Detik-Detik

3 0 0
                                    

******

Hari pengumuman tiba, Lya baru saja meletakkan hair dryer, rambutnya basah karena hujan lebat yang mengguyur seisi Yogyakarta. Sudah dari Senin pagi, Awan hitam tanggal di langit. Hidung Lya memerah, ia ingin bersin. Namun, urung. Mey dari dapur menawarkan segelas susu jahe, dia juga membawakan baju ganti untuk sang kakak.

"Ahh Mey makasih yaa. Kamu udah makan??" Lya mencubit pipi Mey gemas.

Mey mengangguk, dia sangat senang bisa makan ayam dengan puas. Mey bercerita, Reina memasak banyak makanan.

Reina sudah berpamitan pada Lya di chat LINE. Hari ini Reina pergi ke Bandung, tempat neneknya tinggal. Kota yang terkenal sejuk dan memiliki banyak jajanan khas seperti batagor, peuyeum dan seblak itu memang punya daya tarik yang unik. Lya belum pernah pergi ke Bandung, seumur umur dia lebih sering berkeliling kota dan sangat jarang pergi jalan-jalan hingga keluar kota. Mungkin hanya solo dan Madiun saja, sisanya belum pernah.

18.00 WIB

Ara:Guys, gimana udah pada buka pengumuman??

Edo: Hp Gua lemot mendadak nih, pake mati listrik ni rumah.

Yuli: Bentar Raa masih loading lama bangettt.

Devi: Servernya down ga si?? Kok Gua buka error mulu tulisannya.

Edo: Eh Alhamdulillah, ya Allah.

Sesuai dugaan, hp Lya lebih ramai dari hari biasanya. Hari ini hanya akan ada dua nasib orang. Beruntung atau gagal. Lya lebih khawatir jika ia gagal. Lya sangat pasrah dengan soal-soal yang kemarin ia kerjakan. Lya ragu-ragu. Orang pertama yang dia telpon adalah Reina.

"Halo, Asssalamualaikum. Reina belum sampai ya??"

"Waalaikumsallam udah nih, baru aja turun dari kereta. Kenapa Lyaa??

Lya benar-benar dibuat takut setengah mati, rasanya berat hati untuk membuka hasil kelulusan.Reina berusaha menenangkan Lya, dan mengajaknya untuk membuka bersama-sama. Tapi, Reina harus istirahat dulu. Reina takut vertigonya kumat, karena selama perjalanan Reina tak bisa tidur nyenyak dan sekarang ini kepalanya pusing.

Waktu seolah berjalan lambat, Lya benar-benar tak sabar ingin segera mengetahui hasil tesnya. Lya menggigil, badannya panas. Ada kompres di dahinya, sambil merangkul selimut. Lya duduk di sebelah meja belajar. Meja kuno milik sang Ayah, semasa hidup Ayahnya biasa mengerjakan proyek-proyek kantor di meja antik ini. Walaupun sudah bertahun-tahun lamanya, meja kayu jati ini tetap kokoh dan tak rapuh. Lya mengambil secarik kertas buku. Saat ini pikiran dan kertas yang ditulis Lya sama kacaunya. Srek-Srek-Srek Lya merobek kertas hingga tak tersisa, berulang hingga merasa lega. 

Isak dan Rintik kala itu [End+Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang