Hyungsik mengusap kedua matanya dengan tangan, berkali-kali untuk meyakinkan apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi. Sebelumnya ia benar-benar tidak percaya dengan ucapan keponakannya, tidak mungkin ada seseorang yang benar-benar mirip di dunia ini. Dan di perjalanan menuju apartemen ini, ia sudah mengadakan janji temu dengan dokter operasi plastik karena yang ada di pikirannya gadis yang akan ia temui pasti akan memiliki beberapa perbedaan dan butuh tindakan operasi untuk membuat visualnya sama dengan Lee Rian, idolnya yang nekat bunuh diri."Maaf menganggu Anda malam-malam begini, Nona. Ini Park Hyungsik, paman saya. Dia ingin bertemu dengan Anda." Si pria muda merasa perlu menjelaskan tujuannya menganggu gadis dingin ini malam-malam, bahkan tanpa dikatakan pun, ia sudah tahu jika gadis di hadapannya teramat tidak suka dengan pertemuan tak terduga ini.
"Park Hyungsik." Pria itu mengulurkan tangannya di depan Jiyeon. Dahi gadis itu mengernyit tidak suka tanpa membalas uluran tangan Hyungsik.
"Mau apa?" tanya Jiyeon dingin. Menatap kedua manusia di depannya bergantian.
Ini lebih sulit dari yang Hyungsik bayangkan, memang keponakannya sudah memperingati jika gadis misterius ini tergolong manusia yang benar-benar mengasingkan diri dari sosialisasi. Tapi itu bukan jadi alasan untuk Hyungsik agar menyerah, ia masih ingin mempertahankan pekerjaan yang sudah susah payah ia dapatkan, dan ia tidak mau kembali ke masa susah, menjadi orang yang sangat biasa dan bekerja di salon kakak perempuannya.
"Boleh kami masuk? Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu."
"Tidak," tolak Jiyeon terang-terangan. Malah gadis itu tanpa segan menutup keras pintu apartemennya dan berjalan cepat untuk meraih telepon dan menghubungi pihak keamanan gedung apartemen ini. Ia ingin kedua manusia yang berada di depan apartemennya segera disingkirkan.
"Wah! Astaga, gadis itu benar-benar kurang ajar." Hyungsik mengusap tengkuknya. Tak habis pikir dengan gadis sombong itu yang tega membanting pintu di depan wajahnya dan memanggil petugas keamanan untuk menyeret ia dan keponakannya keluar dari gedung tersebut. Benar-benar gila.
"Kan sudah kubilang, gadis itu aneh," celetuk pria yang lebih muda.
"Dia pikir dia siapa, ha? Tidak ada sopan-sopannya pada yang lebih tua! Dia tidak pernah sekolah apa?"
"Kalau dilihat dari kepribadiannya, mungkin dia mengikuti homeschooling. Bagaimana mungkin dia bisa bersosialisasi kalau sifatnya seperti itu. Paman yakin untuk menawarkan dia menggantikan artis Paman itu?"
"Aku tidak punya solusi lain, satu-satunya cara agar aku tetap bekerja adalah dengan menyeret gadis itu keluar dari habitatnya. Sangat sulit jika harus mencari perempuan lain yang mirip dengan Rian." Hyungsik memijit batang hidungnya, pusing mendera, bayang-bayang akan miskin kembali mulai menghantuinya di depan mata.
"Lalu bagaimana lagi? Paman sudah lihat sendiri bagaimana kelakuan gadis aneh itu."
"Tapi, kau tahu nama aslinya, bukan?"
"Ya ... untuk apa?"
...
Jiyeon menautkan kesepuluh jarinya di atas kepala dan mendorong udara, merenggangkan persendiannya yang pegal. Sedikit memutar tubuh bagian atasnya ke kanan dan ke kiri hingga suara kretekan dari tulang pinggangnya terdengar renyah di telinga.
Setelah menghabiskan satu mangkuk ramyun dan dua botol Coca-Cola, Jiyeon berkutat dengan laptopnya lebih dari satu jam, dan sekarang hari sudah petang, sudah saatnya ia mandi dan bersantai sejenak di depan televisi sebelum kembali melanjutkan tulisannya yang hampir jadi.
Bunyi bel apartemen menghentikan langkahnya yang hendak menuju kamar. Tubuhnya berbalik dan berjalan mendekati pintu. Namun urung membuka setelah melihat interkom. Pria bernama Hyungsik yang mendatangi apartemennya dua hari yang lalu kembali lagi saat ini, seorang diri dan memasang wajah percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine
Tajemnica / ThrillerBeberapa orang terseret dalam kasus kematian seorang idol yang tengah berada di puncak karirnya. Banyak pihak yang mencoba menutupi kepergiannya, memanipulasi semua orang agar sosok tersebut masih dianggap hidup dan tetap bersinar seperti dulunya.