Salah Target : 13

55 4 16
                                    


Kyoka berdiri di depan cermin kamarnya. Dia melihat tubuhnya yang tidak begitu menarik. Dia bahkan tidak memiliki dada seperti gadis-gadis lainnya, dia bertubuh flat.

Dia menghela nafas, rasanya sangat ingin menangis namun kyoka menahannya dia tidak ingin terlihat lemah, dia tidak ingin menganggap dirinya lemah. Dia tahu manusia terkadang butuh untuk menangis, butuh meluapkan semua emosi mereka namun tidak semuanya mampu melakukan hal tersebut, tidak semuanya memiliki mindset yang seperti itu.

Dia mundur dan menghempaskan badannya ke kasur, tubuhnya yang ringan tidak membuat kasur tersebut berbunyi seakan halnya orang lain yang melakukan apa yang ia lakukan saat ini. Dia sama sekali tidak bisa menemukan setitik keindahan dari dirinya.

Kyoka melihat kearah langit-langit rumah memandang nya lalu berusaha untuk menghilangkan rasa tidak nyaman dan kurang percaya dirinya ini.

Dia sama sekali tidak menginginkan hal seperti sekarang, dia hanya ingin dapat mensyukuri bentuk tubuhnya tanpa ada rasa insecure kyoka duduk lalu menatap kaki kurusnya.

Jika saja dia bisa makan makanan yang banyak, andaikan saja ia dapat menambah berat badan nya maka dia tidak akan seperti ini maka dia tidak akan merasa kurang begini.

Dari dulu kyoka selalu di bandingkan dengan sahabat nya Momo, setiap anak di SMA nya baik laki-laki ataupun perempuan selalu berkata bahwa kyoka sama sekali tidak menarik, kyoka hanyalah sebuah bayangan yang mengikuti Momo.

Lebih parah lagi Kyoka di sebut sebagai peliharaan saat itu. Peliharaan yang selalu mengikuti majikannya kemanapun dia pergi.

Semua hinaan tersebut bukannya tidak di bantah oleh Momo, bahkan Momo lah yang selalu membela kyoka, menguatkan kyoka, menyadarkan kyoka bahwa dia itu cantik, bahwa dia itu keren. Momo selalu saja membelanya. Kyoka sangat menyayangi sahabat nya Momo.

Walaupun sekarang mereka jarang berkomunikasi karena kesibukan Momo sebagai seorang model namun kyoka tidak akan pernah bisa melupakan Momo, terkadang dia mengirimkan pesan melalui Instagram ke sahabat nya itu, ya..., Mungkin saja tidak cepat di balas, harus menunggu semingguan baru Kyoka mendapat balasannya, tapi kyoka tidak pernah merasa tersinggung ataupun marah, sebab dia tahu alasan Momo.

Dia mengusap wajahnya. Berusaha menghilangkan semua overthinking yang hadir di dalam pikirannya.

Dering suara telepon membuat Kyoka berusaha menenangkan pikiran dan tidak menunjukkan wajah kusutnya dulu. Tidak ingin siapapun yang menelponnya tahu bahwa dia ada masalah. Walaupun mereka tidak dapat melihat wajahnya namun tetap saja kyoka harus sedia di situasi apapun.

Dia beranjak dari tempat tidur menuju meja kecil di samping pintu kamar mandi. Perlu di ketahui kyoka memiliki kebiasaan buruk selalu meletakkan barang sembarangan, dia bahkan tidak berpikir jika ponsel pintarnya itu sekiranya dapat terkena air dan rusak. Kyoka hanya menginginkan sesuatu yang cepat, dan itu adalah salah satu hal yang membuat dirinya jadi sangat overthinking.

Dia menghempaskan dirinya lagi ke kasur setelah mengambil dan menerima panggilan telepon tersebut.

Tanpa melihat siapa yang memanggilnya kyoka meletakkan ponsel itu di telinga kanannya dan dengan malas mulai berbicara. " Siapa?" Ucapnya singkat.

Terdengar orang di sebrang panggilan tersebut menghela nafas kesal.

"Kyoka-san! Apakah kau tidak melihat siapa yang menelpon mu dulu? Apakah kau tidak meneliti nya? Astaga! Jika saja yang menelpon mu bukan aku, malah orang jahat bagaimana?"

Suara ini, suara yang sangat familiar. Mata kyoka seketika terbelalak senyuman lebar hadir di wajahnya yang senantiasa tertekuk.

Sudah sangat lama kyoka tidak mendengar suaranya. Gadis yang tengah berbicara dengan Kyoka ini sangatlah berarti dia mungkin berbicara dengan tatanan kata santun tidak seperti nya yang memakai Lo dan  gue, Sahabatnya ini lebih memilih kata aku dan kau. Gadis berkelas memang berbeda.

Salah TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang