Noda Kotor
Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.
Kedua mayat pembantu yang bernama Joanna dan juga Marley di otopsi untuk keterangan lebih lanjut. Diketahui dari ijin dan catatan yang sebelumnya berada di rumah Laire ataupun di kamar mereka, tidak memiliki cukup banyak bukti jika mereka pernah berurusan dengan seseorang sebelumnya. Joanna memiliki tubuh sintal dan tinggi 165 cm sementara Marley memiliki tubuh kurus setinggi 173 cm. Mereka lulus dari sekolah asisten rumah tangga di Educated Best household assistant di New York pada tahun 2007.
kepribadian mereka dikenal ekstrover tetapi tidak suka bergaul dengan orang-orang sembarangan.Joanna dari Texas dan Marley dari New York. Mereka datang ke rumah ini pada tahun 2009 sebagai asisten rumah tangga. Keduanya juga diketahui sering menyimpan beberapa keluhan atas sikap dari majikan mereka. Di pesan yang mereka tulis, mereka sempat membahas putri dari Laire yang tidak henti-hentinya marah-marah karena kesalahan kecil. Mereka juga menyebutkan bahwa gadis tempramental tersebut sering menghancurkan barang-barang dan membuat mereka harus dihukum.
Joanna mengirimkan pesan kepada Marley sekitar pukul tujuh sore. Marley membalasnya pukul delapan malam. Kemudian mereka berbincang-bincang sebelum Joanna mengakhirinya tepat pada pukul 08.40 malam. Marley sempat mengirimkan pesan tetapi Joanna tidak membalasnya pada pukul sembilan tepat.
Setelah diselidiki, kamar dari putri Laire terbuka lebar tanpa adanya tehnik yang biasanya digunakan oleh penjahat pada umumnya.
"Putriku ketakutan jika pintunya dikunci dan keadaan kamarnya gelap," kata Laire sambil menangis.
Menurut hasil visum, keduanya mengalami benturan keras. Kepala mereka bahkan hampir semua retak. Joanna yang paling parah. Bola matanya pecah dan mendapatkan cakaran di leher.
Dokter George Norman Howell dari tim Forensik Medical Examiner berpendapat, bahwa ini hanya seperti kepalanya di hantam secara terus menerus dengan brutal. Itu semua dapat terlihat dari kepalanya yang rusak. Belum lagi di tangan mereka terdapat beberapa luka lebam yang melingkar.
"Pergelangan tangan yang lebam ini menunjukkan bahwa mereka diikat sebelum dibunuh," kata George kepada salah satu rekannya, Ruis Hilton.
"Ini pembunuhan yang keji. Posisinya seperti terjatuh dari lantai sepuluh dengan kepala mendarat lebih dahulu."
"Kedua mayat ini mengalami cedera yang sama. Tetapi mayat yang keadaan lukanya parah bahkan disertai dengan banyak cakaran kuku di dalamnya. Dari jumlah luka dan pesan chat, sepertinya wanita ini mati terlebih dahulu."
George menunjuk kepada Joanna. Pria itu lantas mencuci tangan yang masih bersarung tangan biru sebelum melepaskannya dan membuangnya ke tempat sampah. Mereka mengurusi dua jenazah itu selama kurang lebih dua jam. Beberapa barang bukti seperti daki dalam ujung jari Joanna akan diperiksa lebih lanjut.
Saat sempel datang, urusannya kini beralih pada Kyley Vincent. Seorang wanita penggila fashion anak muda. Dia berkacamata dan tinggi 170 cm. Dia memiliki sifat tenang, nyaman untuk diajak ngobrol, tetapi dapat berubah menjadi galak sewaktu-waktu.
"Jadi ...?" tanyanya.
Ruis memutar bola matanya malas. "Jangan berlagak tidak tahu!"
Kyley bersidekap. Kedua lengannya rapat hingga jas putihnya semakin lusuh.
"Aku tidak berbicara padamu, Ciplatipus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembunuhan Dalam Jiwa
CasualePembunuhan yang dilakukan oleh Sarah kepada beberapa orang, membuat cerita misteri kelam yang menakutkan.