Salah Target : 14

46 6 29
                                    


"Hmm... Hmm... HMM...." Hanya itu yang dapat Denki katakan. Suara frustasinya teredam oleh kain yang terlilit di mulut nya. Tidak hanya itu dia juga sulit untuk bernafas.

Katsuki memang psikopat bisa-bisanya dia terpikir untuk mengikat nya begini. Inilah efek kebanyakan nonton serial killer ber-genre romance jadi ngikutin dan ada ide dia 'kan.

Apakah Denki harus menggeliat kan tubuh seperti seorang gadis cantik? Jika dia melakukan itu sepertinya hidupnya akan jadi semakin pendek.

Oh tuhan, apakah engkau tidak mau membantu hamba mu yang gemoy, ini? Tidakkah engkau kasihan dengan Denki Kaminari, ini?

Denki berusaha berontak tapi badannya masih shut down karena baru bangun tidur. Dia harus menunggu selama tiga puluh menit lagi agar nyawanya terkumpul.

Namun waktu yang dia miliki untuk kabur ataupun mencari cara keluar dari genggaman tangan iblis yang ini tidak akan cukup.

Denki hanya bisa berpasrah. Tidak akan ada yang bisa membantu nya. Dia hanya bisa berserah pada Tuhan.

Suara benda di pukul cukup berhasil membuat Denki bergidik ngeri. Dia sangat takut dan cemas sekarang. Apa yang akan terjadi? Kenapa dia harus melewati semua ini?

Yup, dia memang harus melewati siksaan sekarang.

"Muka bego!" Panggil Katsuki membuat nya mau tak mau melihat kearah dimana siluet katsuki sedikit terlihat.

Suara Denki yang masih teredam oleh kain itu membuat nya tidak ingin menghabiskan tenaga untuk hal yang tak berguna. Baru kali ini dia merasa pintar.

Tidak biasanya Katsuki hanya memanggil namanya tanpa berteriak. Apakah dia sudah lelah? Ataukah dia tidak dalam masa menstruasi lagi?

Terdengar katsuki menghela nafas. "Gue capek..." Ucapnya.

Denki kembali bertanya pada dirinya. Apakah orang ini ingin curhat? Jika begitu denki harus mendengarkan dengan baik, bagaimanapun juga Katsuki sangat jarang curhat dengannya. Terkadang dia pasti akan berbagi kisah dengan Eijiro.

Namun Denki juga bersyukur karena walaupun sedikit Katsuki juga pernah menceritakan masalah nya dengan dirinya walaupun, ya... Denki tidak bisa menjawab ataupun memberi solusi yang bagus.

Katsuki tak lagi melanjutkan perkataannya, dia hanya berdiri di belakang bangku Denki. Dia tahu pria jabrik ini berada di belakangnya karena hawa berat yang terasa jika berada di dekat Katsuki, terasa di belakangnya.

Tangan Denki terasa di lepas dari tali yang mengikat nya, dan benar saja tali tersebut melonggar membiarkan tangannya untuk bebas.

Seperti biasanya, Katsuki memang tidak jelas. Salah satu kebiasaan buruk atau mungkin di saat seperti ini adalah kebiasaan yang baiknya yakni plin-plan.

Katsuki ini termasuk orang yang sangat mudah berpindah keinginan, terkadang dia mau yang ini dan terkadang lagi yang itu, hal ini juga menjadi faktor mengapa dia sering marah-marah, dan sangat emosian.

Denki masih tidak mau beranjak dari sana. Masih belum, dia tahu jika begini pasti Katsuki akan mulai sesi mencurahkan isi hati nya.

"Ngapain lo masih di sini? Pergi sana!" Dan ya, Katsuki pasti sedang banyak pikiran sekarang. Apa lagi yang manusia ini pikirkan?

"Ada masalah apa lo?"

Satu pertanyaan itu membuat Katsuki duduk di lantai di temani dengannya dan mulai bercerita tentang semua masalah yang pantas ia ceritakan ke Denki. Dalam artian Denki dapat memberikan solusinya, sepertinya Katsuki tahu tentang batas otaknya Denki.

Salah TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang