Bagian keempat

0 0 0
                                    

SEDIKIT TITIK TERANG

Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.

”Betul-betul  pembunuhan!" kata Davidson Simpsons saat di wawancara.

Menurut keterangannya kepada awak media, dia yang saat itu ingin menemui anjingnya, menganggap bahwa itu merupakan hal biasa yang dia lakukan. Buang air besar di belakang pohon ek besar di belakang apartemen Safe and peaceful. Dirinya syok setelah melihat sepasang kaki muncul dari semak-semak. Ketika dia menyingkapnya, wajah pria itu berlumuran darah. Wajahnya tidak dapat diketahui dan dikenal. Baju hitam polosnya juga robek. Celana jeans-nya saja yang masih utuh.

Seorang polisi dari Bethesda, Maryland, Amerika Serikat. Matthew Doreen, menganggap jika ini pembunuhan yang disengaja. Pasalnya, hanya bagian kepalanya saja yang rusak parah. Seperti sehabis di hantam oleh benda tumpul yang keras. Bajunya juga sobek seperti disobek oleh benda tajam.

"Kami akan melanjutkannya besok." Begitulah kira-kira. Dia hanya bisa mengatakan itu selagi menunggu hasil visum.

Safe and peaceful dikenal sebagai lingkungan tentram yang begitu besar. Apartemennya tinggi menjulang dengan taman yang langsung menghubungkan antara taman kota dan jalan raya. Anak-anak atau orang yang bukan berasal dari apartemen bebas untuk berada di taman itu sepanjang waktu.

Namun kini, berita tentang kematian dari seorang pria membuatnya tidak lagi seperti anggapan orang-orang. Beberapa mengaku takut keluar rumah dan selalu menggandeng anak mereka setiap saat.

George lalu menangani kasus ini lebih rinci. Kondisinya sama persis seperti yang sebelumnya. Mayat wanita muda yang masih belum jelas tentang kematiannya. Kondisi kepala yang rusak, hancur, tidak dikenali, serta tidak memiliki banyak luka di badan.

"Semakin hari, aku semakin berpikir apakah motif ini seperti dendam yang kemudian menjadi teror?"

"Kemungkinan besar iya. Tetapi kita belum menemukan semua bukti sebelum menanggalkan semua pakaiannya," kata George. Ruis membantu melepaskan celananya dan George melepaskan bajunya.

Satu petunjuk muncul di celana jeans milik pria itu. Sebuah serbuk putih tak berbau yang tertinggal dalam saku celana. Baju yang dipakai oleh pria ini seperti dirusak oleh benda tajam.

"Menurutmu, apa serbuk ini?" tanyanya lagi.

"Kumpulan ke dalam plastik. Seperti biasanya tentu saja."

Ruis berdecak. George memeriksa bagian kepala, telinga, leher, dada, hingga ke ujung kaki. George menemukan beberapa keanehan. Menurut penyelidikan, semua ini murni pembunuhan. Akan tetapi, selain butiran putih itu, George tidak bisa menemukan petunjuk lain.

"Aku tidak menemukan petunjuk lain." Ruis memandangnya aneh.

"Akan sangat akrab apabila ada petunjuk lain."

"Ini mungkin saja orang yang sama."

Merasa tidak yakin, George memeriksa sedikit bagian dari kepala pria ini yang masih tersisa. Bibirnya masih utuh sedikit dan juga warnanya sedikit merah.

"Pria ini menggunakan lipstik?" heran George.

Ruis tertawa terbahak. "Kau pasti sudah gila
Lihat tato, badan kekar, serta otot perutnya. Tidak mungkin jika dia menggunakan lipstik. Itu sama sekali tidak gantleman."

Pembunuhan Dalam JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang