Bab 23

1.2K 166 2
                                    

Jaehyun

Sesampainya gue dan Kak Taeyong di rumah Bundanya, gue juga diajak masuk sama Kak Taeyong ke dalam sebagai bukti kalau Kak Taeyong udah punya pacar dan gak mau dijodohin.

Gue sebenarnya gak enak karena datang sebagai orang asing yang bahkan orang tua Kak Taeyong aja gak tau kalau gue pacar Kak Taeyong. Tapi demi hubungan gue sama Kak Taeyong, apapun bakal gue lakuin.

"Gak usah takut, gak usah gugup. Lo cukup bantu gue bicara untuk percayain Bunda sama Ayah." gue pun ngangguk setuju dan kita masuk barengan.

Di dalam, gue lihat keadaan cukup ramai, bahkan ada adik sepupunya Kak Taeyong juga. Gue yakin kalau mereka semua kaget sama adanya gue di sini.

"Taeyong? Ini siapa? Teman kamu?"

"Bukan, Bun. Ini pacar Taeyong."

Ada rasa senang tersendiri dari dalam diri gue waktu dengar Kak Taeyong ngakuin gue sebagai pacarnya dihadapan keluarga dia.

"Pacar? Laki-laki? Kamu gak ada kapoknya, Taeyong?" tanya seseorang yang gue yakini kalau itu adalah Ayah Kak Taeyong.

Tapi apa maksudnya kata-kata kapok barusan? Apa Kak Taeyong pernah punya pengalaman buruk soal cowok? Atau gimana? Gue gak paham.

"Jaehyun gak seperti mantan Taeyong yang sebelumnya, Yah."

Gue tiba-tiba aja diajak duduk sama Kak Taeyong di sebelah dia yang kanan gue sendiri adalah Ayah Kak Taeyong. Jantung gue jadi berdetak lebih cepat.

"Om, Tante, Seulgi. Sebelumya maaf karena saya buat kecewa kalian dan buat kalian kaget. Saya sama sekali belum dikasih tau Ayah dan Bunda soal perjodohan ini. Padahal saya sendiri sudah ada kekasih."

"Tapi bukannya Seulgi bisa lebih buat kamu bahagia? Dia perempuan dan bisa kasih kamu keturunan. Apalagi kamu anak satu-satunya. Pasti Ayah dan Bunda kamu mau sekali gendong cucu."

Apa-apaan ini? Bawa-bawa keturunan segala.

"Maaf, Tante. Kalau cuma keturunan, saya bisa adopsi anak di panti. Kebahagiaan saya ya harusnya jadi nomor satu kepentingan Ayah dan Bunda, bukan cucu. Iya 'kan, Yah, Bun?"

Gue sama sekali gak lihat tanda-tanda Ayah dan Bunda Kak Taeyong bakalan jawab pertanyaan Kak Taeyong. Bikin gue sedikit geram.

"Maaf saya menyela. Tapi apa yang Kak Taeyong sampaikan ada benarnya. Untuk apa Kak Taeyong menikah kalau bukan dengan orang yang dia cintai? Sama saja mempermainkan pernikahan bukan?"

Sedikit takut saat gue buka suara, tapi gue juga harus bantu Kak Taeyong biar dia gak jadi dijodohin. Apalagi setelah denger apa yang dilontarin sama Bunda dari calon Kak Taeyong.

"Kita ambil jalan tengahnya saja gimana?" tanya Bunda Taeyong.

"Enggak, Bun. Bunda bilang gak akan paksa Taeyong 'kan? Jadi biarin kali ini Taeyong nolak keinginan Bunda sama Ayah."

"Bisa dicoba dulu, Taeyong."

"Enggak akan bisa, Bunda. Bunda gak kasihan sama Jaehyun? Dia pacar Taeyong loh, Bun."

"Taeyong... Bunda mohon."

"Enggak. Taeyong pikir cukup buat meluruskan semuanya. Taeyong sama Jaehyun pamit."

Tanpa aba-aba, Kak Taeyong langsung narik gue untuk keluar dari rumahnya.

"Pulang. Gue pusing."

20-12-2021
-jaemjen127

[2] Chat [JAEYONG] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang