4# Kerja Kelompok

228 59 11
                                    

Nandu menghela nafas kasar. Biasanya, saat hari sabtu, dia akan bangun tepat jam 12 siang. Namun, karna kerja kelompok, dia harus bangun jam 10 pagi.

Bukan, bukan permasalahan bangun atau kapan dan apanya. Hanya saja kemarin, Haru hanya memberi tahu tempat di mana mereka akan bertemu, di kafe dekat dengan restoran Taichan. Itu di mana?

Nandu menghela nafas kasar. "Salah gue apa, sampe punya teman kerja kelompok kayak gitu."

Nandu bisa saja bertanya pada mereka. Namun dia sudah dikeluarkan dari grup. Dan sialnya, sudah ia hapus. Lewat grup kelas? Tidak ada nama di sana. Dan cara terakhir ialah, membuka blokir nya pada Embu di imessagenya.

"Ya udahlah ya. Gak ada salahnya juga!"

Nandu berdoa sebelum ia membuka aplikasi imessage. Ia ketik beberapa kata. 'Em—'

Belum sempat ia menyelesaikan pesannya. Embu lebih dahulu mengirimkan ia pesan. 'Akhirnya dibuka juga blokirannya.'

Nandu tertawa sumbang. "Ha, ha, ha, ha. ANJIR SEREM BANGET INI ORANG!!"

'Nan, kamu kangen sama aku.'

Nandu melihat ke arah jam, sudah jam 10.50. Nandu bukan seseorang yang suka telat atau menunda. Jadi, ia langsung saja berterus terang, apa tujuannya kepada Embu. 'Mau nanya. Kafe deket res Taichan, di mana?'

Embu dari sana membalas dengan sedikit tertawa. 'Gak ada di mana-mana. Haru cuma ngarang karna dia mau tidur.'

Nandu menggeram kesal. Yang benar saja!!
'Jadi kerja kelompoknya, dimana?'

Tidak ada balasan apapun. Nandu harus bersabar.

Setelah menunggu 2 menit. Embu mengirimkan ia balasan.
'Di rumag Haru. Di jl. Rwmng, rt.009 rw.009.'


Setelah selesai dengan urusan alamat. Nandu kembali memblokir Embu, dan membiarkan lelaki sepantaran itu mengeluh bertanya, mengapa ia diblokir lagi. Dan pergi dari rumah. Ia bisa memesan gojek saat sudah di pos depan.

***

"Wow!"

Haru, Gapip, Kipo, dan Nami, menyambut Nandu dengan sorakan heboh mereka. Embu hanya diam saja, ya, dia diam.

Nandu  melihat itu dan mendengar itu. Rasanya tidak nyaman disorakan dan di sambut seperti itu. Dia lebih suka diabaikan. Nandu juga melihat Embu. Batinnya, "tumben dia diem, gak aneh-aneh?"

Sebenarnya, Embu diam bukan tanpa sebab. Melainkan dirinya ini, membaca artikel bahwa biasanya, jika kita terlihat dingin dan cuek, itu akan menarik perhatian dan membuat siapa saja bertanya-tanya. Dan benar dugaan Embu, Nandu pun betanya-tanya.

Nami bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya. "Gue Nami, gue anaknya agak pendiem, kalau mau minta saran, bisa chat gue aja."

Nandu menerima uluran itu, "Nandu."

Karna melihat Nami seperti itu. Haru, Gapip, dan Kipo, bangun dari duduknya. "Haru, gue agak lasak,"

"Nandu."

"Kipo, gue yang paling bener dari lima di sini. Mungkin 6, kalo lo sama anehnya sama mereka,"

"Nandu. Gue normal, kok!"

"Gapip. Orang ganteng!"

Himpunan Penyelesaian ✔ | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang