Nama : Nurhayati Daulay
Tugas 4 : Tanda baca (, . : ; ! ?)Devina Putri bekerja di toko bangunan dekat rumahnya. Sudah satu tahun Devina bekerja di sana. Selama itu pula Devina mencintai keponakan dari bosnya. Seorang laki-laki tampan, tinggi, berkulit putih, berambut gondrong.
Devina selalu memperhatikannya dari jauh. Seperti sekarang, saat Devina tahu sih dia masuk ke toko, Devina langsung mencuri-curi pandang ke arahnya.
"Subhanallah gantengnya," gumam Devina dengan suara pelan
"Biasa aja atuh Kak, liat Bang Devan nya!" Seru Anggi
"Apaan sih Anggi, orang aku liatin Pak Bos kok," elak Devina sambil memalingkan wajahnya
"Eleh! Udalah Kak Dev gak usah bohong," ujar Anggi sambil cekikikan lihat Devina yang salah tingkah
"Hus! diam kau Anggi"
"Kakak suka kan ama Bang Devan?" tanya Anggi serius
Mendengar pertanyaan Anggi membuat Devina sangat terkejut, "apa sih Gi, gak mungkin lah aku suka ama Bang Devan"
"Dah lah Kak gak usah bohong, aku tau kok Kakak itu suka sama Bang Devan" ujar Anggi
Sebelum menjawab pertanyaan Anggi, Devina terlebih dahulu menarik napas panjang, "oke aku jujur samamu, aku suka sama Bang Devan."
"Ah benar kan! Lagian kalian berdua itu cocok loh Kak."
"Cocok dari mananya?" Tanya Devina heran
"Yang satu ganteng, satu cantik; sama-sama tinggi, putih. Pokoknya kalian itu cocok lah" ujar Anggi sambil melihat Devan dan Devina bergantian
"Apa pulak Gi!" seru Devina dengan suara yang sedikit keras
"Betul loh Kak, kalian berdua itu cocok," ujar Anggi dengan yakin
"Tidak loh Anggi! Kami berdua itu gak ada cocoknya, Bang Devan itu orang kaya, berpendidikan tinggi. Sedangkan aku? Aku hanya orang biasa aja, pendidikan pun cuman sampai SMA" ujar Devina
"Kakak itu terlalu pesimis jadi orang. Menurut aku, kayaknya Bang Devan itu suka ama Kak Devani,"
Belum selesai Anggi bicara Devani langsung memotong perkataannya, "suka apanya? Jangan ngawur Gi!"
"Ih Kak Devani gak percaya kali jadi orang. Lagian nih ya, Bang Devan itu orang nya dingin, jarang bicara, tapi sama Kak Devani dia mau tuh bicara, sedangkan ama yang lain gak pernah. Dan lagi nih ya, Bang Devan itu jarang datang ke toko, bahkan gak pernah sama sekali ke toko, tapi selama Kak Devani kerja disini Bang Devan selalu rajin ke Toko," ujar Anggi
"Dalah Gi, gak usah di bahas lagi. Kalau memang Bang Devan itu jodohku, Allah pasti akan mendekatkan kami berdua. Sekarang kita kembali kerja lagi, tar kenak marah lagi." Setelah mengatakan itu Devina langsung jalan ke depan melayani pembeli.
******
Tidak terasa sudah waktunya pulang kerja. Bergegas para pegawai toko bersiap untuk pulang, begitu pun dengan Devani dan Anggi.
"Kak Devina aku duluan ya, udah di jemput soalnya." Ujar Anggi
"Iya Gi. Hati-hati ya!"
Setelah Anggi pergi, Devina langsung berjalan keluar gerbang toko, tetapi terdengar suara memanggilnya.
"Devina tunggu!"
Devina berbalik, melihat siapa yang memanggil. Ternyata Devan yang manggil.
"Eh Bang Devan, kenapa ya Bang?" Tanya Devina gugup
"Saya minta WhatsApp kamu." Ujar Devan singkat
"Ah? Maksudnya gimana Bang?" Tanya Devina bingung
"Saya bilang 'Saya minta WhatsApp kamu' kenapa gitu aja kamu tidak mengerti, CK!"seru Devan kesal
"Oh maksudnya, Bang Devan minta nomor WhatsApp Devina. Bilang dong Bang yang jelas, jangan dingin kali jadi orang!"
Setelahnya Devina langsung memberikan nomor WhatsApp-nya ke Devan.
"Nanti Saya chat kamu. Ya sudah kamu pulang sana." Setelah mengatakan itu Devan langsung pergi meninggalkan Devina
"Ah? Udah gitu aja? Basa-basi gitu kek, atau apa gitu. Ini tidak, orang malah di tinggal sendiri. Dasar 'manusia es' tapi sayang aku cinta." Kesal Devina melihat sifat Devan yang dingin
Semoga setelah ini cinta aku bisa terbalas. Ya Allah satukanlah kami berdua dalam ikatan yang Engkau ridhoi, aamiin. Doa Devina dalam hati
.
.
.
End