Bagian pertama

2 1 0
                                    

Pertemuan dan kehilangan teman lama

Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.

Anna Walter menunjukkan sebuah fotografi dengan latar perkotaan padat di pagi hari kepada seorang teman prianya yang sedang sibuk dengan koran di sore hari.

Fotonya lantas beralih tangan kepada James Anthony yang pada saat itu tengah terduduk di sampingnya dengan menggunakan baju hijau panjang bermotif cerah. Anna memerhatikan tampilan James yang berlebihan. Terutama bagian kerah yang tidak simetris dan corak bunganya yang menonjol bewarna putih.

"Aku heran padamu, James? Mengapa kau terus menggunakan baju ini sepanjang waktu? Kemarin lusa dan sekarang. Kurasa, penampilanmu terlalu berlebihan," ucapnya.

Pria itu hanya terdiam sebentar dan menatapnya dengan santai.

"Aku menyukainya. Ini membuatku semakin menarik."

"Benarkah?" tanyanya sekali lagi.

Gadis yang kerap berbohong itu menunjukkan wajah jahilnya. Ia mencoba menggoda James dan membuat lelaki itu marah kemudian pergi meninggalkannya dengan mobil hitam sedan.

Merasa tidak ambil pusing, Anna memutuskan untuk pulang. Ia sudah sering mengerjai James. Menurutnya, begitu lucu sekali ketika melihat James dengan wajah cemberut memohon-mohon untuk menyuruhnya tidak melakukan hal seperti itu lagi.

Anna berjalan pulang sendirian menuju rumahnya dengan sepeda lipat. Gadis yang memiliki hobi fotografi itu selalu menyukai seni foto yang menurutnya dapat menangkap kesempatan yang akan terus ia kenang sepanjang sisa hidupnya. Gadis itu terlihat berjalan di trotoar jalan sebelum berjumpa dengan seorang teman lama.

"Sarah?" tanyanya memastikan.

Gadis yang dipanggil itu hanya menatap terkejut sebelum berkata, "Kau Anna, bukan?"

Anna mengangguk. Mereka berpelukan dalam keadaan bahagia sebelum Anna mengajaknya untuk makan di apartemennya di lantai 13.

"Oh, Sarah ... sudah berapa lama ya, kita tidak bertemu?" tanya Anna sambil menuangkan air putih di gelas.

Sarah terlihat berpikir. "Sekitar lima tahun, mungkin."

"Sekarang kau tinggal di mana?"

"Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari sini. Berjarak sepuluh kilometer, kira-kira."

Anna duduk berhadapan. Meskipun terlihat gembira, Sarah terlihat begitu sedih. Wajah cantik kecoklatan miliknya dengan cepat membuat Anna menanyakan tentang keadaan dirinya secara langsung.

"Kau ada masalah?" tanyanya.

"Aku baru saja putus. Mantanku—Harry, dia telah berhasil membuatku sakit hati. Dia berselingkuh dengan temanku se-SMA ku," ucapnya dengan kepala menunduk dalam.

"Aku tak tahu rasanya, tetapi aku yakin kau wanita yang kuat, Sarah." Sarah tersenyum masam.

"Tidak ada yang mau merasakan sakit di dunia ini, Anna."

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh saat Sarah berpamitan untuk pulang. Temannya, James belum menghubunginya lagi setelah tadi sore. Anna yang ceria, sering bercanda, sering berbohong tetapi tidak bermuka dua merupakan satu paket yang komplit. Anna memiliki banyak teman di hidupnya. Akan tetapi, hanya James lah yang paling dekat. Banyak yang mengira  mereka berpacaran. Anne juga bingung terhadap dirinya yang begitu sangat akrab dengan James. Menurutnya, orang seperti James yang pendiam, suka berkhayal, dan juga merupakan warga yang baik yang bahkan selalu taat pada orang tua, bukanlah tipikal orang yang masuk sebagai temannya. Kehidupan Anna yang keras membuatnya sering berbohong, tetapi dia berbohong untuk kebaikan.

Pembunuhan Dalam JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang