Agent muda

22 5 3
                                    

22 Februari yang lalu...

"Oek..oek..oek." Tangisan dari seorang bayi perempuan nan suci itu menggema di seluruh ruangan operasi. Dengan sigap, seorang asisten dokter yang mengoperasi ibu dari sang bayi, membawa bayi mungil itu ke tempat lain untuk dibersihkan.

Sementara sang wanita yang kini sudah berubah status menjadi ibu, dipindahkan ke ruangan rawat inap dengan keadaan belum sadarkan diri. Karena efek dari bius sebelum melahirkan.

Saat wanita itu dibawa keluar dari ruangan operasi dalam keadaan berbaring di brankar, seorang lelaki yang sedari tadi merasa khawatir, akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. Dia melihat sang istri sudah keluar dari ruangan operasi dan dia pun bergegas mengikuti langkahperawat yang membawa istrinya. Sampai di ruang rawat inap, perawat itu pamituntuk keluar dari ruangan.

"Untuk sementara waktu, anak Bapak kami taruh diruangan bayi dengan kasur nomor urut dua belas. Ini kartu tanda keluarga, jikabapak ingin menjenguknya, Bapak bisa menyerahkan kartu ini kepada petugas yangberada di sekitar ruangan, " ucap perawat itu sebelum pergi dari ruangan.

Setelah perawat tersebut keluar, lelaki itu memeluk tubuh istrinya yang masih terbaring dalam keadaan belum sadarkan diri. Lelaki itu menempelkan bibirnya ke dahi sang istri.

Sambil menangis haru, laki-laki yang sudah berlinang air mata itumembisikkan kalimat-kalimat terima kasih pada istri yang telah melahirkan anak mereka dengan selamat.

"Makasih, makasih banyak sayang," ucap laki-laki tersebut sambil terus mencium dahi wanita yang sangat ia cintai. Setelah itu, lelaki yang kini sudah menjadi seorang ayah dari bayi mungil tadi pun keluar dari ruang rawat inap itu dan berjalan ke arah ruangan anaknya.

Setelah menemukan anaknya, lelaki itu membawa bayi perempuan itu kedalam gendongannya. Bayi itu tersenyum dengan mata yang masih tertutup. Hal itu membuat lelaki yang merupakan ayah dari sang bayi merasa gemas melihat tingkah anaknya.

Lelaki itu mencium kedua pipi gembul anaknya dengan gemas. Seketika, pipi gembul yang berwarna putih itu berubah warna menjadi merah muda. Mungkin karna lelaki itu menciumnya terlalu kuat.

Lelaki itu juga langsung mengadzankan sangputri. Selama ayahnya mengumandangkan adzan, bayi itu tersenyum manis dengan lesung yang berada di samping pipinya.

Selesai mengadzankan putrinya, lelaki itu kembali menggendongnya. Lelaki itu menatap wajah sang putri yang begitu mirip dengannya.

Saat sedang asik bercengkrama dengan sang anak, tiba-tiba seorang perawat masuk kedalam ruangan itu dan berjalan menghampiri mereka. "Bayi dengan nomor kasur dua belas, sudah boleh dibawa ke ruangan rawat inap ibunya, ya, Pak, " ujar sang perawat memberitahu.

Gembiranya lelaki itu setelah mendengar penunturan dari seorang perawat yang barusan menemuinya. Saking senangnya,lelaki itu melompat dengan keadaan masih menggendong putri kecilnya.

Sontak,bayi perempuan itupun menangis karna terkejut. Lelaki itu tersadar dan segera mendiamkan anaknya yang tengah menangis terkejut. "Cup...cup, cup, anak Ayahjangan nangis ya, nanti kasian teman kamu yang terganggu dengan suara tangiskamu yang keras ini," ucap lelaki itu, sambil terus mencium seluruh wajah sangputri.

Entah ada apa dalam kecupan yang sedang ayahnya berikan secara bertubi-tubi, bayi itu terdiam, sembari mengedipkan matanya dengan tatapan polos. Ayah dari sang bayipun tersenyum melihat nya. Perawat itu tersenyum melihat interaksi ayah dan anak di depannya.

Laki-laki itu pun segera membawa sang putri keluar dari ruangan.

Laki-laki itu berjalan menghampiri ruangan istrinya tadi, ibu dari bayi yang sedang berada di dalam gendongannya. Dilihatnya istrinya itu masih saja belum siuman. Lelaki itu menruh putrinya di dalam kotak bayi yang berada dalam ruangan itu. Kemudian lelaki itu duduk di samping brankar, sembari menunggu sang istri siuman, lelaki itu berencana untuk memberikan nama putrinya itu dengan nama Elena Callista, dan ditambah dengan marga Stewart miliknya.

Sementara itu, di lain tempat, seorang wanitadengan usia kehamilan yang sudah mencapai tujuh bulan, tengah memasak makan siang untuk ia bawa ke kantor suaminya. Wanita yang sedang hamil besar itu memanggil Bi Nia untuk membantu dirnya menggantikan baju putra pertamanya.

"Teza, yuk ganti baju dulu sama Bibi, " ucap Bi Nia pada Teza yang menatap mobil-mobilannya dengan serius. Teza pun mengalihkan pandangannya, dan menatap Bi Nia.

Teza pun mengangguk mengiyakan dan berjalan kearah Bi Nia. Bi Nia pun membawa Teza untuk berganti baju.

"Kita kantor Papa dulu, yaa, sayang, " ucap Maively, sambal mengelus perutnya yang tengah berisi itu. Maively tak sabar menunggu kelahiran anak yang kini tengah ia kandung. Setelah itu, Maively pun beranjak dari dapur, dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap juga.

Setelah selesai bersiap, Maively pun pamit pada Bi Nia untuk pergi ke kantor Delvin.

Maively dan Teza, pergi ke kantor Delvindengan diantar Pak Beny, supir pribadi mereka yang telah bekerja selama lima tahun di keluarga mereka. Sepuluh menit mereka di perjalanan, Akhirnya mereka pun sampai. Maively mengucapkan terima kasih pada Pak Beny.

Tanpa memakan waktu lama, Maively pun tiba di depan ruang kerja sang suami. Dengan semangat, Maively mengetuk pintu yang sedang tertutup rapat itu. "Masuk, " ujar Delvin dari dalam ruangan itu. Maively pun membuka pintu, melihat yang datang adalah Istrinya, Delvin pun bergegas menghampiri sang istri. Dan membantu nya membawa kan paper bag itu.

Delvin menyuruh Maively untuk duduk di sofa ruangan. Keluarga itu tampak harmonis dan damai. Padahal rentetan masalah, sedang mengantri di alur kehidupan mereka, masalah itu akan dimulai nanti, setelah anak yang mereka kandung, telah lahir.

******

Padahal tadinya niat Cae mau up besok, tapi Cae sendiri udah gak sabar, selamat menikmati karya ke 2 Cae yaaa. mungkin Cae bakalan sering up yg ini😅

Thanks votmen nya😉

Future RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang