooo ada yang sedang mengirim foto pada 'teman'nya", Yoobin berkata sambil duduk di samping Jiho, dengan sedikit penekanan pada kata 'teman'. Yoobin tidak sengaja melihat Jiho sedang mengirim pesan kepada Jaehyun saat ia berjalan melewati Jiho tadi.

Hyojung yang memperhatikan mereka kemudian berkata, "Jyo, aku tahu bahwa kau tahu Jaehyun melakukan ini bukan untuk menjadi sekedar teman".

Jiho memasukkan sepotong daging ke mulutnya, berpura – pura tidak peduli padahal ia sangat mendengarkan.

"Kalian bertukar pesan, saling mengirim foto, dia mengirimimu makanan, dia teman yang baik ya?" Hyojung berkata dengan sedikit sarkasme.

Jiho menyimpan sumpitnya, "Kami hanya teman. Sungguh. Memangnya salah seperti itu dengan teman?", rengeknya.

"Kau hanya ingin menyanggahnya. Padahal kau tahu betul apa yang dia maksud", tetiba percakapan ini menjadi serius.

"Eonni ku harap kau tidak lupa bahwa aku tidak pernah berpikir untuk berkencan ataupun menikah", tegas Jiho.

"Aku tidak lupa, tapi apa Jaehyun tahu? Aku ingin tahu apa tanggapannya jika ia mendengar hal itu".

Jiho hanya diam. Ia sangat yakin bahwa hubungannya dan Jaehyun murni pertemanan. 'Memangnya apa maksud lain yang Hyojung eonni maksud? Jaehyun mendekatiku? Tidak mungkin. Aku bahkan tidak punya apapun untuk disukai laki – laki sehebat Jaehyun', pikir Jiho. 

The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang